Part 25

4.5K 379 16
                                    

Tu benar-benar tertawa melihat foto yang berhasil dia ambil tadi siang. Saat kakaknya Layla pulang, Tu memperlihatkan foto tersebut kepada kakaknya. "Nih kak, cowok sialan penggoda orang." Ucap Tu.

Layla tersenyum bangga pada adiknya. "Kirim itu ke kakak, bisa jadi bukti penghancuran buat cowok itu." Tu memberikan jempolnya pada sang kakak.

"Tenang aja kak, gue juga udah print foto itu, mau gue sebar di seluruh kampus." Layla semakin menyunggingkan senyumnya.

"Bagus adikku, saat kakak berhasil merebut Bright dari cowok homo itu, kakak akan kasih kamu hadiah." Tu tentu saja senang setelah mendengar itu, membuat Win hancur ditambah mendapatkan hadiah dari sang kakak.

Mereka berdua hanya bisa berangan-angan membayangkan bagaimana Win hancur. Tanpa mereka sadari bahwa foto itu bukanlah apa-apa bagi orang yang mereka akan jahati.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Win terbangun dari tidurnya karena mendengar suara seseorang dari luar sana, pintu kamarnya diketuk pelan tapi kuat. Win berjalan sempoyongan menuju pintu tersebut, saat dibuka dia bisa melihat Jeno yang sedang tersenyum manis pada dirinya.

"Ada apa Jeno?" Tanya Win.

"Kak, Jeno boleh minta tolong gak?" Win mengernyit bingung, apa yang membuat adik iparnya ini meminta bantuan padanya, Win sebenarnya tidak masalah akan hal itu, hanya saja ini masih jam 3 pagi.

"Minta bantu apa?" Tanya Win kembali.

Jeno tersenyum kemudian menarik Win menuju tempat yang dia tuju. Win yang ditarik hanya bisa mengikutinya.

Saat sesampainya di tempat tujuan, Jeno tersenyum kembali pada kakak iparnya itu. "Kak Win, boleh buatkan Jeno ramen? Hehehe." Oh lihat itu, Jeno benar-benar membuat Win kesal, jam 3 pagi membangunkan dirinya hanya untuk itu?

"Sebenarnya aku mau minta tolong sama Jaemin cuman dia kecapean, mau minta tolong mommy, mommy lagi bermain sama daddy, ya kakak tahu sendiri deh main apa." Win menghela nafasnya, adik bungsu dari suaminya ini benar-benar membuatnya tidak bisa berkata-kata untuk membalasnya.

"Memangnya kamu gak bisa masak Jen?" Tanya Win, yang ditanya menggelengkan kepalanya.

"Ya udah kamu tunggu di meja makan ya, kakak buatkan ramen dulu untuk kamu." Jeno mengangguk semangat kemudian dia mengikuti apa yang disuruh Win tadi.

Win dengan cekatan membuat masakan yang diinginkan Jeno, dari memotong sayur, merebus telur dan lainnya. Saat selesai, Win melihat jam di dinding menunjukkan pukul setengah empat pagi.

Win meletakkan ramen tersebut dan membuat Jeno sumringah. "Terima kasih kakak ipar." Jeno langsung saja melahap habis makanan yang telah dibuat Win, sangat enak pikirnya.

Win yang melihat itu hanya bisa tersenyum, saat melihat Jeno tersenyum, Win selalu melihat matanya yang akan menyipit dan membuat senyuman. Begitu menggemaskan pikirnya.

Saat selesai Win merapikan piring bekas Jeno dan mencucinya. Saat selesai Win menghampiri Jeno yang sedang asik menonton TV.

"Kamu sering makan malam-malam?"

"Iya kak, kadang aku makan jam 1 atau jam 2, udah kebiasaan dari kecil, gak tau kenapa sampai kebiasaan begitu. Kadang mommy sampai bingung sendiri kenapa Jeno tidak berhenti dengan kebiasaan ini. Jeno pernah nyoba buat berhenti, eh besoknya demam. Demam karena kelaparan hehehe." Win terkekeh mendengar hal itu.

Entah hantu apa yang merasuki Win, Win secara tiba-tiba memeluk Jeno dengan pelukan terhangatnya. Jeno tentu saja kaget dengan perlakuan itu, tapi dia sadari pelukan itu sangat hangat dan nyaman. "Biarin kakak seperti ini, kakak tidak punya adek yang bisa kakak peluk manja seperti ini, kadang kakak mau peluk Abang saja, dia pasti protes." Jeno hanya tersenyum, membalas pelukan itu dengan nyaman.

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang