19

620 93 79
                                    

Vote & Komen ya ☺

"Balik," jawab Iqbal datar. Membuat Yaya hanya bisa berhela napas dalam hati.

"Sekarang?"

"Hmm," Yaya mendengar Iqbal hanya menjawab pertanyaannya dengan gumaman yang terkesan malas. Membuatnya, lagi-lagi hanya mencoba untuk bersabar agar emosinya tidak ikut tersulut.

Inilah yang Yaya khawatirkan kalau menceritakan kejadian kemarin kepada Iqbal. Karena rasanya akan percuma saja. Sebab pacarnya itu pasti akan tetap marah kepadanya, dengan apapun alasan yang akan diutarakannya.

Flashback

"Jod, lo udah lama ya temenan sama Iqbal?" tanya Yaya saat dia sedang berada didalam mobilnya Jody. Perjalanan pulang menuju ke kosannya, setelah tadi pemuda itu menolongnya ketika dia nyaris menjadi korban pencopetan.

Yaya hanya merasa penasaran dengan cerita dibalik persahabatan mereka berdua yang sepertinya sekarang hanya tinggal kenangan.

Sambil fokus menyetir, Jody sesekali menoleh ke jok samping. Tempat Yaya sedang duduk saat ini.

"Lumayan," jawab Jody. "Ya, sejak semester satu sih. Kenapa?"

Yaya yang tadinya sedang fokus mendengarkan ucapannya Jody. Mendadak menjadi sedikit tergagap, saat pemuda itu ganti bertanya dan menatapnya.

"Ah gapapa," jawab Yaya sambil menggelengkan kepalanya. Membuat Jody jadi tersenyum saat melihatnya.

"Pasti lo penasaran kan kenapa gue sama Iqbal kayak orang musuhan sekarang?"

Yaya pun refleks mengangguk, meskipun tadi dia sempat ragu untuk bertanya lebih lanjut. "Apa karena lo jadian ama Tasya?" Yaya berucap dengan sotoy-nya yang tentu saja membuat Jody tersenyum lagi. Dan sekarang ditambahi dengan gelengan kepala.

"Bukan," ucap Jody. "Dulu Iqbal salah paham sama gue," lanjutnya sambil menoleh kearah Yaya yang nampak sudah amat penasaran.

"Salah paham kenapa?"

"Iqbal ngira gue pacaran sama Mba Susi -

Belum selesai Jody menuntaskan perkataannya. Yaya malah memotong cerita pemuda tersebut.

"Mba Susi idola kampus?" tanya Yaya dengan raut wajah kaget luar biasa. Yaya memang mengetahui kalau Jody itu dekat dengan Mba Susi karena mereka satu Fakultas dan sama-sama pengurus di BEM. Tapi informasi kalau Iqbal juga menyukai senior mereka yang cantik itu, sungguh hal yang tidak terduga baginya. "Iqbal suka sama Mba Susi juga?"

Pertanyaan polos Yaya, sontak membuat Jody tersenyum geli. Pemuda itu lantas menggerakkan tangan kirinya yang artinya tidak. "Bukan Iqbal. Tapi Bang Reno?"

Yaya memutar matanya karena tidak mengetahui siapa sosok yang dimaksud oleh Jody

"Bang Reno itu siapa?" tanya Yaya yang diam-diam bersyukur dalam hati, karena itu artinya dia tidak harus berada dibawah bayang-bayang gadis se-perfect Mba Susi dalam menjalani hubungan percintaannya dengan Iqbal.

"Senior gue sama Iqbal. Jadi dulu Bang Reno sama Mba Susi tuh sempet deket. Dan setau gue sebenarnya Mba Susi itu suka sama Bang  Reno, tapi sayangnya Bang Renonya ga pernah kasih kejelasan sama dia tentang hubungan mereka yang mau dibawa kemana. Terus, karena gue sama Mba Susi satu Fakultas, akhirnya dia jadi sering curhat ke gue. Dan sejak saat itu, Iqbal yang emang udah nganggep Bang Reno kayak abangnya sendiri jadi salah paham soal kedekatan gue sama Mba Susi. Apalagi pas kira-kira kita semester 4an akhir, Bang Reno tiba-tiba cuti lama dan nyaris di DO sama pihak kampus. Sampai akhirnya dia lulus tahun lalu, walau pas wisuda Bang Reno emang ga dateng. Dan terakhir gue denger, dia sekarang udah jadi guru SMP di Ambon," jelas Jody panjang lebar yang didengarkan Yaya dengan sangat seksama tiap detail ceritanya.

Pacar untuk Aryani {JINRENE} [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang