Part 12

6.7K 493 11
                                    

Win merebahkan dirinya di kasur empuknya. Dia merasa lelah karena menghabiskan waktunya untuk bermain bersama sahabat-sahabatnya. Win benar-benar bahagia hari ini, karena dia dan kekasihnya Bright sudah mengikat janji, walaupun masih dalam status pertunangan.

Win melihat cincin yang berada di jarinya, begitu indah dan cantik. Degup jantungnya berdetak secara cepat disana, dia memegang dadanya sebelah kiri dan merasakan detak jantungnya yang bergemuruh.

Mata Win sedikit demi sedikit memberat, sampai akhirnya hanya dengkuran halus yang mengisi suara dikamarnya.

Sehun dan Gulf sekarang berada di ruang tengah sedang membersihkan pesta yang mereka buat, sedangkan papa mamanya sudah pergi ke kamarnya karena capek.

Tapi Sehun menatap datar orang tuanya, saat papanya mengajak mamanya untuk istirahat, karena yang Sehun tau, orang tuanya pasti tidak akan tidur, yah mungkin ritual sebelum tidur, nganu misalnya.

"Bang, kapan nikah sama kak Jongin?" Tanya Gulf, dia sedang memungut gelas plastik yang dijadikan cangkir untuk minum beserta bungkus permen yang diletakkan disisi meja.

"Nanti setelah Win nikah." Balas Sehun seadanya, dia juga tidak kepingin nikah muda, umurnya saja belum masuk kepala tiga.

Gulf menatap sang kakak dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. "Berarti Abang mau dong dilangkahi Win?" Tanya Gulf lagi.

Sehun terkekeh mendengar penuturan Gulf. "Kamu takut Abang dilangkahi Win?" Ucap Sehun dan diangguki oleh Gulf.

"Terus kamu kapan nikah sama Mew? Kamu juga mau dong dilangkahi sama adik kamu." Gulf bungkam, perkataan abangnya benar juga, dia menutup wajahnya yang memerah karena dia lupa dengan fakta tersebut.

Sehun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah adik pertamanya itu. "Manis banget adik Abang, Abang jadi pengen incest sama kamu." Ucap Sehun sambil menaik turunkan alisnya, Gulf menghampiri sang kakak, memukul kepala belakangnya dengan keras.

"Gak Sudi aku incest sama Abang." Sehun tersenyum menanggapi ucapan Gulf.












Keesokan harinya, Win terbangun dari tidur panjangnya, dia merentangkan tangannya untuk merilekskan seluruh tubuhnya, setelah melakukan peregangan, Win langsung saja masuk ke kamarnya untuk bersih-bersih.

"Mama, Win pergi dulu yah papai." Win mencium dahi Baekhyun, setelah itu pergi ke mobil Bright. Ya Bright mulai sekarang akan mengantar jemput Win.

Di dalam mobil Win, Win bercerita begitu semangat, Bright hanya berdehem bahkan menjawab pertanyaan Win dengan singkat, Win yang melihat itu mendengus sebal.

Saat keduanya sampai di halaman kampus Win, Bright memegang tangan Win seraya mengelus lembut tangan tersebut. "Jangan marah sayang, kakak cuman ingin dengar kamu cerita, kakak jawab tadi, karena kakak senang kamu cerita banyak hal, kakak memang cuek, tapi secuek-cueknya kakak, kakak gak mungkin biarin kamu terabaikan." Ucap Bright, dia memberi pengertian pada Win, soalnya daritadi yang dilihat Bright, muka masam Win.

Win terkekeh, dia mencubit pipi tunangannya itu dengan tangan yang tidak dipegang Bright. "Iya kak, aku maklumin kok, maaf yah aku terlalu kekanak-kanakan." Bright tersenyum, dia mengelus rambut Win dengan sayang. "Dah, kamu masuk sana." Win mengangguk, sampai poni rambutnya ikut bergoyang naik turun.

Win melambaikan tangannya seraya tersenyum tipis, setelah melihat mobil Bright menghilang Win pergi menuju kelasnya.

"Pagi Winnie." Sapa Gun.

"Pagi gaes, gila aku masih capek gara-gara semalam." Ucap Win dan dihadiahi senyum dari sahabatnya.

"Ya lu sih, tunangan doang kayak resepsi nikah aja. Tapi ya Win, gue makasih banget, gue banyak makan disana, Untung saja gue bawa Tupperware emak gue, kan bisa dibawa pulang hehehe." Krist dan Gun memukul kepala belakang New dengan kuat.

"Malu bangsat, bukan temen gue sumpah." Ucap Krist, dia mengusap wajahnya kasar, dan yang dihakimi tadi hanya nyengir tanpa dosa.

Suasana dikantin sangat ricuh, yah gimana gak ricuh, wong lagi istirahat makan siang. Win beserta ketiga sahabatnya mencari tempat duduk setelah memesan makanan mereka, keempatnya sedang mencari kesana dan kemari, tapi tidak kunjung dapat untuk mereka duduk.

"Gila ramai juga, terus kita harus duduk dimana." Ucap New.

"Jalan aja dulu, siapa tau kita dapat, dipojok juga gapapa deh." Ucap Win menenangkan.

Mereka terus berjalan sampai dimana, Win sedikit terhuyung karena seseorang, Untung saja makanannya tidak terjatuh. Win melihat ke arah orang yang menabrak, ternyata si cewek tengil di kampus tersebut 'Dinda'.

"UPS.. sorry gue gak sengaja Win." Ucap Dinda sambil menutup mulutnya, dia tertawa melihat ekspresi Win yang kesal.

"Maksud Lo apasih Din, gak ada kerjaan amat jadi manusia." Ucap Gun sewot.

"Dih kerdil, lu jangan sok iye deh." Gun ingin memukul wajah perempuan itu kalau saja New tidak menahannya.

"Dinda, Dinda, gak capek lu gangguin kita?" Tanya New.

"Gak akan pernah bosen."

"Lu ye ngelunjak lama-lama, bukan berarti kami diam, kami takut ya, kami tidak ingin keributan." Ucap Krist, padahal tanpa mereka sadari, suara tekak mereka bikin mahasiswa disana memandang mereka.

Win hanya diam, dia masih kesal dengan perlakuan Dinda, padahal moodnya lagi bagus hari ini.

"Ya, kalian sih muka bullyable banget, dan title kalian berempat, yang bikin gue gak suka, apatuh title baby face kalian, gak ada cocok-cocoknya, muka mirip lonte aja dijuluki geng susu bubuk." Dinda tertawa bersama temannya, semua mahasiswa kantin masih menyimak peristiwa di depan mata mereka.

Win mendogakkan kepalanya, dia tersenyum kepada Dinda sampai matanya pun ikut tersenyum. "Titip sebentar yah makanan aku." Ucap Win kepada mahasiswa lain, dia meletakkan baksonya, dan mulai membuka tutup air minumanmya.

Byurrrr

Dinda disiram minuman Win, disaksikan langsung oleh mahasiswa disana. Win mengambil lagi air minum New, Krist, dan Gun. Empat macam rasa minuman, Win curahkan ke badan Dinda.

"Gimana? Enak gak rasanya? Gitu juga kalau lu sembarangan ngatain kita jalang, lu salah berurusan sama kita, cabut gengs." Win meninggalkan kantin tersebut dengan mood yang hancur.

"Oh ya, baksonya buat kamu aja. Itu udah dibayar kok." Ucap Win kemudian dia benar-benar pergi dari sana.

Semua orang dikantin menatap jijik pada Dinda, bahkan banyak yang menghina dia karena perilaku dia yang tadi.

New, Gun, dan Krist menatap Win takjub, baru kali ini Win berani turun tangan untuk haters mereka. "Gila, Winnie gue keren, baru dengar loh gue, Win pake 'lo-gue' keren abis dah." Ucap New seraya memeluk sahabatnya itu.

Win tersenyum kecut. "Aku harus belajar untuk melawan orang yang jahat, sebentar lagi kan aku nikah sama kak Bright, kalian tau sendirikan, kak Bright tuh bintang, pasti banyak saingannya, belum lagi rumor-rumor dia dengan partner kerjanya." Ucap Win lirih, Win sudah bertekad semalam, untuk lebih berani berantas perusak hubungan antara dia dan Bright.

Ketiganya memeluk Win bak Teletubbies. "Bagus Win, itu yang lu perlukan, belajar untuk keras melawan pelakor diluar sana, gue yakin sih banyak yang gak tau kalau lu tunangan kak Bright." Win mengangguk menjawab pertanyaan dari Krist.

"Tolong ajarin aku yah untuk sedikit keras, kalau berhasil nanti aku minta kak Bright kenalin sama idola kalian deh, kak Tay, kak Singto, sama kak Off." Ketiganya melepaskan pelukannya di Win, mereka bertiga menatap satu sama lain.

"KALAU GITU MAH GAS!"

Tibici
Hai
Hai
Hai

Masih sehat? Harus dong

Udah semoga chap ini gak bosanin hihihi

Salam dari aku papai

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang