Jangan lupa di vote dan
di komen yaaaa 😉"Ini Mamah, saya dan adik, Om," ucap Iqbal setelah memperlihatkan foto masa kecilnya kepada Pak Teguh.
Setelah bersusah-payah untuk mendapatkan maaf dari Ayahnya Yaya, Iqbal lantas memberanikan diri membahas kembali masa lalunya ketika memberikan bukti otentik berupa foto yang memang sengaja dibawanya dari Jakarta.
"Karena adik kuat bertahan waktu itu, jadi dia diberi nama Ilham Tangguh Perkasa," tutur Iqbal seraya tidak lepas memperhatikan ekspresi wajah Pak Teguh yang nampak serius melihat foto lawas tersebut.
Setelah pertemuan antara Bu Rahma dengan keluarganya tiga hari yang lalu, Iqbal pun memutuskan menemani Yaya yang pulang kampung ke Semarang setelah urusan sang kekasih perihal skripsi dan lain-lain telah terselesaikan sebagian. Sedangkan Bu Rahma, sudah kembali ke Semarang sehari sebelumnya.
"Ilham..? seperti nama yang ada di kaca angkot waktu itu," ucap Pak Teguh yang masih teringat dengan jelas kejadian lampau tersebut.
Saat itu Pak Teguh yang ditugaskan untuk mengikuti kegiatan sosialisasi di RSUD Ambarawa, terpaksa harus menggunakan kendaraan umum karena motornya sedang mogok kala itu. Dan didalam angkot tersebut dia bertemu dengan penumpang lain yaitu seorang wanita muda yang tengah hamil besar beserta putranya yang masih kecil, yang katanya ingin mengunjungi museum kereta lokomotif uap yang berada di daerah Ambarawa.
Saat Pak Teguh dan wanita yang jujur saja dia lupa siapa namanya waktu itu tengah berbincang, tiba-tiba angkot yang mereka tumpangi melaju tidak terkendali dan langsung terjun ke parit untuk pengairan sawah.
Setelah Pak Teguh memecah kaca jendela untuk menyelematkan diri dan korban lainnya, mereka semua akhirnya diangkut menggunakan mobil sayur yang diberhentikan secara paksa oleh beberapa warga yang menolong mereka untuk selanjutnya dibawa ke Puskesmas terdekat guna mendapatkan pertolongan.
Pak Teguh yang untungnya tidak mengalami cidera serius, berinisiatif menunggu beberapa saat sampai keluarga dari wanita hamil tersebut datang, meskipun dia memang tidak sempat bersua dengan mereka dikarenakan harus segera pergi untuk memenuhi tugas pekerjaannya.
Dan setelah pulang dari bertugas, Pak Teguh yang berniat untuk menjenguk wanita yang akhirnya kini dia ingat bernama Nadira, ternyata sudah dipindahkan ke rumah sakit oleh keluarganya.
"Iya Om betul. Mamah juga bilang ngasih nama Ilham gara-gara ingat tempelan stiker di kaca depan angkot," jawab Iqbal dengan antusias meskipun dia juga tidak terlalu mengingat detail angkot yang ditumpanginya dulu. "Terimakasih ya Om sudah jadi penyelamat kami waktu itu. Maaf kalau sebelumnya saya tidak jujur sama Om."
Pak Teguh yang sebelumnya memang sudah memperoleh cerita tentang background keluarga Iqbal dan kisah masa lalu mereka dari sang istri, lantas terdiam sejenak dengan segala macam pikiran yang berkecamuk dibenaknya saat harus berurusan dengan pemuda yang daritadi terus menerus meminta maaf kepadanya.
"Kamu benar serius dengan Ajeng?"
"Iya Om. Saya serius," jawab Iqbal.
"Om tahu kamu itu masih muda. Tapi Om mau tanya, apa yang bakal kamu lakukan untuk Ajeng kedepannya. Mau kamu apakan hubungan kalian saat ini?"
Iqbal yang susah mempersiapkan dirinya dengan kemungkinan terburuk kalau kalau Pak Teguh tidak akan merestui hubungannya dengan Yaya, lantas mencoba menjawab pertanyaan tersebut semantap mungkin, meskipun debaran jantungnya sudah tidak karu-karuan saat ini.
"Jujur saya itu sudah suka Ajeng dari kecil, Om. Jadi kalau Om dan Tante mengijinkan, saya ingin menikah dengan Ajeng kalau dia sudah siap," jawab Iqbal dengan keyakinan dirinya. "Saya juga sebenarnya tidak ingin lama-lama pacaran Om. Om boleh percaya atau tidak, sebelum kesini saya sudah memikirkan bagaimana masa depan kami nanti. Bagaimana cara saya menghidupi keluarga kami nanti. Setelah lulus, saya niatnya akan mengambil ujian kompetensi untuk jadi pelatih kalau masa atlet saya sudah lewat. Jadi yang saya butuhkan sekarang itu restu dari Om dan Tante untuk hubungan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar untuk Aryani {JINRENE} [END] √
FanfictionKarena kejadian tak terduga, mendadak Aryani harus berurusan dengan Iqbal si Atlet Kampus serta Jody sang Ketua BEM. Kehidupan tenangnya sebagai mahasiswi tak menonjol pun akhirnya perlahan berubah. Bagaimanakah Aryani menjalani hari-hari selanjutn...