46

143 24 1
                                    

Malam harinya Jihan tidur dengan keadaan gelisah dan sedih, Jihan terbangun dari tidurnya dia pun teringat surat yang diberikan oleh Naren kepadanya.

Jihan membukanya lalu membacanya

Halo Jihan
Kalau lo baca surat ini mungkin gua udah pergi meninggalkan lo
Maaf ya gua ingkar janji sama lo
Kemungkinan gua untuk sembuh sangat kecil Jihan
Gua harap lo ikhlas dengan kepergiaan gua

Gua beruntung banget bisa kenal lo
Gua sangat yakin lo adalah orang baik
Makasih buat semuanya gua happy banget setelah kenal lo, gua sedikit lupa dengan penyakit gua
Terus menjadi Jihan yang gua kenal

Jihan memeluk suratnya lalu kembali menangis.

"Nggak bisa Naren, gua nggak ikhlas lo pergi."ucap Jihan

"Keadaan gua hancur, gua nggak baik baik aja sekarang."Jihan sangat frustasi sekarang

Dia mencari sesuatu di laci meja, dia pun menemukannya.

Jihan mengeluarkan sebuah tambang lalu dia pun mengikatnya diatas.

"Mungkin ini keputusan yang baik."ucap Jihan

Fenly berjalan menuju kamar Jihan, dia ingin mengecek keadaannya.

Jihan berdiri di atas kursi lalu dia memegang talinya. Jihan menarik nafas lalu membuangnya, dia sudah memikirkan dengan matang.

Fenly masuk kedalam kamar Jihan dan melihat Jihan yang nekat ingin bunuh diri dengan cara menggantung dirinya.

"Jihan."Fenly berlari dan menggagalkan rencana Jihan, Jihan pun terjatuh

"Jihan lo gila ya."ucap Fenly

"Kalau Naren pergi ninggalin gua, gua juga harus pergi Fen."ucap Jihan

"Jihan sadar yang lo lakuin itu salah, lo kenapa jadi kayak gini sih."ucap Fenly

"Dimana akal sehat lo."

"Emangnya kalau lo bunuh diri semua akan baik baik saja? Nggak Jih."

Fenly memeluk tubuh Jihan dengan erat, dia tau apa yang sedang Jihan rasakan.

"Tolong ikhlasin Naren Jih, jangan bikin dia nggak tenang."ucap Fenly

"Gua emang bodoh Fen."ucap Jihan

"Lo tunggu disini ya, gua mau ambil minum dulu buat lo."Fenly pergi meninggalkan Jihan

"Naren maafin gua, gua emang bodoh nggak seharusnya gua ngelakuin hal kayak gitu."Jihan mengambil sebuah figura foto lalu dia mengusapnya

"Lo yang tenang ya disana, gua disini berusaha untuk mengikhlaskan kepergiaan lo."ucap Jihan, Fenly kembali dengan sebuah air

"Nih Jih minum dulu."Jihan pun meminumnya

"Gimana udah tenang sekarang?"tanya Fenly, Jihan menganggukan kepalanya

Keesokan Harinya

Proses pemakaman dimulai, semua turut hadir untuk melihat Naren yang terakhir kalinya.

Setelah selesai semua pun mendoakan Naren, Jihan sudah ikhlas dengan kepergiaan Naren.

Dari kejauhan Jihan melihat Naren yang tersenyum kepadanya, Jihan pun membalasnya.

Mama Naren memeluk tubuh seorang anak laki laki, Jihan tidak dapat melihatnya karena orang tersebut memakai topi, masker, dan juga kacamata hitam.

Cowok tersebut pergi meninggalkan tempat bersama dengan papa Naren.

"Dia siapa ya."pikir Jihan, Mama Naren mendekati Jihan

365 HARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang