Hai apa kabar?
Pada kangen ga sih sama
Iqbal dan Yaya?Maaf ya kalau mereka lama tidak menyapa.
Harap maklum ya gaess. Iqbal kan masih sibuk latihan dan Yaya sedang berkutat dengan skripsi. Jadi ya ga ada waktu gitu deh. Halah alasan 🤭
Yaudah sekarang kan mereka udah nongol, jadi jangan lupa di vote dan komen loh ya. Okeeee 😉
Selamat bertemu ☺
"Gimana Ya' tadi? lo dibantai ga?" cecar Gigi setelah Yaya keluar dari ruangan kelas selepas menyelesaikan sidang skripsinya siang ini.
Setelah berhela napas berat sejenak untuk melepas ketegangan, Yaya pun mulai menceritakan pengalaman yang dialaminya tadi.
"Bu Retno bakal bantuin kan? ga ikut ngebantai kan?" cemas Gigi yang memang hari ini juga akan menjalani sidang skripsi dan mendapat jatah maju setelah Yaya.
"Bantuin kok," jawab Yaya yang memiliki dosen pembimbing yang sama dengan Gigi, Bu Retno.
"Takut gue kalo Bu Retno malah ikut nanya macem-macem juga. Kemarin pas jadi dosen penguji, si Subah abis dibantai ama beliau," tutur Gigi yang tidak dapat menyembunyikan rasa gugupnya tatkala menunggu namanya dipanggil masuk.
"Bismillah aja. Ntar baca ayat kursi dulu sebelum presentasi. Hapal ga?" Yaya menepuk-nepuk pundak Gigi, mencoba menenangkan sahabatnya tersebut.
Eh, Gigi malah menggeleng.
"Yaudah Al-Fatihah. Kebangetan lo kalau sampe ga hapal."
"Ya hapal lah kalau Fatihah," balas Gigi sambil merengut.
Yaya malah nyengir, dan kemudian melihat kearah arloji di pergelangan tangan kirinya.
"Gi, kalau gue tinggal gapapa kan?" tanya Yaya. "Iqbal hari ini tanding terakhir soalnya."
Gigi yang maklum, lantas mengangguk kecil. "Iya gapapa. Ada Asep kok."
"Oh ya? mana? gue kirain dia ke nonton ke Senayan," Yaya mengedarkan pandang ke sekeliling lorong tempat mereka menunggu di depan ruang kelas untuk mencari keberadaannya Asep alias Zack.
"Lagi di WC," jawab Gigi. "Tau tuh, yang sidang gue yang gugup dia. Beser mulu daritadi."
Yaya spontan tersenyum kecil menanggapi ucapan Gigi.
Jujur, sebenarnya Yaya merasa sedikit iri dengan Gigi yang pada momen terberat mereka sebagai seorang Mahasiswi, sahabatnya itu ditemani dan mendapat dukungan motivasi oleh orang terkasih.
Namun meskipun begitu, Yaya juga sadar ketiadaan Iqbal disisinya saat ini karena kekasihnya itu sekarang tengah berjuang untuk mengharumkan nama Bangsa dan Negara pada gelaran Asian Games yang berlangsung kurang lebih dua minggu lamanya.
"Yaudah kalau gitu gue cabut duluan ya. Sejam lagi dia tandingnya," ujar Yaya yang merasa cemas kalau sampai terlambat menyaksikan Iqbal bertanding hari ini.
"Lo ga ganti baju?"
Yaya menggeleng.
"Ntar aja deh disana," jawab Yaya sambil menepuk tas ranselnya yang berisi macam-macam barang termasuk pakaian ganti. Jadwal sidang skripsi yang seharusnya pagi, ternyata malah dimundurkan menjadi setelah dzuhur dan justru memakan banyak waktu yang sepertinya tidak akan memungkinkan bagi Yaya untuk kembali kekos mengganti setelan putih hitam yang dikenakannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar untuk Aryani {JINRENE} [END] √
Fiksi PenggemarKarena kejadian tak terduga, mendadak Aryani harus berurusan dengan Iqbal si Atlet Kampus serta Jody sang Ketua BEM. Kehidupan tenangnya sebagai mahasiswi tak menonjol pun akhirnya perlahan berubah. Bagaimanakah Aryani menjalani hari-hari selanjutn...