27

103 18 1
                                    

Motor Ricky sudah terparkir di depan rumah Nadya, mereka pun berjalan menuju rumah.

"Sebentar ya gua ambil handuk dulu."Nadya masuk kedalam rumahnya dan Ricky pun duduk di kursi yang berada diluar rumah Nadya

Nadya mengganti pakainnya terlebih dahulu, setelah itu dia mengambil handuk dan teh hangat yang sudah dibuatkan oleh pembantunya.

"Nih kak handuk keringnya."Ricky pun memakainya untuk mengeringkan rambut dan bajunya

"Teh nya jangan lupa diminum."ucap Nadya

"Makasih."

"Jadi apa yang mau kakak jelasin?"tanya Nadya

"Intan itu teman gua waktu SMP, gua sama dia dekat sekali dan bisa dibilang dia itu adalah cinta pertama gua."ucap Ricky

"Setiap hari gua selalu bersama dia dan hari hari gua menjadi berwarna, kita sudah berjanji akan selalu bersama sama."

"Tapi Intan berbohong, dia pergi meninggalkan gua dan nggak memberi kabar sama sekali. Intan nggak pernah cerita ke gua kalau dia sakit dia nutupin semuanya, gua jadi merasa kalau gua nggak begitu berarti dihidupnya. Seharusnya dia jujur sama gua bukannya malah menghilang dan pergi."Nadya yang mendengarnya pun menangis

"Kak Intan pernah cerita kalau dia tuh menyayangi satu cowok yang selalu ada buat dia, gua nggak tau siapa cowok yang kakak gua maksud. Tapi setiap gua mendengar kakak gua cerita gua tuh ikut senang dan gua berharap bisa bertemu dengan dia."ucap Nadya

"Kak Intan nggak pernah menyalahkan takdir, waktu kak Intan pergi disitu gua merasa sakit sekali."Ricky mencoba untuk menenangkan Nadya

"Pertama kali gua lihat lo, gua tuh merasa seperti melihat Intan."ucap Ricky

"Gua pikir hati kak Ricky udah luluh, ternyata kak Ricky masih saja menghindar."ucap Nadya

"Setelah gua anter lo ke makam Intan, perasaan gua jadi campur aduk. Gua nggak mau kehilangan lagi dan satu satunya cara ya gua menjauh dari lo supaya gua nggak kenal lo terlalu jauh."ucap Ricky

"Tapi ternyata gua nggak bisa menjauh dari lo, saat gua mengeluarkan sebuah kata yang membuat lo sakit hati gua berpikir lo akan benci sama gua dan nggak mau dekat dekat gua lagi."

"Mungkin tebakan gua benar lo jadi benci sama gua, tapi tiba tiba aja lo menghilang tanpa kabar dan gua takut kalau lo pergi meninggalkan gua karena gua udah terlanjur sayang sama lo."

"Jadi gua berhasil buat hati lo luluh?"tanya Nadya

"Iya Nad, sifat lo sama kayak kakak lo nggak ada bedanya."jawab Ricky

"Jadi sekarang gua boleh dekat dekat sama kak Ricky?"Ricky menganggukan kepalanya

"Jadi teman curhat juga boleh kok."ucap Ricky

"Makasih ya kak."ucap Nadya

"Berarti lo nggak marah lagi kan sama gua?"Nadya menggelengkan kepalanya

Malam hari tiba setelah selesai makan malam Jihan bergegas pergi ke kamarnya.

Jihan mencari sesuatu dilaci meja, dia pun menemukan sebuah kotak.

"Ini kotak apa ya? Perasaan gua nggak pernah punya kotak kayak gini."Jihan pun membukanya

Jihan terkejut melihat isi kotak tersebut, di dalam kotak terdapat sebuah pisau yang berlumuran dengan darah.

"Aaaaa."Jihan melempar kotak tersebut

"Kenapa ada kotak itu di kamar gua, siapa ya naro?"pikir Jihan

365 HARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang