Jan lupa vote dan comment ❤
°
°
°"Kurasa ini Kyungsoo yang menghubungiku menggunakan ponsel Kai" menunjukan layar ponselnya kepada Luhan. Memberitahu bagaimana penggunaan bahasa yang ia terima melalui pesan yang masuk.
"Kau benar, itu Kyungsoo. Aku bisa bernapas lega kalau begitu"
"Oh sialan!" Umpat Sehun tiba-tiba mengagetkan Luhan yang baru saja mengucap syukur atas keberadaan anak-anaknya di tangan yang tepat.
"Sehun-ah. Kau mengumpatiku?" Tanyanya dengan melepas pelukannya dari tubuh Sehun. Dan sedikit menjauh setelah mendengar Sehun yang tiba-tiba mengumpat cukup keras. Juga di sertai mata yang menatap tajam tapi bukan kesan menyeramkan yang tersampai, justru kesan menggemaskan hingga mengundang tawa dari Sehun.
"Bukan padamu sayang" ujarnya menarik kembali Luhan dalam rengkuhan hangatnya sembari mengecup pucuk kepala Luhan.
"Ten baru saja mengirimiku rekaman cctv kalau Jisoo tidak bersalah. Tapi aku begitu yakin kalau dia pelakunya"
"Ku kira kau mengumpatiku"
"Sayang, jujur padaku. Kenapa akhir-akhir ini kau begitu sensitif?"
"Benarkah? Aku rasa tidak"
"Kau iya sayang. Apa karena aku selalu pulang larut?"
"Kalau aku jawab iya, apa kau tidak akan melakukannya lagi?"
"Hanya sampai proyeknya benar-benar bisa aku serahkan kepada Ten" memberi pengertian pada istrinya yang akhir-akhir ini sering merengek.
"Memangnya sudah berapa persen?"
"50 persen?"
"Kalau begitu ijinkan aku untuk mengunjungi orangtuaku di China. Demi Tuhan aku bosan Sehun-ah. Aku seperti single parent kalau kau terus seperti ini"
Sehun menanggapi keluhan istrinya dengan kekehan "Bertahan sedikit lagi, mau ya?"
Luhan membuang nafas dan hanya mengangguk atas permohonan suaminya. Matanya menatap jelaga hitam yang terlihat lelah, terlihat jelas dari kantung mata yang mulai menyebar dan juga air muka yang terlihat tidak segar.
"Maafkan aku karena membuatmu kerepotan dengan si kembar" ucapnya tulus dengan mengecup dahi Luhan yang masih bertahan berdongak demi tidak melepas tatapan.
"Bukan itu. Aku hanya ingin kau ikut andil menyaksikan tumbuh kembang si kembar" matanya kini beralih pada dada di depan wajahnya dengan jari jarinya yang menari disana, menggoreskan setiap sentuhan dengan pola abstrak.
"Aku selalu mengawasi kalian. Aku selalu tahu sesuatu baru yang di lakukan si kembar. Hanya saja kita tidak melakukannya bersama" ucapnya lirih di akhir kalimat. Merasa menyesal karena tidak membersamai Luhan di sisinya "Tapi aku selalu ada untuk kalian" lanjutnya kemudian.
Luhan tersenyum mengangguk. Ia juga tahu tentang hal itu. Tidak mungkin Sehun membiarkan dirinya dan juga si kembar lepas dari pengawasannya.
Keduanya terdiam saling memeluk erat, terlarut pada suasana manis dan hangat hingga tanpa sadar jika keduanya sudah terlelap karena lelah. Mereka sama-sama lelah dengan kegiatan mereka masing-masing yang selalu menyita waktu istirahat, di tambah lelah karena kegiatan yang baru saja mereka lakukan yang mungkin akan menjadi terisinya kembali energi yang akhir-akhir ini terkuras habis.
※ ※ ※
Jingga kini sudah mulai merajai langit, dan tidak lama malam pun akan berjaga untuk menggantikannya. Begitu singkat memang sang jingga menampakan keberadaannya hingga begitu di damba banyak kaum manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔
Fiksi PenggemarSebuah cerita yang tersaji hanya tentang romansa hunhan dan keluarganya. Masalah kecil hanya sebagai pemanis :D -- Sebuah kesempurnaan ketika kau mencintai dan dicintai dengan tulus tanpa putus. Karna cinta yang tulus tidak akan memikirkan banyak al...