Chapter 17

1.3K 147 47
                                    

Jan lupa vote dan comment 💞

°
°
°

Memandang langit-langit kamar dengan kepala yang bertumpu pada tangan kekar milik suaminya.

Luhan membayangkan sebuah adegan yang baru di lalui nya satu jam yang lalu. Kenapa ia harus repot-repot menggoda Sehun yang berakhir dirinya yang memimpin semua kegiatan panas mereka di pagi hari, atau biasa orang bilang morning sex.

"Aishh, kenapa aku terlihat begitu murahan" Racau Luhan dalam hati mencoba membuang semua reka adegan yang sangat mengganggunya.

"Kau kenapa, sayang?"

Kaget mendengar suara lelaki yang berada di sampingnya, Luhan tersenyum bodoh "Kau sudah bangun?" Setaunya sejak selesai dengan kegiatan panas mereka, suaminya menutup mata dan Luhan rasa ia tidur karena lelah, padahal ia yang memimpinnya. Payah.

"Aku tidak tidur. Hanya memejamkan mataku saja" jawab Sehun atas pertanyaan Luhan yang menganggapnya tertidur.

"Aku kira kau tidur"

"Dan ada apa denganmu sayang? kau terlihat gusar" tanya Sehun penasaran mendapati Luhan yang sejak tadi kepalanya tidak bisa diam diatas tangannya.

"Tidak ada" Luhan menjawab cepat, merasa malu jika terus mengingat kegiatan panas mereka. Apalagi yang bertanya adalah lawan mainnya, suaminya sendiri.

Luhan mengubah posisi dari terbaring menjadi menyamping menghadap Sehun "Mau kau tunda sampai kapan?"

"Apa?"

"Keberangkatanmu"

Sehun menepuk dahinya sendiri "Astaga aku lupa, Lu. Jam berapa sekarang?"

"Baru jam sepuluh"

"Jam sepuluh?" Tanya Sehun tidak percaya. Apakah mereka terlalu sebentar melakukannya karena Luhan yang memimpin? Seingatnya tadi ketika ia hendak pergi ke Busan jarum jam memunjukan pukul sembilan. Dan apa-apaan ini? Hanya satu jam mereka melakukannya?

"Emm, masih pagi. Mau berangkat hari ini atau besok?" Tanya Luhan memastikan.

Beralih fokus lagi kembali ke percakapannya dengan Luhan "Kau mau aku berangkat kapan?" Balik bertanya kepada istrinya yang langsung mengerutkan dahinya.

"Kenapa bertanya padaku? Itu terserahmu. Kalo mau sekarang antar dulu aku ke rumah Ibu"

"Kau mau menginap di rumah Ibu?" Tanya Sehun aneh mendengar permintaan istrinya. Luhan masih terlalu canggung untuk meminta bantuan kepada mertuanya sendiri.

"Ziyu Yujie di bawa Ibu sama Ayah pergi"

"Kapan mereka kesini?"

"Jangan pura-pura tidak tahu, kau kan yang menghubungi Ibu?" Tuduh Luhan menunjuk wajah suaminya yang jaraknya tidak jauh dengan wajahnya.

"Tidak. Aku hanya memberitahu Ibu kalo aku akan pergi ke Busan" acuhnya memberitahu Luhan. Takut maksud dari ucapannya di ketahui oleh sang istri.

"Dan Ibu terlalu peka untuk mengerti maksud dari ucapanmu" Selalu tepat jawaban dan dugaan Luhan dengan maksud tersembunyinya.

Sehun hanya menampilkan gigi-gigi nya yang rapi yang membuat matanya berbentuk bulan sabit, dan terkesan ia tersenyum bodoh "Memang itu tujuannya, hehe"

Memeluk tubuh suaminya erat dengan tanpa satu helai benangpun yang melekat di tubuh mereka "Lain kali jangan di ulangi. Aku bukan tidak senang. Kau tahu sendiri aku lebih suka melakukannya sendiri dan tidak mau merepotkan orang lain terlebih itu Ibu dan Ayah"

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang