Chapter 42

702 119 52
                                    

Sehun masuk setelah dua penjaga membukakan pintu di depannya. Ia berjalan dengan satu tangan di saku celananya.

Tidak ada yang bisa melihat bagaimana wajahnya. Itu terlihat seperti ia akan menguliti seseorang dengan aura hitam di sekitarnya.

Ia duduk di kursi yang sudah di sediakan, menatap mengejek wanita dengan baju yang terlihat lusuh dan compang - camping. Tidak terlihat berkelas sama sekali.

"Bagaimana rasanya? Apakah itu menyenangkan?"

Wanita itu mendongak dengan lesu, tidak ada kekuatan dalam tubuhnya. Wajahnya menunjukan kalau ia tidak baik - baik saja. Tapi apa peduli Sehun. Ia sama sekali tidak memiliki belas kasih untuknya.

"Kau pikir ini menyenangkan? Hah?" Wanita itu marah dengan pertanyaan Sehun. Matanya menatap tajam Sehun yang duduk angkuh di kursi dengan setelan mahal. Tangan dan kakinya di ikat sehingga ia tidak bisa berbuat banyak untuk membalas.

Sehun menarik satu sudut bibirnya ke atas "Tapi kenapa untukku ini menyenangkan? Harusnya kau juga bersenang-senang" sangat jelas nada mencemooh dalam ucapannya.

Ia melangkah untuk berjongkok di depan wanita ini dan mencengkram rahangnya dengan kuat "Aku tidak tahu siapa yang kau tuju. Apakah itu aku atau Luhan. Jika itu untuk membuatku berpaling kepadamu maka kau salah sasaran, aku tidak semudah itu untuk menjauh dari istriku. Dan jika itu untuk menjatuhkan Luhan maka kau juga salah, karena Luhan bukan wanita lemah atau wanita yang mudah kau jatuhkan hanya dengan kau membuatku berpaling. Yang benar adalah--" Sehun menjeda sebelum melanjutkan, ia menekannya lebih kuat "--menghancurkan dirimu sendiri, Jisoo."

Sehun melempar wajah itu cukup keras dari cengkramannya, kemudian ia berdiri menerima sebuah kain kecil dari Ten untuk membersihkan tangannya.

"Atau kau ingin perusahaan Ayahmu menghilang? Dan membuat keluargamu luntang-lantung di jalanan? Sebenarnya cukup mudah aku melakukannya, tidak perlu waktu lama. Bahkan tidak perlu dengan usaha sia - sia mu" Sehun kembali duduk di kursinya dan kembali menyerahkan kain kecil itu kepada Ten.

Mendengar apa yang Sehun katakan, Jisoo membulatkan matanya. Bukan ini yang ia inginkan, ia hanya ingin membalas Luhan atas apa yang telah ia lakukan dulu kepadanya, membuat kekasih nya berpaling darinya.

Ada gelengan dengan air mata di pipi Jisoo "Aku mohon jangan lakukan itu kepada keluargaku, Ayahku sudah susah payah membangunnya" tangisannya tidak menutupi penyesalannya.

"Lalu kenapa kau melakukannya? Apakah kau tidak memikirkan resiko yang akan kau dapatkan sebelum kau menginjakan kakimu di perusahanku? Atau ketika kau menyusun rencana itu? Bodoh. Ku peringatkan! Jika kejadian ini terulang kembali atau kau berani menyentuh keluargaku, aku tidak akan segan - segan membunuhmu, dan melenyapkan perusahaan Ayahmu"

Sehun berdiri, ia berjalan keluar meninggalkan Jisoo yang terisak dengan tangan dan kakinya yang di ikat.

Sehun melakukan hal yang sama kepada Jisoo, ia memberikan obat perangsang dalam minuman Jisoo. Dan kalian bisa tahu apa yang terjadi, ia kepanasan sendirian tanpa ada seorangpun. Menyiksanya seperti itu sudah cukup untuk Sehun memberitahunya rasa sakit akan nafsu yang tidak tersalurkan. Tapi beruntungnya ia memiliki istri yang siap memuaskannya kapan saja dan mengerti dirinya kalau saja kejadian seperti ini bisa saja terjadi kapan saja.

"Bebaskan dia!" Perintah Sehun ketika melewati dua penjaga di depan pintu.

Ia berlalu dengan Ten yang masih setia berjalan mengikutinya di belakang, dan kemudian ponsel di dalam saku jas nya berdering membuat Sehun berhenti sejenak untuk mengambilnya dan menerima panggilan setelah melihat nama si penelepon "Halo?"

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang