Part 21

4.7K 411 36
                                    

Mari kita Flashback sebentar

Layla benar-benar kesal karena perlakuan Bright terhadap dirinya, dia memaki, menyumpahi sumpah serapah pada lelaki tampan yang akhir-akhir ini membuatnya tertarik, tapi saat dirinya ingin lebih dekat dengan Bright ada saja halangan yang membuat dirinya tidak terima.

"Aaa sial kenapa Bright selalu gak mau terima gue sih, gue cuman numpang doang elah." Ucap Layla kesal.

Sesampainya dirumah, dia melihat adiknya yang bernama Tu Tontawan sedang asik mengemil cemilannya sambil menonton acara tv kesukaannya.

Layla mendudukkan dirinya disebelah adiknya Tu, kemudian dia menyandarkan tubuhnya dan menghela nafasnya kasar.

Tu yang melihat kakaknya yang aneh langsung saja bertanya. "Kenapa Lo kak?" Tanya Tu.

"Gue kesal sama cowok yang gue taksir, selalu saja tolak saat gue butuh tumpangan, pernah sekali gue ngajak dia makan siang bareng tapi di tolak mentah-mentah." Jawab Layla.

Tu hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya saja. "Terus kalau gitu lu kenapa masih mau berjuang segala? Lu tau sendirikan, cowok yang lu taksir gak demen sama lu, dan gue percaya sih, dia gak tampan seperti Bright Vachirawit." Layla yang mendengar itu menatap adiknya tidak percaya.

"Tidak tampan katamu? Yang kakak taksir itu seorang Bright Vachirawit! Dan kamu bilang dia tidak tampan!" Tu terbelalak kaget, dia hampir lupa dengan pekerjaan kakaknya itu.

"Kakak suka sama Bright? Kak dia itu bias gue, kok lu suka sih." Ucap Tu bergebu-gebu.

"Ya terserah kakak dong, dia kan partner kakak main film, udah ah ngomong sama lu bikin gue tambah emosi aja."

Tu menahan tangan Layla dan mengelusnya dengan perlahan. "Yaelah maaf kali kak, gue kan gak tau hehehe. Ya udah sih pepet aja terus, kapan lagi gue punya Abang ipar seorang aktor terkenal." Ucap Tu seraya menghayal bagaimana kehidupannya yang akan menjadi tontonan orang-orang, dan tentu saja teman-temannya pasti akan iri padanya.

"Masalahnya, dia itu lebih tertarik dengan cowok sialan itu." Ucap Layla, Tu membuyarkan lamunannya dan mendengarkan cerita sang kakak.

"Kakak ada foto cowoknya gak?" Tanya Tu.

"Ada."

Layla memberikan foto Win kepada sang adik, Tu yang melihat itu menatap kesal. "Ckk kenapa cowok sialan ini sih yang harus disukai Bright, Win Metawin anak yang tidak tahu asal usulnya, yang kutahu dia selalu berangkat ke kampus menggunakan mobil mewah yang entah di dalamnya siapa, dan terakhir kemarin, dia dijemput pria tampan saat sepulang kuliah kak." Layla terkejut mendengar penuturan adiknya.

"Lo kenal sama ni anak?"

"Kenal kak, dia itu populer di kampus, gue aja geli lihat dia sama teman-temannya, apa sih yang harus disukai sama dia, jalang bermuka dua, sok manis di depan, dibelakang busuk, dan gue yakin Bright itu cuman simpanan dia." Layla benar-benar kesal setelah mendengar ucapan sang adik.

"Lu mau gak bantuin gue?"

"Bantu apa kak?"

Layla membisikkan kata-kata yang akan membuat Win akan dibenci oleh sekitarnya. Tu menampakkan smirknya mendengar penuturan dari sang kakak.

"Oke kak gue bantu lu, setelah semuanya selesai lu harus gebet Bright, gue gak mau tahu."

"Santai aja itumah, kalau si cowok sialan itu kalah kita harus berpesta." Tu dan Layla tertawa setelahnya.




🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸


Win beserta ketiga sahabatnya ingin menuju kantin fakultasnya, dia benar-benar lapar sekarang, padahal sebelum ada bayi di dalam perutnya dia selalu kenyang saat diajak teman-temannya itu makan siang.

"Win lu mau makan apa, biar gue sama New yang pesan." Ucap Gun.

"Aku mau bakso, mie ayam, siomay, batagor, cilok, telur gulung, dan teh es 3." New dan Gun dibuat terkejut mendengar semua makanan yang disebut oleh Win tadi, mereka berpikir apakah kelinci gembul ini bisa menghabiskan semua makanan itu.

"Udah pesan aja, itu mungkin kemauan baby-nya Win." Ucap Krist, New dan Gun hanya mengangguk saja.

"Ditunggu ya pesanannya."

"Terima kasih New, Gun." Ucap Win seraya tersenyum.

Setelah kepergian New dan Gun, Win sudah merasa haus, Untung saja Krist selalu membawa air putih kemana saja. "Krist, Win minta airnya dong." Krist langsung saja memberikan botol minumnya pada Win.

Saat selesai minum, Win dibuat terkejut dengan gebrakan pada meja makannya dan kehadiran Tu beserta kedua temannya. "Cihh kenapa cowok jalan ini bisa tenang makan disini, masih punya muka." Ucap Tu sinis.

Win masih berpikir dalam benaknya, kenapa cewek yang tadi pagi mengusiknya kembali. "Maksud Lo apasih cewek tolol, udah gak kenal, sok ngelabrak pulak, ngatain temen gue jalang? Lu kali jalang." Balas Krist tidak kalah ketus.

Muka Tu memerah menahan amarahnya, sekarang seluruh mahasiswa yang berada di kantin menatap mereka dengan tatapan bingung.

"Apa lu gak tau? Temen lu yang sok manis ini jalang yang rela ngangkang demi uang?" Semua dikantin terkejut mendengar penuturan dari Tu.

Krist benar-benar geram, Krist ingin menampar Tu tapi tidak jadi karena Win dengan sengaja mendorong Tu sampai sang empu terhuyung ke belakang.

"Punya masalah apa sama gue?" Tanya Win, Win sekarang benar-benar di mode yang tidak mau diganggu, dia akan benar-benar berubah kalau ada yang berani mengusik kehidupannya.

Dia memang selalu baik kepada semua orang, tapi kalau ada yang berani menjelekkan dirinya, temannya bahkan keluarganya, Win akan maju untuk menghadapi musuh yang sangat menyebalkan itu.

Tu terdiam, dia bingung harus menjawab apa.

"Kok lu diam sih? Kita gak kenal, dan bisa-bisanya lu bilang gue jalang? Sadar diri dong, muka lu lebih pantas dikatain jalang." Tu benar-benar kesal sekarang.

Sebelum Tu bangun, Win menyirami kepala Tu dengan air yang dibawa Krist tadi. "Ini buat lu karena lu nampar gue yang tidak tahu apa sebabnya." Tu shock melihat dirinya basah, dia menatap sengit Win kemudian dia pergi bersama kedua temannya.

"Gak jelas, sok ngelabrak tapi ditanya gak bisa jawab, cewek tolol." Ucap Win kesal.

Krist menepuk tangannya seraya tertawa. "Mantep banget calon ibu ini, udah jangan marah-marah gue takut janin di dalam perut Lo juga ikuttan kesal." Win hanya bisa tersenyum simpul.

"Tadaa kami datang membawa pesanan." Ucap New.

Mata Win berbinar melihat semua makanan yang dia pesan tadi, setelah capek berurusan dengan perempuan yang tidak jelas tadi, tenang Win sedikit terkuras.

New, Gun, dan Krist yang melihat Win makan seperti kesetanan hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. "Orang hamil makannya kayak kuli ya, banyak banget buset, gue aja lihat dia makan udah kenyang." Bisik New ke Gun dan Krist.

"Biarin aja, yang penting nutrisi ponakan kita terjaga." Balas Krist.

Tu dan keduanya temannya hanya bisa menggeram kesal. "Aarrghhh cowok sialan, gue benar-benar benci sama dia, sialan!" Ucap Tu kesal.

"Udah Tu, kita tunggu tanggal mainnya saja, sekarang lu ganti baju sana." Ucap temannya. Tu hanya bisa mengangguk saja.

"Untuk sekarang lu bisa menang Win, tapi lain kali lu bakal bertekuk lutut sama gue, anak haram yang tidak tahu asal-usulnya saja berlagu." Ucap Tu, Tu tidak tahu saja kalau Win Metawin adalah seorang anak pemilik kampus tersebut yaitu Chanyeol, tentu saja tidak tahu karena Win benar-benar menutup privasi dirinya dan keluarganya, yang tahu saja hanya ketiga sahabatnya beserta Mix.

Kita lihat saja siapa yang hancur nantinya apakah Win atau Layla dan Tu.

Lohaaa
Hihihi aku kasih double update nih biar kalian gak penasaran siapa yang nampar Win
Ya udah see you papay

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang