Chapter 33

947 141 51
                                    

Jan lupa vote dan comment 💞

°
°
°

Setelah permasalahannya dengan Sehun selesai karena sebuah kesalahfahaman. Mereka membaringkan tubuh mereka di ranjang besar yang ada di kamar mereka.

Saling memeluk satu sama lain, menyalurkan kehangatan juga rasa cinta. Memberitahu masing-masing bahwa cinta yang tumbuh diantara mereka begitu besar dan begitu kentara terasa.

Luhan bisa mengambil pelajaran dari tindakannya yang menghakimi suaminya tanpa mengetahui kebenarannya.

Tapi, bukankah memang begitu seharusnya? Mencari tahu terlebih dahulu sebuah kebenaran agar ia tidak salah langkah mengambil keputusan.

Rasa cemburu di dalam hatinya setelah mendengar rentetan manja seorang wanita yang di tujukan untuk suaminya memang tidak mudah untuk ia tepis.

Dan berakhir dengan tidak ia sadari telah menghakimi suaminya dengan cara mendiami, yang Sehun yakini 'menghindari' dirinya. Padahal satu kebenaranpun belum Luhan ketahui.

Bersyukurlah Sehun tidak diam saja menanggapi perlakuan Luhan kepadanya. Hingga ia terus memutar otaknya mencari sumber dari masalah yang tengah terjadi.

Sampai tidak sengaja ia menemukan nomor asing di daftar panggilan masuk di ponselnya dan segera menanyakannya kepada Ten, sang sekretaris.

Tidak di duga, ternyata roomate Ten yaitu Kasper; pengawal pribadi Luhan, sedang menyelidiki hal serupa.

Dan beginilah akhirnya. Apa yang di gali oleh Kasper dengan mudah Ten dapatkan tanpa perlu repot ia mencari tahu sendiri. Hanya menambah sedikit infomasi yang ia ketahui dan tidak butuh waktu lama untuk ia menyadari semuanya. Bahwa Luhan; istri dari sang Bos tengah di landa kegundahan hanya karena satu nomor asing yang masuk ke ponsel suaminya.

"Kau mengenal Jisoo?" Tanya Luhan memecah keheningan diantara mereka.

"Secara keseluruhan tidak. Hanya tahu kalau wanita itu menjalin kerjasama dengan perusahan" tuturnya memperjelas bahwa tidak ada kedekatan sama sekali dengan wanita yang Luhan maksud.

"Bagaimana mungkin kau tidak mengetahui orang yang menjalin kerjasama dengan perusahan? Bukankah kau harus tahu betul bagaimana orang itu sebelum kau menyetujuinya?" Tidak mau meninggalkan satu kecurigaanpun kepada suaminya. Hingga ia memberi rentetan pertanyaan kepada suaminya.

"Ya, kau benar sayang. Tapi dia hanya utusan dari perusahan yang menjalin kerjasama dengan perusahaanku. Jadi aku menyuruh Ten mengambil alih pertemuan. Mungkin hanya sekali aku melihatnya ketika dia mendampingi Tuan Kim" gesturnya berusaha mengingat kapan tepatnya mereka bertemu.

Luhan membuang nafas lega. Bersyukur apa yang sedari tadi bersarang di otaknya tidak benar adanya.

"Kata Ten, kau mengenalnya. Apa benar?" Kini giliran Sehun yang beralih menanyai Luhan.

"Hmm. Hanya mengenalnya ketika di SHS dulu"

"Dia bersekolah di China?"

"Hmm. Sebagai siswi pindahan dari Korea"

"Oh jadi begitu" ucap Sehun mengerti. Kembali memeluk Luhan erat ketika sebelumnya melonggar karena obrolan mereka.

"Aku ingin tahu, apa yang dia katakan padamu?" Ucap Sehun melanjutkan menanyai Luhan menyelesaikan rasa penasarannya tanpa melepas pelukannya, membiarkan wajah Luhan terbenam di dada bidangnya.

"Lepas dulu! Aku sesak" jawab Luhan sedikit mendorong dada Sehun dan memicing matanya menatap Sehun setelahnya.

Sehun yang mendapat tatapan tajam Luhan hanya terkekeh melihatnya. Jelas saja tidak ada jawaban dari istrinya. Ternyata istrinya kesulitan mengeluarkan suaranya karena pelukan eratnya yang enggan di lepas olehnya.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang