Part 5

9.6K 706 42
                                    

Bright membukakan pintu mobilnya untuk Win masuk, muka Win memerah karena perlakuan dari Bright. "Terima kasih kak." Saat Win masuk pun, tangan Bright dengan sigap melindungi dari atas mobil. Seperti melindungi saat turun hujan, tangannya sebagai payung.

Bright menutup pintu mobilnya dengan pelan. "Manis banget sih kak Bright, pasti beruntung yang bisa jadi pendamping hidup dia." Batin Win.

Bright mulai menghidupkan mesin mobilnya kemudian mereka berdua pun pergi ke arah ibukota. Di perjalanan Win asik melihat ke arah jendela luar, dia memandang lampu jalan beserta pernak-pernik yang menghiasinya.

"Kamu bosan Win?" Tanya Bright.

Win menghadap Bright dan menggelengkan kepalanya. "Gak kok kak, aku cuman senang aja diajak jalan sama kakak. Seperti mimpi diajak jalan sama idol kesayangan hehehe." Win nyengir lucu, membuat Bright tersipu malu melihat senyuman Win.

"Oh ya kak, kenapa kakak debut di Thailand? Kan bisa tuh di Amerika?" Tanya Win.

"Kakak udah lama tinggal disini sama kakek nenek kakak, jadi mungkin udah nyaman dengan suasana Thailand." Jawab Bright dan hanya diangguki oleh Win.

Mereka berdua telah sampai ditujuan mereka, pasar malam (taman bermain). Bright memakirkan mobilnya kemudian melepaskan seatbeltnya. Bright kemudian mengambil masker dan topinya untuk menutup identitas dia.

Win juga diberikan masker dan topi, tapi Win menolak untuk memakai topi, dia hanya memakai maskernya saja. Saat keluar Win memekik senang. "Ya ampun udah lama aku gak kesini." Ucap Win senang.

Bright di dalam maskernya tersenyum hangat. "Kamu tunggu disini sebentar kakak beli tiketnya dulu." Win mengangguk senang.

Bright dan Win langsung saja masuk setelah membeli tiket, Win matanya berbinar, dia ingin main ini dan itu, semuanya kalau bisa dia mainkan. "Kak main itu ayo." Ajak Win menuju rollercoaster. Bright hanya pasrah ditarik Win.

Mereka berdua mengantri untuk bermain rollercoaster. Saat antrian mereka, Win dengan cepat menarik Bright, Bright sampai kewalahan dengan Win. Mereka berdua duduk dan memakai pengaman yang memang sudah disiapkan.

Permainan dimulai, semua orang di dalam permainan itu berteriak histeris, Win berteriak senang. Bright memegang topinya agar tidak terlepas dan memasang senyum dibalik maskernya.

Mereka selesai memainkan permainan tadi, kemudian Win ingin sesuatu tapi dia tahan, Bright yang paham dengan ekspresi Win mulai bertanya. "Kamu kenapa Win." Win malu untuk mengutarakan apa yang dia inginkan. "Aku mau itu kak." Tunjuk Win ke salah satu kedai es krim disana. Bright terkekeh geli karena tingkah Win.

"Kalau mau es krim bilang, jangan malu-malu gitu." Win tersenyum lucu dibalik maskernya, Bright tau kalau Win tersenyum, dari matanya yang menyipit.

"Udah ayo kita kesana." Ajak Bright. Win mah auto senang. Mereka pun berhenti di kedai es krim yang diinginkan Win tadi. "Kamu mau rasa apa Win?"

"Strawberry kak." Ucap Win antusias.

"Kak tolong es krim Strawberry 1 dan Cokelatnya satu." Kakak penjual tersebut pun mengangguk dan mulai membuat pesanan Win.

Win yang sedang berbicara dengan Bright seraya menunggu pesanan dia. Win melihat anak kecil yang sedang menatap penuh ke kedai es krim itu. Win menatap anak kecil itu, kemudian mendekati anak kecil tersebut, dia melepas maskernya kemudian tersenyum hangat ke anak itu. "Hai adik, kamu mau es krim itu." Anak kecil yang ditanya sama Win hanya mengangguk.

"Yuk ikut kakak beli." Ajak Win.

Anak kecil itu hanya diam tanpa menjawab. "Aku takut kak, sebenarnya aku lagi cari orang tua aku." Ucap anak kecil itu. Win tertegun mendengar penuturan anak itu.

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang