Part 32

4.5K 391 27
                                    

Layla terbangun dari tidurnya, suasana kamar itu begitu sepi, bau sperma ada dimana-mana. Layla dengan cepat mengambil pakaiannya setelahnya pergi dari bar tersebut.

Di rumah, Tu sedang gembira, karena Win, cowok sialan yang dia benci besok hari akan keluar dari kampus tersebut.

Layla masuk dengan terburu-buru, ekspresinya tidak bisa terbaca oleh orang, dia menampakkan ekspresi takut, gelisah, dan senang. Tu yang melihat kakaknya bingung sendiri. "Kenapa lu kak? Dapat om-om kaya hari ini?" Tanya Tu.

Layla memandang Tu dengan tajam. "Gue semalam dikerjain sama om-om sialan, tapi tampan. Gue pikir gue bermain sama mereka, ternyata malah sama anak buahnya, ya lumayan sih anak buahnya, pedang mereka lumayan gede." Tu terkekeh, kakaknya ini memang aneh, bermain kok milih-milih, jalang mah harus bisa melayani siapa saja.

Tu juga melakukan itu seperti kakaknya, untuk kesenangan pribadi dan tentunya duit. "Udahlah mending lu mandi sana, bau sperma dari orang yang lu layani masih kecium nih." Layla langsung pergi ke kamarnya, tapi dia menghentikan langkah kakinya karena interupsi adiknya.

"Kak, besok cowok sialan itu keluar dari kampus, gue udah cepuin dia ke rektor." Layla tersenyum.

"Pintar banget adek gue, kalau menang gue kasih hadiah deh ke lu." Tu tersenyum senang, hape baru yang akan dia inginkan terwujud. Hari ini kampus lagi libur, karena akan adanya rapat untuk menggelar keluarnya Win, pemilik perusahaan itu ingin membuat acara atas keluarnya mahasiswa terbaik itu.

"Aneh ya, padahal cowok sialan itu keluar tapi malah mau dibuat acara, masa bodolah, yang penting dia keluar, selamat menggembel." Ucap Tu.

Win sedang menatap anak angkatnya, begitu tampan seperti papinya Bright. Mengelus Surai hitam miliknya, entah kenapa rencana Tuhan apa yang bisa menemukan dia dan Victor. Walaupun dirinya terbilang aneh, yang langsung tiba-tiba mengajak anak jalanan menjadi anak angkatnya, tapi itu tidak akan membuatnya untuk mengulang kembali apa yg dia inginkan.

Victor terganggu dari tidurnya karena elusan yang menyentuh pipi tembemnya. Mengucek-ngucek matanya kemudian menatap sang mami cantiknya. "Pagi mami." Sapa Victor.

"Pagi sayang, lain kali jangan dikucek-kucek ya matanya, ntar mata kamu sakit." Victor mengangguk.

Win mengajak Victor untuk mandi bersama, biarkan sajalah suaminya itu untuk tetap tidur. Setelah mandi, memakaikan Victor baju yang bergambar karakter Spongebob kesukaan anaknya.

"Karena hari ini mami libur, mami temenin Victor main ya." Wajah Victor seketika senang, dia melompat-lompat saat dirinya sedang disisir.

"Jangan lompat-lompat dulu sayang, mami masih nyisir rambut kamu." Victor hanya nyengir saja.

Win turun ke bawah bersama Victor, perut Win sudah mulai kelihatan gendut, sudah masuk 1 bulan. "Mami, kenapa perut mami sedikit gendut?" Tanya Victor.

"Ini ada adik bayi, yang berarti ini ada adiknya Victor." Wajah Victor yang tadinya senang seketika murung. Victor langsung pergi ke taman belakang meninggalkan Win sendiri.

"Ada apa dengan anak itu?" Tanya Win pada dirinya sendiri.

Win melihat Victor sedang duduk di taman seraya memainkan mobil-mobilannya. Win mendekati kemudian ikut duduk disebelahnya. "Victor sayang, kamu kenapa? Kamu marah sama mami?" Tanya Win.

Victor menatap Win sebentar, dari lubuk hatinya, dia ingin menangis tapi ditahan, mata Victor sudah berkaca-kaca siap tumpah air matanya.

"Sayang ngomong saja, mami gak akan marah." Ucap Win kembali.

Tangis Victor seketika pecah. "Hiks nanti kalau mami punya anak kandung hiks, nanti Victor dibuang dong hiks, kan mami udah punya anak kandung mami hiks, nanti mami gak sayang sama Victor lagi hiks." Win memeluk Victor, mengelus rambutnya dengan lembut.

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang