VF16

4.6K 410 17
                                    

Tetap voment walau slow update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetap voment walau slow update.

Happy Reading guys!!





JISUNG tidak percaya dia benar-benar akan membunuh mahasiswa kedokteran yang berada di genggamannya. Saatnya menelpon Yedam.

"Yoboseyo" suara familiar terdengar di telinga.

"Cepat kesini jika kau benar-benar menginginkan darah si nasi goreng"

"Em,, anu"

"Kenapa? "

"Aku sudah tidak menginginkannya lagi" ucap Yedam di seberang telepon dengan takut.

"Sialan, kau harus tetap kesini" masa bodo Yedam akan mau ataupun tidak yang jelas omega itu harus kesini dan mempertanggung jawabkan keinginannya tadi.

"Baiklah" Jawab Yedam pasrah.

Jisung menatap pria yang tengah pingsan atau mungkin sekarat dengan dingin, kenapa juga dia harus repot-repot menuruti sahabatnya yang bodoh itu.

Beberapa menit kemudian Yedam datang dengan jaket tebalnya. "Maafkan aku karena lama, di luar sangat dingin" yeah, dia tidak berbohong tentang itu.

"Kau beneran tidak mau? " Tanya Jisung, alpha itu meraih tangan pria itu dan memotong urat nadi dan juga pembuluh darah yang ada di bawah pergelangan tangan pria itu, membuat darah berceceran dimana-mana karena darah itu keluar dari kulit dengan deras.

Omega itu terdiam di tempat, menatap lapar ke arah darah itu, langkahnya maju demi meraih tangan yang sudah lemas.

"Selamat makan" lirihnya, lalu Yedam menjilat luka itu dengan menghentikan nafasnya. Darah ini memang tidak terasa seperti nasi goreng tetapi darah ini lebih enak daripada darah babi yang selalu dia minum setiap hari.

Jisung tersenyum saat melihat Yedam sedang menyedot dan menjilat darah yang mengalir dari pergelangan tangan pria beta yang terkulai lemas. Tatapan binar itu membuatnya tersenyum. Sudah lama dia tidak melihat hal itu dari sahabatnya.

"Ji... Sung? "

Jisung menoleh dengan cepat ke arah suara, ada Chenle dengan Sungchan di belakangnya yang menatap dirinya dengan pandangan yang sulit di artikan olehnya.

"Kau membunuh seseorang? " kalimati itu keluar dari Chenle yang menatap Jisung kecewa.

Tatapan Jisung melunak, "maafkan aku, ini yang terakhir. " Jisung berjalan kearah Chenle dan meraih tangannya lalu mengecupnya pelan.

"Kau membunuh manusia untuknya?, kau melakukan hal ini karena omega itu?" Tanya Chenle sambil menunjuk Yedam yang masih asyik dengan santapannya, mengabaikan percakapan Jisung dengan Chenle.

"Dia sedang mengidam, dia tidak punya siapapun untuk di repotkan nya, kau mateku dan dia sahabatku" ucap Jisung, memberi pengertian saat kilat cemburu terlihat di kedua iris merah milik Chenle.

VAMPIRE FATHER [JiChen] END √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang