Chapter 38

900 137 73
                                    

Jan lupa vote dan comment 💞



"Apa benar sudah merasa lebih baik?"

"Iya sayang"

"Tapi tetap tidak boleh pergi bekerja dulu"

"Kenapa?" Alisnya meringkuk bingung "Aku kan sudah tidak sakit lagi" lanjutnya memberitahu istrinya yang masih keukeuh dengan larangannya untuk tidak pergi bekerja.

"Bagaimana kalau kembali sakit? Aku yakin di kantor kau tidak akan diam apalagi di dukung dengan masalah sekarang" khawatirnya jelas terlihat. Tetapi orang yang di khawatirkannya menganggap semua itu hal biasa hingga menyepelekannya.

"Tidak akan! Aku janji tidak akan kembali sakit" ungkapnya berjanji dengan mengangkat dua jari membentuk V sign.

Luhan menggeleng lemah, ia tetap pada pendiriannya. Tidak akan mengijinkan suaminya sampai beberapa hari ke depan.

"Luhanie, aku harus menyelesaikan ini sayang" mohonnya tiada menyerah membujuk sang istri tercinta.

"Suruh Ten dan Kasper yang melakukannya" Luhan berujar sambil berjalan ke arah pintu kamar. Ia hendak pergi ke dapur untuk mengambil makan malam untuk Sehun yang sudah di siapkan sebelumnya.

Sepeninggalan Luhan, Sehun meraih ponselnya. Tidak ada pilihan lain untuk menuruti semua perintah istrinya. Jika kali ini ia melakukannya, mungkin ia akan mendapatkan istrinya mendiaminya dan yang lebih parahnya mungkin Luhan tidak ingin lagi bersamanya.

Ini tidak berlebihan, justru wajar di saat ia sering mengabaikan protesan istrinya. Mungkin kali ini Luhan akan benar-benar mendiaminya karena terlalu jengah dengan ulahnya yang selalu mengabaikan protesannya.

"Ppa-Ppappa-Ppappa" satu dari dua bayi disana berceloteh mencoba menaiki paha Sehun.

"Papa?" Sehun memiringkan wajahnya menatap Yujie yang langsung ia dudukan di pahanya menghadap ke arahnya "Yujie mencoba memanggil Ayah, hm?" Ada kesenangan tercetak jelas di wajah Sehun. Ini pertama kalinya ia mendengar anak sulungnya berbicara yang Sehun artikan sebagai usaha Yujie untuk memanggilnya.

Matanya beralih pada si bungsu yang Luhan tidurkan di samping Sehun. Ia sibuk dengan jari jarinya seperti mempunyai dunianya sendiri. Sehun melihatnya dengan tersenyum dan mengusap kepala Ziyu dengan sayang.

"Kalian harus segera tidur. Ini sudah malam" ucap Sehun kepada anak-anaknya yang sama sekali tidak terlihat tanda tanda kalau mereka mengantuk.

Sehun mencoba menangkupkan Yujie di dadanya dan menepuk nepuk pantatnya. Berharap si sulung bisa merasakan kantuk yang berakhir tertidur. Tapi nyatanya Yujie justru menggeliat disana. Seperti tidak suka dengan cara Sehun yang memaksanya bersandar di dadanya.

"Belum mau tidur, hmm? Tapi ini sudah malam Noona" Sehun mencoba berkomunikasi dengan Yujie.

"Kau memanggilku?" Luhan masuk dengan nampan di tangannya, ia bertanya kepada suaminya.

Alis Sehun bertaut "Tidak! Kapan aku memanggilmu?"

"Barusan. Noona kau bilang" Sekarang ia sudah duduk di sisi ranjang di samping Ziyu.

"Aku memanggil Yujie, bukan kau!" Sehun menjawab dengan mencibir, mencoba melenyapkan sikap terlalu percaya diri dalam diri istrinya.

"Kau tidak pernah memanggilku Noona, padahal aku lebih tua darimu" Luhan mengaduk bubur yang akan Sehun makan. Ia menyodorkan satu sendok ke depan mulut suaminya dan Sehun menerimanya dengan senang hati.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang