42

682 70 56
                                    

Yang udah ga sabar
vomentnya jangan lupa loh yaaaa ☺

"Loh yang kok kamu disini?" tanya Yaya dengan sedikit terkejut.

"Kenapa? ga suka?" jawab Iqbal.

"Ga gitu. Kaget aja kamu kesini ga ngabarin dulu."

"Sengaja. Kan biar surprise. Emang kamu ga kangen sama aku?"

"Ya kangen lah, masa engga."

"Mana buktinya?" tanya Iqbal.

"Kamu mau bukti apa?" Yaya bertanya balik dengan ekspresi menantang.

Tanpa ragu, Iqbal lantas meraih dan menarik tangan kanan Yaya yang dalam sekali hentakan langsung membuat tubuh bagian depan mereka menempel hingga tidak ruang sama sekali untuk jarak. "Ini," jawab Iqbal dengan jemari kirinya yang mulai mengusap lembut tiap jengkal wajah Yaya dan berakhir di bibir.

Yaya yang menerima tindakan intim dari Iqbal, hanya bisa terdiam sambil menikmati sentuhan yang mampu merangsang hormon-hormon pengundang gairah dalam dirinya, hingga tiba-tiba suara gemuruh yang entah berasal dari mana disertai dengan perasaan mengganjal nan aneh yang bersumber dari area organ kewanitaannya, membuat Yaya mendadak tersadar dalam keadaan linglung kala samar-samar di depan matanya kini terdapat sesosok wajah pria yang mungkin saja sekarang hanya berjarak 5 cm darinya dan tengah memandangnya dengan tatapan sayu.

Iqbal.

Ucap Yaya dalam hati dengan sedikit senyuman karena dia memang sedang bermimpi bermesraan dengan sang kekasih.

"Udah bangun yang?" otak Yaya yang belum loading, justru mengangguk lemah saat merespon pertanyaan tersebut, sampai sebuah perasaan janggal pun mulai menghinggapinya.

I... ini gue mimpi apa bukan sih?

Yaya tampak kebingungan kala membedakan apakah dirinya sekarang masih bermimpi atau tidak. Hingga sebuah pergerakan kecil dari tubuh pria di hadapannya yang di mimpinya itu adalah sosoknya Iqbal, langsung membuat darahnya berdesir disertai dengan jantung yang super berdebar sebab secara nyata merasakan puting payudaranya menegang karena tergesek sesuatu bersamaan dengan daerah vaginanya yang menyentuh sebuah benda asing yang terasa mengeras di bawah sana. Dan imbas dari hal yang dirasakannya barusan, Yaya pun spontan memukul tubuh pria tersebut untuk memastikan kecurigaannya.

"Awww," saat pria itu mengaduh kecil, Yaya yang sangat hapal kalau itu memang suaranya Iqbal dan ternyata dia tidak sedang bermimpi, lantas berteriak namun dengan secepat kilat bibirnya justru langsung ditutup oleh telapak tangan sang kekasih.

"Jangan teriak, nanti yang lain malah salah paham," Iqbal berucap sambil tangannya masih menutup bukan membekap bibir sang kekasih yang sekarang tengah menatapnya dengan pandangan terkejut dan ketakutan. "Sumpah aku ga ngapa-ngapain kamu yang," Iqbal berusaha meyakinkan Yaya agar kekasihnya itu tetap tenang dan tidak panik.

"Te.. terus kamu lagi ngapain disini? ke.. kenapa kita kayak gini?" Yaya yang akhirnya menyadari kalau kondisi mereka berdua saat ini terlampau intim dengan keadaan polos tanpa busana, hanya bisa bertanya dengan suara bergetar dan tergagap saat tangan maskulin kekasihnya itu sudah menjauh dari bibirnya.

Iqbal berhela napas sebentar sebelum menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.

"Kamu tadi pingsan karena kena hipotermia," jawab Iqbal yang belum menjauhkan dirinya dari tubuh telanjang sang kekasih. "Anak-anak cewek yang bantuin kamu, mereka juga minta aku buat skin to skin biar kamu ga kedinginan. Gimana sekarang? masih dingin ga? mau aku lepas?"

Pacar untuk Aryani {JINRENE} [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang