EPILOG

144 24 2
                                    

Okta duduk di bangku taman, Fenly ikut duduk disampingnya.

"Gua cuma mau kasih tau kalau 3 hari lagi gua akan ke Belanda."ucap Fenly

"Yaudah pergi aja."ucap Okta

"Lo ngusir gua?"

"Lah itu kan kemauan kak Fenly, mau aku larang pun kak Fenly akan tetap pergi kan."

"Lo kenapa jadi kayak gini sama gua?"

"Ya gua mau bersikap biasa aja, supaya gua nggak merasa kehilangan lo."

Jihan tidak sengaja mendengar obrolan Fenly dan Okta.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan mereka berdua."batin Jihan

Ricky memanggil semuanya untuk mendekat ke arahnya, Okta dan Fenly pun ikut mendekat.

"Ada apa Ric?"

"Jadi malam ini gua mau mengutarakan perasaan gua ke orang yang gua cintai."ucap Ricky

Ricky menarik Nadya dan Ricky menggengam kedua tangan Nadya.

"Ada apa kak?"tanya Nadya

"Gua sayang sama lo, lo mau nggak jadi pacar gua?"tanya Ricky, Nadya sangat terkejut mendengarnya

"Tapi apa kak Ricky yakin sayang sama Nadya? Nadya nggak mau kak Ricky pacarin Nadya hanya karena Nadya ini adeknya kak Intan dan kak Ricky merasa kasihan dengan Nadya."ucap Nadya

"Gua serius sayang sama lo, dan Intan itu adalah masa lalu gua karena masa depan gua adalah lo."jawab Ricky

"Jadi gimana?"

"Iya gua mau jadi pacar lo."mereka pun saling berpelukan

"Ciee jadian juga nih."

Okta yang melihatnya merasa terharu sekali, dia pun meneteskan air matanya.

Fenly yang melihat Okta menangis langsung menghapus air matanya dengan tangannya.

"Gua bisa sendiri."Okta mendekati Nadya lalu mengajaknya untuk pulang

"Kak gua sama Nadya pulang duluan ya udah malam soalnya."Okta dan Nadya pergi meninggalkan tempat

Keesokan Harinya

Hari ini adalah hari kelulusan, semua murid dan orangtua memasuki gedung sekolahan.

Jihan datang bersama dengan kedua orangtuanya.

Acara dimulai setelah penyambutan selesai, pengumuman siswa terbaik pun dimulai.

"Dan siswa terbaik untuk tahun ini adalah."semua sangat tegang sekaligus penasaran

"Selamat kepada Jihan."suara tepuk tangan terdengar begitu meriah

Jihan yang mendengarnya sangat terkejut, mama papa Jihan memeluk erat tubuh Jihan, Fenly dan Alka juga ikut memeluk Jihan.

Jihan berjalan kedepan untuk mendapatkan sebuah penghargaan.

Jihan memegang piala tersebut lalu dia melihatnya sambil tersenyum.

"Selamat pagi semuanya, sebenarnya saya nggak bisa menyangka kalau saya akan mendapatkan penghargaan ini."

"Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak dan ibu guru, makasih buat semua ilmunya."

"Dan saya juga mau mengucapkan terima kasih untuk kedua orang tua saya, abang saya, dan juga kembaran saya, terima kasih buat supportnya."

"Dan yang paling terpenting piala ini saya persembahkan untuk Naren, tanpa dia mungkin saya bukan siapa siapa."mama Naren tidak kuasa menahan air matanya, papa Naren berusaha menenangkannya

365 HARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang