Happy birthday Nona Bae kesayangan
Semoga cepet ketahuan ya siapa pasanganmu dan kalian hidup bahagia selamanya 😘
Selamat membaca part terakhir. Dan jangan lupa kasih voment-nya ya 😉
"Mari Pak - Bu, kita langsung ke ruang makan saja. Keburu dingin nanti masakannya," tawar Bu Nadira kepada Pak Teguh dan Bu Rahma, ketika pasutri tersebut siang ini bertamu ke rumahnya selepas dari acara wisudanya Yaya, dan mereka kini sedang berkumpul diruang tamu.
"Mari," Pak Heru yang hari ini sengaja cuti dari pekerjaannya, menawarkan hal serupa dengan apa yang diucapkan oleh sang istri.
Pak Teguh dan Bu Rahma yang sempat bertukar pandang sekejap, lantas berdiri dan mulai mengikuti sang pemilik rumah yang mengajak mereka untuk bersantap bersama siang ini.
Setelah perbincangan singkat diruang tamu untuk saling mengenal kedua belah pihak keluarga, serta sedikit membahas masa lalu mereka, langkah Pak Teguh terhenti sejenak tatkala matanya secara tidak sengaja memandang kearah bingkai foto yang terpasang di dinding ruang tengah rumah keluarga tersebut.
"Bu Yanti kapan meninggalnya Pak?" tanya Pak Teguh kepada Pak Heru saat mereka berjalan bersisihan menuju ke meja makan, bermaksud untuk menanyakan tentang Ibu Damayanti, yang seingatnya dulu dipanggil dengan sebutan Yanti.
Wajah perempuan di foto tersebut, memanglah paras wanita yang pernah Pak Teguh lihat saat dirinya masih berusia 18 tahun.
Kala itu, Pak Teguh yang tengah mengantar Ibunya ke pasar, berjumpa dengan Bu Yanti yang juga sedang berada di tempat tersebut. Di warung soto, sambil berlinang air mata, Ibunya menceritakan semua keluh kesahnya kepada teman di kampung halamannya itu. Hingga tidak lama kemudian, mereka berdua justru diajak ke Bank oleh Bu Yanti, karena beliau hendak mengambil sejumlah uang yang selanjutnya akan dipinjamkan kepada mereka.
Pak Heru yang tak ayal ikut mengarahkan pandang ke foto orangtuanya, lantas menjawab kalau Ibunya telah berpulang 9 tahun yang lalu, ketika Iqbal masih duduk di bangku SMP.
Pak Teguh pun manggut-manggut paham. Padahal rumah mereka yang di Semarang, bisa dikatakan tidak seberapa jauh. Namun entah mengapa mereka justru tidak pernah bersua sama sekali.
"Mungkin nanti saya bisa minta waktunya sebentar. Ada yang harus saya kembalikan ke beliau. Saya harap Pak Heru bersedia menerimanya."
Walaupun sudah sangat terlambat, tapi yang namanya hutang, tetaplah harus dilunasi. Uang sebanyak 500.000 yang dulu dipinjam oleh Ibunya Pak Teguh, tentu saja jumlah yang sangat besar di tahun 80-an. Meskipun apabila dibandingkan dengan nilai mata uang sekarang, uang segitu jelas saja tidak ada artinya.
Pak Heru yang telah mengetahui cerita masa lalu Ibunya dengan keluarganya Pak Teguh dari Iqbal, hanya mengangguk mengiyakan permintaan tersebut. Dia pun teringat kenangan saat berusia 9 tahun, dimana orangtuanya pernah bertengkar sedikit hebat kala itu. Dulu Bapaknya marah karena tanpa sepengetahuan beliau, Ibunya justru meminjamkan uang tabungan mereka untuk teman di kampung halamannya yang tengah dilanda musibah. Ibunya berkata, beliau meminjamkan uang tersebut untuk membantu biaya masuk kuliah anak teman dekatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar untuk Aryani {JINRENE} [END] √
FanficKarena kejadian tak terduga, mendadak Aryani harus berurusan dengan Iqbal si Atlet Kampus serta Jody sang Ketua BEM. Kehidupan tenangnya sebagai mahasiswi tak menonjol pun akhirnya perlahan berubah. Bagaimanakah Aryani menjalani hari-hari selanjutn...