Keesokan Harinya
Kepala Ricky terasa pusing tapi dia harus tetap kuat untuk sekolah.
"Sarapan dulu Ric."ucap Fenly
"Makasih Fen."ucap Ricky
"Hari ini lo dirumah sendiri?"tanya Fenly
"Iya mama gua lagi keluar kota."jawab Ricky
"Oh gitu, yaudah nanti malam gua kerumah lo."ucap Fenly
Jam istirahat tiba Jihan dan teman temannya pergi menuju kantin.
"Bu pesan kayak biasa ya."ucap Jihan
"Siap neng."
Fiki dan teman temannya baru saja memasuki kantin, semua cewek pun terpesona dengan ketampanan mereka.
"Farhan kalau diliat liat cakep juga ya."ucap Talitha
"Lo lagi ngomongin Farhan?"tanya Cutna
"Iyalah Cutna, masa gua ngomongin Shandy. Ih ngapain banget gua ngomongin dia."jawab Talitha
Cutna meminum minuman yang dipesan oleh Jihan.
"Kira kira si Farhan udah punya pacar belum ya?"Cutna pun tersedak setelah mendengar perkataan Talitha
"Lo kenapa?"tanya Talitha
"Lo baik baik aja kan?"tanya Jihan
"Iya gua nggak apa apa kok."jawab Cutna
Setelah dari kantin Jihan berjalan menuju kelasnya, ketika di lorong dia menemukan sebuah kantong plastik dia pun mengambilnya.
"Ini siapa ya yang buang sampah disini."Jihan membukanya lalu dia melihat isi di dalamnya
Jihan mengeluarkan sebuah boneka dari plastik tersebut, Jihan sangat terkejut melihat sebuah boneka yang ditusuk dengan pisau berlumuran darah, dia pun membuangnya karena ketakutan.
"Apa itu seram banget."Jihan pun pergi meninggalkannya
Dari kejauhan ada seseorang yang tersenyum licik.
Marsya pergi menuju toilet dan Jihan melakukan hal yang sama dengan Marsya.
"Harus banget ya gua ketemu lo."ucap Marsya
"Emangnya ini toilet punya nenek moyang lo."Jihan memasuki satu ruangan toilet dan Marsya juga melakukannya
Di dalam toilet tersebut cuma ada mereka berdua.
Setelah selesai mereka pun keluar dan ingin mencuci tangan. Jihan dan Marsya melihat ke arah kaca toilet mereka pun terkejut.
Di kaca tersebut tertulis "pembunuh" dengan tinta merah, Jihan dan Marsya memutuskan untuk mundur lalu lampu kamar mandi tiba tiba saja mati.
"Aaaaa."Jihan dan Marsya saling berpelukan, mereka sangat ketakutan
"Kenapa lampunya mati Jihan."
"Ya mana gua tau, emang lo pikir gua tukang listrik disekolah ini."
"Gua takut."
"Sama."
Mereka melihat ke arah pintu keluar toilet.
"Jih hitungan ke 3 kita lari keluar ya."
"Iya Sya."
1
2
3
Mereka pun berlari meninggalkan toilet, Jihan dan Marsya berlari menuju kelasnya.Mereka tidak sengaja menabrak Naren dan Fiki yang sedang berjalan.
Jihan dan Marsya ingin terjatuh, dengan cepat Naren menahan Jihan dan Fiki menahan Marsya, mereka pun saling bertatapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
365 HARI
Storie d'amoreSelama 365 hari Naren dan Jihan bersama, dan Naren membuat hidup Jihan berubah. Tapi semuanya berubah ketika orang yang paling Jihan sayangi pergi meninggalkannya.