11

107 24 0
                                    

Naren dan Fiki melepas jaketnya dan menjadikannya payung. Fiki memayungi Marsya dan Naren memayungi Jihan.

"Kita cari tempat berteduh."

Zahra sudah tidak kuat lagi dia pun melepas genggamannya dan terjatuh kedalam jurang. Kepalanya terbentur batu, Zahra pun tidak sadarkan diri.

Jihan dan yang lainnya berteduh dibawah pohon yang besar.

Fiki memeluk erat tubuh Marsya dari samping, Marsya pun merasakan kehangatan.

Naren menggenggam tangan Jihan dan berusaha menghangatkannya. Jihan dan Marsya merasa beruntung dikelilingi oleh cowok yang peduli dan perhatian kepadanya.

Fenly berusaha melindungi Okta dari hujan yang turun dengan sangat deras. Ricky tidak peka dia lebih mementingkan dirinya sendiri, mereka pun berlindung dibawah pohon.

"Lo dingin ya?"tanya Fenly, Okta menganggukan kepalanya

Fenly menggosokan tangannya untuk menghangati Okta

Badan Nadya sudah menggigil akibat hujan, Ricky yang melihatnya merasa kasihan dia pun berusaha menghangatkan Nadya. Nadya menjadi salah tingkah akibat perlakuan Ricky kepadanya.

Zweitson, Gilang, dan Salsa berlindung disebuah pondok, ternyata banyak sekali orang yang berteduh disana.

"Kita berteduh disini ya."ucap Gilang

Salsa mencari keberadaan Zahra tapi dia tidak menemukannya.

"Loh Zahra mana?"tanya Salsa, Gilang dan Zweitson mencari keberadaan Zahra

"Iya kok nggak ada sih, bukannya tadi jalan sama kita ya."ucap Gilang

"Kalian berdua terlalu perhatiin gua, Zahra ditinggal sendiri dibelakang."ucap Salsa

"Apalagi lo tadi Son, lo nggak seharusnya bentak Zahra kasihan dia."sambung Salsa, Zweitson merasa bersalah

"Kalian berdua tunggu sini ya, gua mau cari Zahra dulu."Zweitson memakai jaketnya lalu pergi meninggalkan tempat

Zweitson mencari keberadaan Zahra, tapi dia tidak menemukannya. Zweitson melihat ke arah jurang, dia pun melihat seseorang yang tidak asing baginya.

"Zahra."karena khawatir Zweitson pun ikut terjatuh kedalam jurang

"Aww."ringis Zweitson

"Zahra."Zweitson menghampiri Zahra

"Zahra bangun dong."Zweitson melihat luka yang berada di kepala Zahra, dia pun mengobatinya

"Zahra ayo bangun jangan buat gua khawatir."

"Maafin gua tadi udah bentak lo."

Hujan pun reda, semuanya memutuskan untuk kembali ke tempat kemah.

Zahra terbangun dari pingsannya dia pun melihat Zweitson yang menangis.

"Lo nangis?"Zweitson yang mengetahui Zahra sudah sadar langsung menghapus air matanya

"Nggak kok, ini tadi cuma air hujan doang."jawab Zweitson

Zahra memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Kok kita ada disini?"tanya Zahra

"Tadi lo jatuh ke jurang dan kita sekarang ada di jurang."jawab Zweitson

"Maafin gua ya udah buat lo susah."ucap Zahra

"Yang harusnya minta maaf itu gua, maafin gua ya tadi udah bentak lo."ucap Zweitson

"Iya nggak apa apa kok."jawab Zahra

"Terus sekarang kita harus ngapain?"

"Kita tunggu bantuan aja."Zahra melihat kaki Zweitson yang terluka

365 HARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang