9

796 107 49
                                    

Lanjutkan vote & komennya

Ting

Yaya yang baru saja keluar dari ruang studio patung, lantas merogoh saku jaketnya ketika mendengar ada suara notifikasi yang berasal dari ponselnya.

"Baru bales," gumamnya saat melihat ke layar ponsel dan mengetahui kalau si pengirim pesan tersebut adalah Iqbal.

Yaya pun membaca chat-nya Iqbal.

Si rese
11.55

Sorry sorry baru bales
Nih gue lagi di GOR.
Lo kesini ya,
sekalian bawain jus
mangga buat gue!
Oke pacar 😉

"Pacar..pacar.. apaan sih!" meskipun geli, entah kenapa Yaya malah mesem-mesem sendiri saat membaca chat-nya Iqbal.

Gara-gara kejadian semalam, Yaya memang berinisiatif untuk menuruti permintaan Iqbal sebagai bentuk rasa bersalahnya kepada pemuda tersebut.

Dan saat dompet milik Iqbal ketinggalan di kosnya semalam, Yaya pun mengirim pesan kepada pemuda tersebut sekalian menawarinya mau dibawakan sesuatu atau tidak saat mereka bertemu di kampus besok. Yang ternyata pesannya itu baru dibalas oleh Iqbal siang ini.

Baru saja Yaya akan membalas, Iqbal sudah mengirim chat lagi.

11.56

Jangan manis-manis.
Kasian ntar lo diabetes
klo kelamaan liat gue 😆

Yaya pun menghela napas dengan kepedeannya Iqbal.

Please deh Ya'.. masa lo oleng ama tuh cowok? herannya sendiri saat mendapati perasaannya yang tiba-tiba berdebar karena akan bertemu dengan pemuda itu sebentar lagi.

Yaya pun memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jaket, dan kemudian beranjak menuju ke mushola Fakultasnya terlebih dahulu untuk sholat dzuhur. Sebelum nantinya pergi ke kantin untuk membelikan pesanannya Iqbal.

"Udah sembuh belum dia ya?" sambil berjalan, Yaya bergumam pelan kala mengingat kembali kejadian di kosnya semalam.

Flashback

"Ya', di kosan lo airnya pake PDAM apa sumur?" tanya Iqbal, tidak lama setelah Yaya datang menemuinya di ruang tamu.

Yaya yang baru saja duduk di sofa dan meletakkan notebook-nya di meja, lantas menoleh dengan pandangan heran kearah Iqbal.

"PDAM, kenapa?"

"Lagi mati ya?" tanya Iqbal yang sekali lagi membuat Yaya bingung.

"Engga tuh," jawab Yaya.

Iqbal cuma manggut-manggut.

"Owh. Gue kira lagi mati. Makanya ga ada air buat diminum," ucap Iqbal santai. Membuat si tuan rumah akhirnya sadar kalau tamu tak diundangnya itu sedang menyindirnya, karena sedari tadi dia memang belum menawari apalagi sampai memberi minuman untuk pemuda tersebut.

"Adanya cuma air putih, mau?" tanya Yaya.

"Gapapa. Daripada ga sama sekali," jawab Iqbal yang dibalas decihan pelan dari Yaya.

Dan setelahnya, gadis itu pun beranjak menuju dapur untuk mengambilkan segelas air putih untuk Iqbal.

Belum sampai berjalan jauh. Iqbal malah meminta hal lain lagi kepada Yaya.

"Kalau ada makanan, bawain sekalian dong. Laper gue sumpah. Nungguin orang jualan, ga ada yang lewat daritadi," pinta Iqbal sambil mengusap-usap perutnya sendiri, ketika atensi Yaya sedang fokus kepadanya.

Pacar untuk Aryani {JINRENE} [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang