Chapter 10

1.5K 161 19
                                    

"Sayang sudah siap?" Teriak Sehun kepada istrinya yang tak kunjung keluar dari kamar.

Tapi tidak ada jawaban untuk teriakannya menanyai sang istri.

"Lu~ sayang~"

Masih belum ada jawaban.

Akhirnya Sehun memutuskan untuk menghampiri kamar dimana Luhan berada. Tidak perlu menaiki tangga karna sedari awal kehamilan Luhan, mereka sudah menghuni kamar yang berada di lantai bawah.

Agar Luhan tidak kelelahan.

Cklek

Membuka pintu lebar-lebar untuk mencari Luhan. Tapi yang di cari justru masih duduk di depan meja rias. Sehun berjalan menghampiri.

Sebelum Sehun sampai, Luhan memutar kepalanya untuk melihat suaminya. Matanya begitu terlihat merah dengan bulir bening yang terus saja keluar.

Sehun yang melihat Luhan dengan keadaan yang selalu membuatnya khawatir berlari mendekat.

"Sakit~" adunya kepada Sehun yang sudah berjongkok di depannya.

"Mana yang sakit sayang?" Selalu. Sehun selalu dibuat khawatir jika Luhan menangis. Ia menghapus air mata Luhan yang tidak berhenti keluar.

"Perutnya sakit~" masih dengan isak tangis Luhan mengadu pada Sehun. Satu tangannya meremas bahu Sehun kuat.

"Sudah lama?"

Luhan hanya mengangguk menjawab pertanyaan suaminya.

"Kenapa tidak memanggilku?"

"Sudah~ Tapi mungkin kau tidak mendengarnya"

"Kenapa tidak berteriak saja?" Bertanya dengan nada sedikit meninggi karena khawatir dengan keadaan istrinya.

Tapi lain dengan Luhan yang menangkap nada tinggi Sehun. Ia segera menjauhkan tangannya yang neremas bahu Sehun tadi. Laju air matanya semakin deras. Disaat seperti ini kenapa masih sempat memarahinya.

Tidak tahukah Sehun sesakit apa?

Sehun tidak memperdulikan Luhan yang menjauhkan tangannya juga air mata Luhan. Ia segera membopong tubuh Luhan.

Menyelipkan satu tangan di belakang leher Luhan dan satunya lagi ia selipkan di belakang lutut Luhan.

Sehun berteriak kesetanan memanggil supir pribadinya. Dan menyuruhnya untuk segera menyiapkan mobil juga mengantar ia dan istrinya ke rumah sakit.

Selama didalam mobil Sehun terus meracau menenangkan istrinya yang terus mengatakan sakit dan sesekali membentak supir pribadinya untuk melajukan mobilnya kencang karena tidak kuasa melihat Luhan yang kesakitan.

"Sebentar lagi sampai sayang. Sebentar lagi" ucap Sehun panik kepada Luhan dan terus saja mengelus perut besar Luhan "Sebentar sayang, kasian Bunda kesakitan. Sebentar lagi sampai" kali ini ia menenangkan bayi yang berada di perut Luhan. Mencoba bernegosiasi kalau saja memang Luhan akan melahirkan.

Awal tujuan mereka pagi ini memang rumah sakit. Hanya saja untuk check up seperti apa yang Wendy katakan dua minggu sebelumnya. Tapi ternyata kini alasannya sudah berbeda sepertinya.

Dan kebetulan orangtua mereka yang sempat Sehun suruh menginap dengan alasan menemani Luhan karena ia akan pergi, tidak ada di rumah.

Mereka memilih pulang karena Sehun tidak jadi pergi dan mereka rasa tanggal persalinan Luhan masih lama.

Setelah sampai di rumah sakit, kedatangan mereka sudah di tunggu oleh para suster dan tentu saja dokter yang menangani Luhan selama kehamilannya, Wendy.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang