Part 33

4.3K 360 19
                                    

Tu dan teman-temannya diseret ke sebuah rumah kosong di ujung kota, tempat ini pertama kali Win temukan saat dia berjalan-jalan karena bosan.

Saat berjalan Win menemukan rumah kosong, kemudian masuk ke dalam rumah itu. Win melihat kesana-kemari melihat isi rumah itu, masih tertata rapi, tapi banyak debu dan rumput-rumput yang mengitarinya. Setelah saat itu, Win mengajak sahabatnya pergi kesana untuk membersihkan rumah tersebut. Dan jadilah tempat tersebut markas mereka untuk mengeksekusi musuhnya.

Tu dan teman-temannya diikat di kursi yang sudah dialiri listrik. Tu menatap memohon kepada ketiga sahabat Win untuk melepaskan mereka. "Lepaskan gue sialan!" Ucap Tu kasar. Ketiganya terkekeh, tadi aja di kampus dia menunduk takut.

"Gak dulu." Balas Krist.

Tu menggerakkan kursi itu kesana-kemari, membuat New jengkel. "Mending lu diam, atau gue setrum lu sekarang juga." Ancam New, Tu kemudian terdiam takut.

Win memasuki rumah tersebut dengan senyuman manisnya. "Gimana kursinya nyaman gak? Kami belinya cukup mahal, pasti gak bikin sakit pinggang deh." Ucap Win.

Tu dan teman-temannya menatap Win sendu. "Gak usah keluarin air mata buaya kalian deh, gak akan guna." Ucap Win.

"Oh ya, karena kakak kamu Layla belum clear masalahnya, kamu disini dulu ya, selagi menunggu kakak kamu untum bergabung disini, nanti teman aku akan memberikan kenyamanan yang tiada tara, untuk kalian, iyakan bestie." Ucap Win kembali.

"Tentu saja." Balas ketiganya.

Win tersenyum. "Kalau gitu aku duluan ya, jangan terlalu kuat volt di kursinya, aku gak mau mereka bertiga mati duluan." Ucap Win dan dapat anggukan dari ketiganya.

Win pergi dari sana. Krist, New, dan Gun mengeluarkan smirknya, menatap ketiganya dengan perasaan ingin membunuh. "Waktunya bermain jalang."

Gun mulai mengatur volt di kursi Tu dan kedua temannya."kita bermain sedikit ya, sebenarnya sih gue pengen langsung ke aliran yang tertinggi, tapi nanti Win ngambek." Ucap Gun, kemudian dia mulai menekan tombol on.

Seketika kursi yang diduduki Tu dan kedua temannya mengalirkan listrik sedang. Ketiganya kejang-kejang dan menatap Gun untuk menghentikan aliran listrik yang berada di kursinya.

Gun mematikan aliran listrik tadi, Tu dan kedua temannya sangat lemas. "Seru gak?" Tanya Krist.

Ketiganya menggelengkan kepala mereka lemah. "Ya udah gini aja dulu, kita beli makanan dulu yuk, buat ketiga jalang ini." Ujar New. Ketiganya pergi dari rumah itu dengan perasaan belum puas untuk menyiksa musuhnya, mereka hanya menunggu Win menyelesaikan masalahnya, jika semuanya selesai, maka permainan penyiksaan itu akan dimulai.

Win berjalan pulang kerumah mertuanya, disana sudah ada keluarga besarnya. Hari ini bertepatan dimana Bright akan melakukan konferensi pers, Win akan menemani suaminya disana dan melihat drama dari Layla.

Win masuk ke dalam rumah itu disana sudah ditunggu oleh keluarga besarnya. "Udah ngumpul aja."

"Oh ya, tadi mama ngeliat kamu di atas panggung benar-benar keren, mama bangga sama kamu." Ucap Baekhyun. Win tersenyum mendengarnya.

"Inikan ajaran dari mama." Baekhyun hanya terkekeh.

"Ya udah, sebentar lagi Bright akan konferensi pers, kalian sebaiknya berangkat sekarang." Ujar Taeyong.

"Kalian pergi kan?" Tanya Win.

"Iya sayang, kami akan pergi, kami juga sekalian akan memperkenalkan kamu sebagai anak keluarga papa dan mama, dan pemberitahuan pergantian CEO Daddy Jaehyun ke Bright." Win mengangguk mantap, tak lupa dia membawa flashdisk yang berisikan video Layla bermain dengan laki-laki tempo hari.

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang