Part 7

7.5K 560 10
                                    

"Mama Win pergi dulu, papai." Win mencium pipi Baekhyun kemudian melenggang pergi masuk ke mobil Sehun.

"Hati-hati sayang." Win melambaikan tangannya setelah itu dia benar-benar menghilang dari pandangan Baekhyun.

Di mobil Win hanya menatap ke arah luar jendela mobil. Win bosan dan bingung mau ngapain, perjalanan juga masih lama jadi dia, nah dia menatap Sehun kemudian otak keponya mulai datang. "Bang, gimana awal mula Abang sama kak Jongin?" Tanya Win.

Sehun menatap adiknya sebentar kemudian menatap jalanan lagi. "Jongin sekretaris Abang di Korea, dia baik, cantik, montok, dan banyak deh, sampai Abang aja gak bisa berkata-kata gimana sempurnanya dia."

"Terus-terus."

"Awal mulanya, Abang belum tertarik sama Jongin, soalnya yah gitu, masih belum ada chemistry diantar kita. Saat dimana kantor istirahat untuk makan siang, Jongin izin sama Abang untuk makan bersama dia, karena dia terlalu banyak memasak bekal, di saat itu Abang mulai ada rasa sama dia, cuman Abang tolak hal itu."

"Saat dimana dia dekat sama orang lain, hati Abang nyut-nyutan, sakit gak tau kenapa, senyumannya itu selalu candu buat Abang, selama Abang di Korea aja dia yang selalu bawa makanan untuk Abang makan."

"Nah setelah beberapa bulan Abang pedekate sama dia, Abang tembak Jongin, dan syukurnya dia ternyata ada perasaan sama Abang, jadi gitu dek, mulus kek pantat bayi." Win tersenyum.

"Kok mau ya kak Jongin sama bang Sehun, padahal ya bang Sehun jelek, bau lagi." Sehun memukul kepala Win cukup kuat.

"Enak aja, Abang ganteng ya, mata kamu tuh katarak." Win mempoutkan mulutnya beberapa centi.

Sehun yang melihat itu merasa gemas dengan adiknya, dia mencubit bibir Win membuat sang empu kesakitan. "Sakit bang, aku adu mama baru tau." Sehun mah bodo amat ya.

Mereka berdua sampai di kampus Win, Win langsung saja turun dari mobil Sehun, sebelum turun dia sempat mencium pipi abangnya itu. "Hati-hati bang." Sehun tersenyum seraya mengangguk.

Saat di lorong kampus. "WINNIIEE!" Win yang hafal dengan teriakan itu langsung menoleh, dan benar saja itu sahabatnya.

"Win bisa jelaskan siapa yang kemarin jemput Lo, gila sih cakep banget." Ucap New.

"Abang aku, kenapa?"

"Gak percaya gue, kan lu cuman punya kakak, siapa tuh namanya kak Gulf." Ucap Gun yang masih tidak percaya.

"Ish ngeyel banget sih, dia Abang aku namanya Sehun, dan dia udah ada pawangnya mundur saja kalen." Ketiganya hanya manyun. Win tertawa melihat muka lesu ketiganya. "Udah gapapa, kan kita masih ada bias kita masing-masing." Mereka hanya mengangguk pelan.

Bel berbunyi tanda mereka akan masuk. "Eh gaes nanti aku ada kabar baik." Ucap Win dengan senyuman yang mengembang.

Saat istirahat, ketiga teman Win sudah tidak sabar dengan apa yang akan Win sampaikan. "Jadi kabar baik apa Win?" Tanya New.

"Cepat Win!!" Kompak ketiganya, Win memutar bola matanya malas, oh ayolah mereka baru saja duduk, kalau bisa mesan makan dulu kek.

"Iya ish sabar Napa, pesan makan dulu baru cerita." Ketiganya menatap tajam Win. "Ah lu mah bertele-tele." Ucap Gun kesal.

Setelah selesai makan, Win mulai bercerita mengenai Bright melamar dia. "Kalian liatkan cincin yang aku pakai?" Tanya Win sambil menunjukkan cincin di tangannya.

"Wah bagus, terus kenapa dengan cincin itu?" Tanya Krist.

"Kalian jangan kaget yah." Ketiganya mengangguk.

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang