Di depan mereka ada bangunan yang belum selesai, ada beberapa pekerja juga yang terlihat berlalu lalang dengan pakaian kotor.
"Ini apa, Sehunie?" Luhan menatap bangunan di depannya menengadah, karena tinggi dari bangunannya bisa di bilang akan ada 2 lantai jika di lihat oleh mata telanjang.
"Kita masuk" menggandeng tangan istrinya yang masih melihat sekeliling.
Mereka masuk dengan hati-hati karena lantainya masih berantakan.
"Di depan sini, aku berencana akan memasang beberapa mannequin untuk beberapa rancangan dress, gaun pengantin atau bisa tuxedo yang kau rancang sendiri" Sehun terlihat menarik Luhan ke bagian belakang "Kemudian di bagian paling belakang sini akan aku taruh meja kasir dengan beberapa hiasan yang bisa kau tata dengan suka hati" lagi. Sehun menarik istrinya ke arah tangga "Dan yang paling akan kau sukai bangunan ini akan memiliki 2 lantai sayang" ucapnya dengan antusias. Ia membawa Luhan untuk menaiki tangga yang sudah kokoh tetapi belum selesai dengan lapisan luarnya.
Di lantai 2 yang mereka pijaki sekarang ada beberapa ruangan yang sudah di beri pintu. Sehun lagi-lagi membawa istrinya untuk memasuki satu ruangan yang terlihat sangat luas, ada penghalang kaca yang sangat besar disana "Ini ruangan khusus untuk dirimu sendiri juga tempat bermain anak-anak yang bisa kau pantau dengan leluasa. Akan aku taruh lemari dan beberapa box untuk mainan dan baju anak-anak juga" Sehun berbalik menatap Luhan "Bagaimana menurutmu, Lu?"
Luhan terlihat masih kebingungan dengan ucapan suaminya "I-ini untuk apa?" Tanyanya tergagap. Luhan tidak mau terlalu percaya diri kalau ini adalah apa yang ia inginkan dan sesuatu yang pernah Sehun janjikan.
"Butik" jawabnya yang kini beralih menatap sekeliling, meneliti setiap inci bangunan apakah di kerjakan dengan baik atau justru sebaliknya yang akan mencelakai istri dan anak-anaknya nanti.
Sehun kembali membawa Luhan berjalan, mengajak sang istri untuk mengecek sendiri dan apakah ia menyukainya.
"Tunggu dulu!" Luhan menahan tangan suaminya untuk berhenti "m-maksudmu ini untukku?" Bertanya dengan wajah tidak percaya setelah Sehun menatapnya.
"Iya sayang, Luhanie" jawaban Sehun begitu lembut dan enak di dengar.
"Kau tidak bohong kan? Ini benar untukku?" Mencari sebuah kejelasan dari apa yang Sehun ucapkan, ia masih tidak percaya.
Mendengar Sehun tersenyum menunduk, ia mengelus tangan Luhan "maaf karena membutuhkan waktu begitu lama" kini matanya menatap sang istri dengan sendu.
Luhan memeluk Sehun, menggeleng di pelukan suaminya "Tidak! Aku yang minta maaf karena menuduhmu yang tidak-tidak. Padahal kau sudah berusaha untuk mewujudkannya"
"Apa kau suka?"
Melepas pelukannya dan mengangguk ribuk dengan senyumam cerahnya "Aku suka. Kau sudah mempersiapkannya begitu detail sampai anak-anak memiliki tempat bermain disini"
"Sebenarnya aku tidak berniat menunjukannya hari ini. Tapi karena kau menuduhku mengikat janji dengan wanita lain. Terpaksa aku harus membuatmu tahu kalau aku sedang membangunnya" Sehun cemberut menjelaskannya karena ini di luar rencananya.
Tersenyum dengan mengelus rahang suaminya setelah mendengar penuturannya "Aku minta maaf karena sudah merusak rencanamu. Tapi Hun-ah, dengan begini aku juga bisa memantau pembangunannya"
"Siapa bilang? Tidak! Kau tidak boleh. Aku yang akan memantaunya sampai selesai. Disini berbahaya apalagi kalau kau membawa anak-anak" tegas Sehun melarang Luhan melakukannya.
"Jadi tidak boleh?"
Sehun mengangguk "aku akan membiarkanmu melihatnya kembali setelah selesai, ketika semuanya tinggal mengatur posisi dan memilih furniture yang kau inginkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔
Fiksi PenggemarSebuah cerita yang tersaji hanya tentang romansa hunhan dan keluarganya. Masalah kecil hanya sebagai pemanis :D -- Sebuah kesempurnaan ketika kau mencintai dan dicintai dengan tulus tanpa putus. Karna cinta yang tulus tidak akan memikirkan banyak al...