Chapter 23

1K 161 52
                                    

Jan lupa vote dan coment 💞

°
°
°

Lama berdiam diri di dapur setelah memutuskan untuk membasahi tenggorokannya dengan air. Luhan terlihat seperti melamun, memikirkan sesuatu yang mengusik hatinya.

Tugas seorang istri adalah melayani suaminya. Luhan tahu itu. Tapi saat ini keadaan hatinya sedang tidak baik. Dan itu ulah suaminya.

Bolehkan Luhan egois?

Menuntut penjelasan yang masuk akal menurutnya agar ia bisa menerima tindakan Sehun kepadanya selama di Busan.

Mungkin ini bisa di anggap sepele oleh kebanyakan orang. Tapi tidak untuk Luhan yang selalu menceritakan kejadian sekecil apapun kepada Sehun. Dan Sehun selalu menanggapinya.

Seperti sudah menjadi sebuah kebiasaan untuk Luhan. Dan membuat pengabaian yang di lakukan Sehun bukan main-main untuknya.

Hah

"Mari kita jinakan dulu serigala yang sedang merajuk"

※ ※ ※

"Hun-ah~"

"Kau tidur?"

"Sehun-ah~"

Tidak ada jawaban sama sekali. Luhan mendekati ranjang berniat melihat suaminya apakah sudah tidur atau belum.

Luhan ikut memasukan dirinya ke dalam selimut yang sejak tadi menutupi tubuh suaminya.

Membuka bagian yang menutupi tubuh  suaminya, Luhan berujar "Sehun-ah" dengan tangan mengusap kepala Sehun yang sepertinya sengaja di sembunyikan.

"Hmm"

"Kau tidur?"

"Emm, aku ngantuk"

"Bohong" cibir Luhan atas perkataan suaminya yang mengatakan kalau dirinya mengantuk.

"Sini. Geser tubuhmu ke atas. Akan aku peluk sampai kau tidur kalau benar kau mengantuk" menepuk bagian atas dekat kepala Sehun yang kosong.

Sehun bergeser perlahan yang membuat Luhan terkekeh melihat kelakuan Ayah dua anak itu. Bergeser dengan cara menggeliat terlihat seperti ulat bulu yang kelebihan berat badan.

Tidak berniat mensejajarkan tubuhnya dengan sang istri. Sehun justru berhenti tepat kepalanya sejajar dengan payudara Luhan. Dan memeluk pinggang istrinya malu-malu.

"Aku yang akan memelukmu. Tapi kenapa ini tanganmu sudah lebih dulu memelukku?" Berusaha menyingkirkan tangan kekar suaminya yang semakin erat memeluk pinggangnya.

"Dan apa-apaan ini. Kenapa kepalamu kau simpan tepat di depan payudaraku?" Lagi. Luhan menonyor dengan jari telunjuknya berusaha menjauhkan kepala suaminya yang semakin menekan payudaranya.

"Lu~" rengek Sehun setelah mendapat perlakuan dari istrinya yang menyuruhnya sedikit menjauh.

"Geurae. Geurae. Sini bayi besarnya Bunda" Luhan balas memeluk Sehun yang merengek seperti anak kecil. Tindakannya tidak lain hanya untuk menggoda suaminya dan seperti yang ia katakan menjinakan serigala yang sedang merajuk.

"Boleh?" Menengadahkan kepala untuk meminta persetujuan Luhan.

"Apanya yang boleh?" Sarkas Luhan menantang.

"Ini" tunjuknya tepat pada payudara Luhan dengan wajah memohon.

Hah

"Hanya payudara sampai kau tidur. Demi Tuhan kau butuh istirahat Sehun" Luhan memperingati suaminya agar tidak terlalu jauh bermain.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang