16

713 106 121
                                    

Vote dan Komennya Yuuukkk 😉

"Maaf ya....."

"Kenapa?" tanya Iqbal dengan kepala yang agak dimiringkan. Memicingkan matanya, untuk memandang sekilas kepada sang kekasih. Yang dari sorot mata cantik itu menampakkan semburat kegelisahan.

Yaya berdeham terlebih dahulu sebelum menjawab.

"Karena dulu udah ngerusakin helm kamu," ucap Yaya dengan suara tercekat. Membuat Iqbal nyaris oleng saat mengemudikan motornya karena saking kagetnya ketika mendengar pengakuan dari sang kekasih.

Iqbal pun buru-buru memegang kembali stang sebelah kiri yang tadi dilepasnya, guna menstabilkan lagi laju motornya.

"Jadi cewek itu kamu?" tanyanya dengan nada suara masih tidak percaya.

"Iya," suara Yaya terdengar lemah saat menjawab. "Maaf ya baru bilang sekarang. Aku janji, aku bakal ganti semua biaya yang udah kamu keluarin buat benerin helmmu dulu," meskipun Yaya juga belum tahu akan mendapat uang darimana. Sementara ini, dia hanya berusaha agar Iqbal tidak memperpanjang lagi masalah yang sudah berlalu itu. "Tapi..." Yaya menjeda sejenak ucapannya. Berpikir apakah yang ada dibenaknya sekarang harus dia utarakan atau tidak.

"Tapi apa?" Iqbal yang daritadi setia menyimak penuturan Yaya. Menjadi tidak sabar, saat sang kekasih malah menggantung kalimatnya.

Yaya pun semakin mempererat pelukannya. Mengikis jarak diantara mereka, guna merayu sang kekasih dengan cara meniru adegan di sinetron yang pernah ditontonnya. "Tapi aku cicil  ya....." Yaya mencoba bernegosiasi, seraya dengan susah payah menyandarkan kepalanya yang tertutupi helm di bahu kiri sang kekasih. Membuat Iqbal yang awalnya sempat diliputi perasaan kesal setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya. Kini malahan tak kuasa menahan rasa gemasnya, saat mendengar permintaan sang pacar.

"Nyicil? emang mau nyicil berapa?" ketika mengetahui bahwa Yaya-lah pelaku yang telah merusak helmnya. Iqbal sudah berniat mengikhlaskan uangnya serta tidak akan menuntut ganti rugi kepada Yaya. Dan yang dilakukannya sekarang, semata-mata hanya untuk mengerjai kekasihnya saja.

"Ehmm.. kalau 300.000/bulan boleh ga?"

Iqbal diam-diam mengulum senyumnya. Sumpah ya... ingin sekali rasanya menguyel-nguyel kekasihnya itu saat ini juga.

Gantian Iqbal yang berdecak.

"Aelah lama banget," balas pemuda itu cepat. Lalu selanjutnya terkekeh dalam hati saat mendengar desahan pasrah dari Yaya saat bertanya. "Terus berapa dong?"

"Ya langsung ganti semuanya minggu ini jugalah," keisengan Iqbal barusan, justru membuat sang kekasih kecewa. Alhasil, Yaya pun sontak melepas pelukan serta menjauhkan tubuhnya dari tubuh Iqbal seraya bergumam, "Jahat."

Walaupun Yaya tadi mengatakannya pelan. Tetap saja Iqbal dapat mendengarnya dengan jelas. "Aku jahat?" protesnya sambil menepuk paha gadisnya itu.

"Iyo," sahut Yaya kesal. "Koyok bank titil," sewotnya dengan menggunakan bahasa Jawa, yang tentu saja tidak dipahami oleh Iqbal.

"Apaan tuh?"

"Rentenir - lintah darat," jawab Yaya masih cemberut.

"Heh!" Iqbal berseru seraya menengokkan sekejap kepalanya kebelakang. "Ngawur aja kamu kalau ngomong," dia tidak terima dikatai seperti itu oleh kekasihnya sendiri.

Yaya pun memanyunkan bibirnya dibalik masker. Meskipun kesal, tapi ada setitik perasaan bersalah juga di hatinya karena sudah menyebut Iqbal dengan istilah sekasar itu. "Ya abisnya kamu nyebelin tau ga sih! aku kan udah mohon baik-baik tadi. Tapi kamunya malah ga punya perasaan gitu. Aku tuh ga punya duit sebanyak itu kalau harus ganti minggu ini juga Bal," keluh Yaya sambil tangannya mencengkram bagian saku kanan-kiri jaketnya Iqbal. Tempat untuknya berpegangan setelah melepaskan pelukannya dari tubuh pemuda tersebut.

Pacar untuk Aryani {JINRENE} [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang