Chapter 19

1.2K 157 26
                                    

Jan lupa Vote dan Comment 😘

°
°
°

Mendengar samar ada suara di sekitarnya. Luhan membuka kelopak matanya yang tertutup tidak sengaja. Ia ketiduran.

Sedari awal dari masuknya ia ke kamar Sehun di rumah mertuanya. Ia sudah mendapati si tampan Ziyu sedang bermain sendiri menimbulkan suara-suara yang tidak akan pernah di mengerti oleh orang dewasa bahkan Ibunya sekalipun.

Payudaranya masih menyembul keluar dengan Ziyu masih mengemut putingnya dengan mata tertutup.

Masih belum mendapatkan fokus untuk tahu siapa, ia mengucek matanya perlahan.

"Maaf mengganggu tidur mu sayang" sesal Sehun setelah istrinya sudah membuka mata sepenuhnya.

"Kau ternyata. Ku kira siapa" jawabnya lirih karena masih berusaha mengumpulkan tenaganya.

"Tidak. Apa aku tidur lama?" Luhan bertanya ingin tahu sembari berusaha melepas puting payudaranya dari mulut Ziyu dan memasukannya kembali ke dalam bra.

"Sepertinya begitu. Kau lelah sayang?" matanya tak lepas dari menatap Luhan yang masih terlihat lemas dengan kepala bertumpu di tangannya sendiri.

Hanya senyuman yang Luhan tampilkan. Entah jawaban iya atau tidak maksud dari senyumannya, tapi mampu membuat Sehun tidak membahas lebih jauh.

"Singkirkan tanganmu, Lu. Ia akan kesemutan kalau terus kau gunakan untuk menahan kepalamu" titah Sehun khawatir.

Luhan hanya menurut dan benar saja tangannya kesemutan dan terasa nyeri.

Ia menatap Sehun untuk memberitahu lewat ekspresinya.

"Sehun~ sakit" rengeknya menyodorkan tangannya ke arah Sehun.

Dengan sigap Sehun bangun dari acara berbaringnya. Meraih tangan Luhan untuk ia pijat lembut merilekskan kembali otot-otonya.

"Kau sudah dari tadi disini?"

"Aku hanya berbincang sebentar dengan Ibu dan setelahnya menyusulmu tidak lama. Setelah masuk aku melihatmu tertidur bersama Ziyu. Tadinya aku mau bilang padamu kalau aku mau berangkat. Tapi si cantik sedang bermain sendiri. Dan tidak tega membiarkannya terjaga sendiri" jelas Sehun panjang lebar.

Luhan menengok ke arah samping tepat di samping Ziyu, ternyata benar si cantik Yujie terjaga dan sedang memainkan tangan-tangan mungilnya "Halo sayang. Maafkan Bunda ya. Bunda tidak sengaja tertidur" sesal Luhan karna tidak menemani si sulung bermain.

"Kau juga jadi tidak berangkat tepat waktu. Maaf ya sayang" ucapnya lagi menyesal. Kali ini ia meminta maaf kepada suaminya yang masih memijat tangannya yang terasa nyeri tadi.

"Tidak apa-apa. Harusnya aku yang minta maaf karena pergi di waktu yang tidak tepat" kali ini justru Sehun yang berbalik meminta maaf kepada Luhan karena tidak melihat situasi yang terjadi sekarang. Kalau istrinya masih kelimpungan mengatur jadwal istirahatnya.

"Aku sudah menghubungi Bibi Han untuk kembali berkerja dan memutus cuti libur semua maid di rumah. Kemungkinan mereka akan tiba besok. Jadi kau cukup fokus pada si kembar, tidak dengan pekerjaan rumah dan gunakan waktu tidurmu dengan baik. Kalau si kembar tidur. Kau juga harus tidur" cerocos Sehun tiada hentinya memberitahu Luhan.

Bukan kesal mendapat ocehan dari suaminya. Luhan justru senang dan menampilkan senyum cerahnya karena banyak perhatian yang ia dapat dari Sehun. Sehun sedang berusaha menjaga keluarganya sebelum pergi.

※ ※ ※

Sangat segar terlihat wanita dewasa cantik keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan aroma lembut semanis madu yang masuk lewat indra penciumannya.

Terlentang santai di ranjang dengan sebuah ponsel di tangannya dan dengan bayi perempuan di sampingnya yang masih terjaga.

Menghirup dalam-dalam untuk ia simpan aroma yang selalu membuatnya candu setiap kali istrinya selesai membersihkan diri.

"Apa yang sedang kau lihat? Sampai membuat Yujie tidak bergeming" berjalan menghampiri dengan sebuah kekehan di akhir kalimatnya.

Kontak matanya terlepas dari melihat istrinya setelah istrinya bertanya dan terlihat menghampirinya. Ia pikir Yujie tertidur karena tidak ada suara yang di timbulkannya. Tapi ternyata anaknya sedang fokus dengan video yang terputar di ponselnya.

Sehun hanya membalikan ponselnya untuk menunjukannya kepada Luhan.

Jawaban Luhan menunjukan tidak suka, terlihat dari ia yang memutar bola matanya malas "Hewan menjijikan itu lagi" ucapnya malas.

"Mereka lucu, Lu. Lihat sampai Yujie tidak mengedipkan matanya" jawab Sehun terkekeh dan mengarahkan pandangannya ke arah Yujie yang masih betah melihat tontonan kartun kesukaannya. Larva.

Tidak ikut bergabung untuk melihat kartun kesukaan suaminya, yang mungkin akan di sukai juga oleh anak perempuannya. Luhan berbalik arah setelah tau isi dari video yang Yujie tonton untuk menuju wardrobe yang masih tertinggal beberapa baju miliknya di dalamnya.

"Aku akan tetap berangkat hari ini, Lu" celetuk Sehun mengalihkan pembicaraan ke arah yang lebih serius.

Luhan menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat suaminya yang sedang berbicara kepadanya "Ini sudah hampir sore, sayang. Kenapa tidak tunggu besok saja?" Timpal Luhan beralih menanyai suaminya.

"Kai menghubungiku. Katanya ingin ikut bersamaku ke Busan. Jadi kita bisa bergantian menyetir. Kau tidak usah khawatir sayang"

"Ada urusan apa ia ke Busan?" Tanya Luhan menimpali suaminya yang memberitahu kalau ia tidak sendiri.

"Mana ku tahu" acuhnya mengedikan bahu dengan tangan masih bertahan memegang ponsel yang menyuguhkan video terputar yang sedang di nikmati Yujie.

Setelah selesai mengganti jubah mandinya dengan dress santai khas ibu rumah tangga, Luhan kembali menghampiri ranjang yang di tempati si kembar dan juga suaminya.

Sebelum duduk di sisi ranjang, Luhan mengambil paksa Yujie yang masih betah menikmati video kartun kesukaan ayahnya "Jangan biarkan Yujie terbiasa dengan ponsel. Harusnya kau yang mengajaknya bermain bukan malah kau sodorkan benda pipih itu"

"Hanya sesekali, Lu" belanya untuk diri sendiri.

"Gunakan waktumu bersama mereka agar mereka mengenal siapa Ayah mereka" saran Luhan menepis pembelaan suaminya.

Mengacuhkan suaminya. Luhan menyembulkan payudaranya yang lain, yang belum terjamah Ziyu bahkan suaminya untuk memberi asupan ASI nya kepada Yujie yang langsung mengemut puting payudaranya.

Yujie haus tapi tidak menangis. Sangat berbeda dengan Ziyu. Dalam keadaan ternyamanpun seperti tidur atau ada sesuatu yang berhasil mengambil alih fokusnya, Ziyu tetap akan menangis ketika ia haus.

"Tidur ya sayang. Bunda mau menyiapkan makan malam untuk Kakek Nenek juga Ayah" Luhan berbicara sembari menatap Yujie yang tergesa mengemut puting payudaranya.

Sedangkan lelaki dewasa nan tampan yang sudah berada di belakang Luhan sedang tersenyum jahil karena melihat leher jenjang dan bahu putih mulus istrinya yang terekspos dengan sombong nya.

"Jangan macam-macam Sehun. Aku takut khilaf. Ini masih di rumah mertuaku" Luhan berbicara sembari matanya melirik ke arah suaminya yang sudah menempelkan hidungnya di bahu telanjangnya. Tapi kekehannya tidak bisa menyembunyikan bagaimana perilaku liarnya terbayang.

"Rumah mertuamu adalah rumah orangtuaku" ucap Sehun mengingatkan istrinya.

Sehun tahu libido istrinya akan sangat meningkat jika ia akan pergi meninggalkan lewat dari dua hari. Pun sama dengan dirinya. Luhan sedang menahan untuk tidak melakukannya di rumah mertuanya dan di depan anak-anaknya. Setidaknya ia bisa menahan jika tidak ada yang memulai.

°
°
°

Telat banget kan yaa?
Maap ya sayang sayangku 😘

Maap atas segala ketypoanku 🙏

Happy and Enjoy Reading ❤

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang