Part 8

7.1K 567 15
                                    

Win masuk kerumah dengan keadaan kesal, dia merutuki abangnya itu, yang membuat mood dia tidak baik. Baekhyun yang melihat anaknya, menatap bingung, baru kali ini tidak ada teriakan yang membahana dari mulut anaknya.

Win berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju kamarnya. "Win kenapa sayang?" Tanya Baekhyun yang masih stay duduk di sofa ruang tengah.

Win menatap mamanya sebentar. "Gapapa ma." Ucap Win setelah itu dia pergi.

Setelah kepergian Win, Baekhyun hanya menghela nafasnya panjang. "Aish ada apa dengan anak itu?" Monolog Baekhyun.

Win melemparkan tasnya sembarangan, dan membuang dirinya ke kasur empuk. Dia menatap cincin yang diberikan Bright tempo hari, entah kenapa moodnya sedikit membaik setelah melihat cincin pemberian dari sang idola, eh ralat maksudnya sang kekasih.

Win tersenyum sendiri seperti orang gila, dan setelah itu dia tertidur karena kecapekan.


"Cut." Suara produser yang memberhentikan kegiatan seorang aktor/aktris papan atas Bright Vachirawit. Bright saat ini sedang syuting untuk film terbarunya, film yang dia bintangi bergenre romance dan dia pemain utamanya.

"Bagus Bright, akting kamu tidak pernah mengecewakan, kamu boleh istirahat." Bright berdehem kemudian melenggang pergi dari tempat syuting tersebut.

Bright memasuki ruangan khusus dia beristirahat, dia membuang dirinya di ranjang yang berada di ruangan itu, dia merasakan kelelahan, mengambil air di nakas kemudian meminumnya dengan cepat.

Bright tersenyum saat melihat foto Win di layar hapenya, dia bersyukur bisa mengambil foto tersebut saat dia berkencan kemarin.

Plesbek sebentar

Bright tersenyum senang saat Win menerima dia, walaupun mereka sering bertemu di acara fansign, tapi entah kenapa semua hal itu berbeda dengan hari ini. "Terima kasih Win, mau Nerima aku, aku bahagia, benar-benar bahagia." Win terkekeh mendengarnya.

"Aku yang seharusnya terima kasih kak, aku yang seorang fanboy bisa memiliki hubungan dengan seorang aktris papan atas, mimpi yang benar-benar jadi kenyataan." Win tersenyum simpul, Bright melihat senyuman itu  selalu merasakan aliran listrik di dalam tubuhnya, seperti ingin mencium bibir kenyal itu dengan lembut.

"Yuk kita foto."

"Yuk kak." Bright mengambil hapenya di saku celananya, dan mereka mulai berfoto bersama sebagai kenangan yang terindah.

"Win Metawin, kamu begitu indah, aku akan selalu berusaha untuk membahagiakanmu." Ucap Bright dalam dirinya sendiri.

Ceklekk

Pintu terbuka dan terlihatlah, teman seperjuangannya, siapa lagi kalau bukan, Tay, Singto, dan Off. "Sawan lu Bro, senyum-senyum sendiri." Ucap Off.

Bright tidak mengindahkan ucapan Off, dia tetap melihat layar hapenya. Ketiganya menatap iba Bright, mereka pikir Bright sedikit stress karena pekerjaannya.

Tay memukul kepala Bright kuat, dia ingin menyadarkan temannya itu sebelum benar-benar gila. "Apaan sih lu Tay, sakit anjir."

"Lu kenapa, senyum-senyum gajelas, sawan lu." Balas Tay.

Bright menunjukkan hpnya dan tampaklah gambar Win dan dia sedang berfoto bersama. "Itu fanboy yang lu cerita?" Tanya Singto.

"Iya, dan sekarang dia jadi kekasih gue." Ucap Bright seraya tersenyum manis.

"Manis juga fanboylu." Ucap Tay sembarang, dia gak tau aja Bright sedang mengeretakkan giginya.

"Tay liat noh temenlu." Bisik off. Tay bergedik ngeri melihat pemandangan didepannya, aura yang dikeluarkan Bright benar-benar mencekam.

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang