31

515 78 71
                                    

Yang kangen silahkan merapat 😉

🎶Jangan berhenti mencintaiku

Meski mentari berhenti bersinar

Jangan berubah sedikitpun

Didalam cintamu ku temukan bahagia 🎶

Yaya dan Iqbal sedikit tersentak, lalu perlahan-lahan menjauhkan bibir masing-masing untuk menyudahi ciuman mereka ketika keduanya mendengar lantunan lagu yang itu ternyata berasal dari ponselnya Yaya.

"Siapa?" tanya Iqbal yang sebenarnya sedikit bete karena kemesraannya siang ini harus terganggu.

"Gigi," jawab Yaya setelah mengambil ponsel dari kantong celana jeans-nya. "Aku angkat dulu ya," ijin Yaya dan Iqbal pun mengangguk sambil memperhatikan sang kekasih yang memang selera musiknya itu sedikit jadul, sampai sampai nada dering untuk ponselnya pun menggunakan lagu lawasnya Titi DJ.

Halo Gi.

..............................

Iya masih. Kenapa?

..............................

Ga. Emang ada apa?

...............................

Hah! Serius lo?

.............................

Yaudah ntar gue tungguin lo di luar.

.............................

Yah jangan di gerbang dong! kaya orang ilang ntar gue. Di lobby aja yaaaa, pleaseee.....

.............................

Oke. Kabari ya kalo udah nyampe.

"Ada apa? serius banget," sambil menautkan rambut Yaya yang terjuntai kebelakang telinga sebelah kiri, Iqbal bertanya kepada sang kekasih saat gadisnya itu telah selesai bertelepon.

"Aku mesti balik kampus sekarang. Ternyata mata kuliahnya Pak Deni ga jadi kosong dan setengah jam lagi udah harus masuk. Ini Gigi lagi otewe kemari buat jemput," jawab Yaya yang memang setelah sampai di RS untuk menemui Iqbal, dia tidak menyentuh ponselnya sama sekali membuatnya sampai tidak mengetahui berita apa yang di share oleh temannya di WA grup Jurusan.

"Ga bisa bolos aja?" Iqbal merajuk seraya meraih pinggang sang kekasih untuk kemudian menyandarkan dagunya di pundak kirinya Yaya.

"Minggu depan kan udah UAS, jadi ini pertemuan terakhir. Kalau yang absen hari ini tanpa keterangan jelas, ga bakal dibolehin ikut ujian mata kuliahnya Bapaknya ntar. Kamu gapapa aku tinggal?" Yaya menjelaskan sambil sedikit memiringkan kepalanya kearah Iqbal seraya mengusap-usap pipi sang pacar yang terlihat manyun.

Iqbal menghela napas lalu menjauhkan dagunya dari pundak sang kekasih. "Yaudah deh. Padahal ortu bentar lagi mau dateng. Pengen banget ketemu sama kamu merekanya."

"Serius? terus gimana dong?" sambil menatap lurus kearah Iqbal, Yaya jadi tidak enak sendiri. Apalagi dia juga sudah lama tidak bertemu Mamahnya Iqbal. Bahkan bersua dengan Papahnya Iqbal pun belum pernah sama sekali. "Yaudah deh aku bolos aja kalau gitu. Aku telepon Gigi sekarang biar ga usah jemput kesini," lanjut Yaya sambil memegang ponselnya hendak melakukan panggilan kepada Gigi yang tentu saja langsung dihalangi oleh Iqbal.

"Becanda yang.. becanda. Dah kamu masuk aja, aku gapapa kok sendirian," ujar Iqbal sambil terkekeh kecil namun tidak demikian dengan Yaya.

"Jadi Papah sama Mamah kamu ga pengen ketemu aku ya?"

Pacar untuk Aryani {JINRENE} [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang