Vote & Komen yaaa 😊
"Mie ayam bakso 2, sama es jeruk 2, berapa Bang?" tanya Iqbal agak terburu kepada si penjual bakso yang masih sibuk meracik pesanan untuk pelanggan lainnya.
Bang Rozak si penjual mie ayam bakso yang hits dipanggil Bang Ojak oleh kalangan Mahasiswa, lantas melongok kearah meja yang tadi ditempati Iqbal dan Yaya. Dan mendapati kedua mangkok yang dipesan oleh pelanggannya itu masih dalam keadaan utuh semua.
"Dah kagak usah Bal. Belum lo makan juga," ujar si Bang Ojak yang membuat Iqbal mengernyit heran.
"Lah. Ya ga bisa gitu dong Bang. Udah berapa?" protes Iqbal sambil mengeluarkan dompet dari saku belakang celana jeansnya.
"Yaudah deh 10.000. Es jeruknya aje," ucap Bang Ojak kepada Iqbal.
"Beneran nih Bang?" tanya Iqbal tak percaya sekaligus tidak enak hati.
"Iye," jawab Bang Ojak. Lalu setelahnya, Iqbal pun dengan cepat mengeluarkan lembaran uang 10.000 dari dalam dompet dan menyerahkannya ke si penjual.
"Cewek lo napa dah Bal lari-lari gitu?" tanya Bang Ojak saat melihat pelanggan setianya itu sedang memasukkan kembali dompet kedalam saku belakang celana.
"Tau deh, Bang. Mules kali dia," canda Iqbal namun dengan raut muka yang sama bingungnya dengan Bang Ojak saat tadi mendapati Yaya tiba-tiba saja lari tanpa sebab, dengan tidak menyentuh makannya sama sekali.
"Ohhhh," hanya itu respon dari si penjual mie ayam bakso yang warungnya memang kerap disambangi oleh Iqbal dan genknya. "Buruan lo susul sono! kesian," saran Bang Ojak dan diangguki oleh Iqbal.
Dan tak perlu waktu lama, pemuda itu pun langsung menarik gas motornya untuk menyusul Yaya, yang sosoknya samar-samar masih terlihat ketika sedang berlari memasuki gerbang kampus mereka.
"Yang," Iqbal setengah berteriak ketika laju motornya sedikit melambat, untuk menyamai derap langkahnya Yaya.
Mendapati Iqbal beserta motornya sudah berada disebelahnya. Yaya pun sontak berhenti dengan deru napas yang terdengar agak tersengal-sengal.
"Mau kemana?" tanya Iqbal dengan air muka yang luar biasa penasaran saat menghentikan motornya.
Merasa tidak ingin membuang-buang waktu. Yaya lantas berjalan mendekat dan langsung naik untuk membonceng motornya Iqbal. "Anterin ke UKM ya," pinta Yaya dengan nada tergesa. Yang malah terdengar seperti sedang memberi perintah.
Iqbal yang sebenarnya masih bingung dengan permintaan sang kekasih. Lantas buru-buru menjalankan kembali motornya, ketika gadisnya itu malah merengek agar segera diantar menuju ke tempat yang dimintanya tadi tanpa menjelaskan sepatah kata pun terhadapnya.
🍃
"Bay, lo dimana sih?" tanya Yaya dengan ekspresi panik via telepon kepada Bayu, saat mendapati yang bersangkutan tidak berada di UKM Seni.
Yaya tadi memang coba menghubungi rekannya tersebut, namun sayangnya panggilannya itu tidak direspon. Sehingga Yaya pun menyimpulkan kalau Bayu mungkin sedang berada di ruang UKM mereka.
"Lo di kelas apa? gue susul kesana," ucap Yaya. "Dan inget. Jangan lo buka buka folder di flashdisk gue!" titah Yaya tegas sebelum akhirnya menyudahi panggilan tersebut.
"Ada apa sih?" Iqbal yang berdiri di ambang pintu ruang UKM Seni. Refleks meraih pergelangan tangan Yaya, saat gadisnya itu malah mengacuhkan keberadaannya dan nampak tergesa hendak beranjak meninggalkan tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar untuk Aryani {JINRENE} [END] √
FanficKarena kejadian tak terduga, mendadak Aryani harus berurusan dengan Iqbal si Atlet Kampus serta Jody sang Ketua BEM. Kehidupan tenangnya sebagai mahasiswi tak menonjol pun akhirnya perlahan berubah. Bagaimanakah Aryani menjalani hari-hari selanjutn...