Win dan Bright sedang fitting baju pernikahan mereka nanti, oh ya kalau mau tau, mereka lima hari lagi akan melangsungkan pernikahan, mengikat janji dengan Tuhan, serta janji yang akan mereka sebutkan nanti di altar.
"Kak aku mau warna putih tuxedonya, nah kakak warna hitam, pasti bagus." Ucap Win girang, dia sedang memilih tuxedo apa yang akan mereka pakai nanti, pemilik butiknya gemas melihat tingkah Win disana.
"Bright calon istri kamu menggemaskan banget." Bright terkekeh sendiri melihat Win yang sangat antusias itu.
"Gak tau juga kak Jennie, lihat dia tersenyum senang gitu, buat aku bahagia." Jennie, sahabat Bright dari masa kuliah mereka. Jennie banyak tahu pribadi Bright yang dingin dan cuek dengan sekitarnya, tapi kalau sudah dengan tambatan hatinya itu bisa dia hilangkan begitu saja.
"Kak Jennie, aku mau yang ini saja yah." Ucap Win sambil menenteng dua tuxedo yang dia cari daritadi.
Jennie benar-benar gemas, dia menghampiri Win kemudian mencubit pipinya ke kanan dan ke kiri, Win yang dicubit hanya bisa mengerucutkan bibirnya kedepan.
"Pilihan kamu bagus Win, nanti kakak siapkan buat kamu oke." Win mengangguk senang.
"Sekarang mau kemana lagi hmm?" Tanya Bright, Win memukul dagunya menggunakan jari telunjuknya seraya berpikir.
"Mau es krim kak." Jawab Win seraya tersenyum.
"Boleh, tapi kamu makan siang dulu yah. Kak Jen aku sama Win pamit, terima kasih untuk bajunya."
"Iya Bright, hati-hati." Bright memberikan jempolnya, kemudian pergi dari butik sahabatnya itu.
Di dalam mobil, Win masih antusias melihat ke arah jendela keluar mobil, seraya menghitung mobil yang lalu lalang.
Mereka berdua telah sampai di restoran dimana mereka akan makan. Win melepaskan sealbeltnya kemudian keluar dengan perasaan cerianya. Bright yang masih di dalam mobil tersenyum simpul.
Mereka duduk di kursi dan memesan apa saja yang diinginkan oleh keduanya, saat mau pergi pelayan tadi tersenyum kepada Bright sampai lupa akan pesanan mereka. Saat menunggu makanan mereka, Bright mengengam tangan Win seraya mengelusnya dengan lembut.
"Kak, kakak lupa yah dengan maskernya." Win sedikit panik saat Bright lupa dengan maskernya, pantas saja pelayan tadi senang melihat Bright.
"Kakak sengaja, kakak ingin menunjukkan ke dunia, kalau kakak sudah ada yang punya, kakak tau pasti sekarang banyak paparazi yang sedang mengambil gambar kita." Win melihat ke kanan dan ke kiri, ya banyak orang yang mulai merekam bahkan memoto mereka.
Win sedikit risih dengan hal itu, privasinya sedikit diganggu, dia tidak suka. "Kak aku gak suka, pergi dari sini kak pleasee." Ucap Win memohon pada Bright.
Bright menghela nafasnya, dia mengeluarkan uangnya dan menaruhnya di bawah pot bunga yang terbuat dari kaca itu. Mereka berdua keluar sambil bergandengan tangan. Banyak yang bertanya-tanya siapa yang bersama Bright itu.
Diperjalanan Win lebih banyak diam ketimbang tadi yang ceria, Bright menghela nafasnya kembali. Dia menepikan mobilnya, kemudian memegang kedua tangan Win.
"Win maaf misalnya tadi kakak lakukan itu, kakak cuman ingin dunia tahu kalau kamu milik kakak, dan kakak milik kamu, maaf juga kalau misalnya kamu risih dengan tadi." Win tersenyum manis, dia mengerti apa yang diucapkan Bright, pria yang akan menjadi suaminya itu sungguh romantis.
Tapi yang ditakutkan Win adalah, fansnya yang tidak terima akan fakta itu, dimana mereka akan menghina Bright karena menikahi seorang laki-laki. "Kamu jangan takut, kalau kakak akan dihina sama semua orang yang menyukai kakak, karena kakak tidak akan peduli omongan mereka, kakak hanya manusia biasa yang mencintai seseorang, biarpun mereka tidak menerima kakak lagi, itu bukan suatu masalah buat kakak." Ucap Bright seperti tahu akan pikiran Win.
Win tertegun atas penuturan Bright, hatinya sedikit menghangat disana, begitu indah kata demi kata yang Bright ucapkan tadi, walaupun sebenarnya tidak indah yang dipikirkan orang, tapi menurut Win itu sudah lebih cukup.
"Iya kak, Win akan percaya sama kakak, terima kasih udah yakinkan Winnie." Win tersenyum manis, sangat manis sampai Bright gemas akan hal itu. Bright mencium kening Win kemudian menyalakan mesin mobilnya kembali pulang.
Win diantar pulang sama Bright karena keinginan dia sendiri, sebenarnya Win ingin jalan-jalan lagi cuman moodnya saja masih belum nyaman, jadi dia pulang saja daripada harus diamkan Bright kembali.
Memang ucapan Bright tadi sedikit menenangkan dirinya, tapi pikirannya tentang keselamatan dan karir Bright itu yang membuat dirinya merasa bersalah.
Win memasuki rumah besarnya itu, dia melihat mamanya Baekhyun sedang menonton acara kesayangannya 'Suara Hati Istri' Win saja sampai bosan melihat sinetron itu, pasti suaminya selingkuh, kemudian bangkrut terus selingkuhannya minta putus atau cerai, nanti nangis-nangis ke istri lama, setelah itu istri lamanya memberikan kesempatan pada mantan suaminya, terus tamat. Bosan Win tuh melihat alurnya itu terus,monoton. Tapi entah kenapa mamanya itu suka sekali dengan sinetronnya.
"Mama." Baekhyun melihat Win sebentar kemudian tersenyum, dia melambaikan tangannya menyuruh Win duduk disebelah dia.
"Bagaimana fitting bajunya? Lancar?" Tanya Baekhyun.
"Lancar dong ma, butiknya sahabat kak Bright jadi bisa neko-neko hehehe." Padahal mereka kaya, tapi Win masih saja butuh diskon.
"Kirain mama kamu pulang malam, ternyata baru jam segini udah pulang, ada apa? Berantem atau kamu lagi ada pikiran?" Mamanya ini peramal atau gimana sih? Kok dia tahu sama perasaan anaknya.
"Tadi pas makan siang, kak Bright gak make maskernya ma, disitu banyak paparazi yang memoto kita, aku risih ma, terus kan aku juga kepikiran sama karir kak Bright, nanti kedepannya gimana." Ucap Win lirih.
Baekhyun mengelus Surai hitam anaknya itu. "Bright ada bilang sesuatu ke kamu kan?" Tanya Baekhyun dan diangguki oleh Win.
"Kalau begitu berarti Bright serius sama omongannya, jangan kamu pikirkan Win sama omongan orang, yang ngejalanin itu kamu sama Bright, bukan fansnya Bright. Mereka hanya iri sama kamu karena kamu bisa mendapatkan Bright seutuhnya, sedangkan mereka? Mereka hanya bisa melihat Bright dari jauh, kamu tau gak sih, banyak loh orang yang pasti akan mendukung kalian, termasuk mama. Jadi kamu jangan terlalu pikirkan ya sayang, nanti kamu sakit lagi." Win menatap sang ibu kemudian tersenyum tipis, kemudian Win memeluk ibunya itu dengan erat.
"Makasih ma, makasih banget." Baekhyun mengelus punggung Win kemudian mencium pucuk kepalanya.
"Tidak masalah sayang, itulah namanya keluarga, saling membantu, saling menjaga, saling mengasihi, kamu punya mama, papa, Abang, dan kakak, jangan sungkan untuk cerita sama kami." Win mengangguk. Win senang mendapatkan keluarga yang begitu baik sama dia, lahir dari seorang laki-laki carrier, bukan berarti dia akan membenci orang yang melahirkan dia.
Baekhyun adalah cinta pertama Win kemudian papanya Chanyeol. Win mencintai keluarganya, oh tentu saja Win juga mencintai kakek dan neneknya, yang sekarang berada di Korea. Kakek neneknya juga seperti papa mamanya, jadi yah itu sudah hal biasa bagi keluarga Win, tapi tidak buat yang lain.
Tibici
Ini aja dulu hehehe
Besok nikah asikk
Oh yah, buat yang kasus sekarang tentang mbak Tu, jangan terlalu overhate yah, kita main cantik saja oke BWSOke salam dari aku papai
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)
Randomkisah seorang Win Metawin yang mengangumi seorang idol, sampai-sampai dia berhayal menjadi istri dari seorang idol tersebut, apakah dia bisa? Sampul By: BabyAldi MPreg BXB homophobic silahkan menyingkir hus hus hus hus Bahasa Baku-Non Baku Slow Upda...