Part 37 (ending)

7.2K 405 28
                                    

Beberapa Minggu setelah kejadian dimana Win dan keempat sahabatnya membunuh Tu dan Layla. Semuanya sedikit lebih damai, Win sudah bisa beraktivitas dengan normal walaupun sang suami harus selalu ekstra menjaga istri nakalnya itu.

Tanpa sepengetahuan Bright, Win selalu memesan makan online. Bright sebenarnya tidak masalah akan hal itu, tapi yang membuat Bright khawatir karena makanan yang dibeli Win mengandung rasa pedas.

Bright khawatir dengan kandungan Win, takutnya bayi di dalam perutnya kenapa-napa. Win selalu saja mengatakan kalau si dedek yang menyuruh dia memakan makanan itu.

Bayi di dalam perut Win sangat menyukai sentuhan dari Victor, bahkan saat disentuh perutnya, Win selalu saja memiliki mood yang baik. Tapi tidak dengan Bright, saat Bright mendekati Win dan ingin menyentuh bayi yang berada di perut istrinya. Win selalu saja mengusirnya, dan ujung-ujungnya Win akan mengalami mood yang tidak baik.

Setelah berita Layla yang menyebar karena dia seorang pembohong meluas ke seluruh dunia. Bahkan video Layla menyuap perusahaan itu juga telah menyebar.

Perusahaan tempat Bright berkerja dulu bangkrut, setelah seluruh investor yang berkerja sama dengannya, menarik kerja sama mereka.

Banyak investor baru yang ingin berkerja sama dengan Bright. Bright saat ini sudah sah menjadi CEO di perusahaan ayahnya. Bright selalu saja mengeluh kepada sang istri jika menjadi CEO sangatlah melelahkan.

Bayi berumur 3 bulan

Win selalu saja merasakan ingin sesuatu saat malam hari, dia selalu terbangun tengah malam karena menginginkan sesuatu. Dan selalu saja Bright yang akan menjadi korban pencari makanan tengah malam.

Seperti contohnya pada malam biasa, Win akan terbangun dari tidurnya. "Kak Bright bangun kak." Ucap Win, seraya menyenggol sang suami agar bangun. Bright yang baru saja tertidur, karena dirinya sempat lembur di kantor.

"Apa Win? Kakak mengantuk." Balas Bright.

"Kak, aku ngidam pengen makan pizza." Ucap Win lirih. Bright langsung saja duduk, biarkan dirinya mengambil seluruh nyawanya. "Kamu bilang apa tadi sayang?" Tanya Bright kembali.

"Aku ngidam pizza kak, pizza keju." Ucap Win kembali. Bright melihat jam di dinding, melihat waktu menunjukkan pukul 2 malam. Toko mana yang masih membuka pizza sepagi ini.

"Dedek gak mau dari tokonya, dia kepengen kamu yang membuat pizzanya sendiri." Bright seketika terkejut mendengarnya, bagaimana cara membuat pizza, alat dan bahannya saja tidak ada dirumah.

Bright merasakan pusing di kepalanya, setelah itu dia terjatuh kembali karena pingsan. Win menyenggol kuat suaminya agar sang suami membuat pizza untuk bayi mereka, tetapi hasilnya nihil, suaminya sudah pingsan duluan.

"Maaf ya sayang, papi kamu pingsan duluan, padahal kamu ingin pizza buatan papi kan." Ucap Win seraya mengelus perutnya.

Bayi berumur 4 bulan

Pada saat Win sudah masuk 4 bulan, ngidamnya sudah tidak terlalu aneh-aneh lagi, malahan ngidamnya yang bisa dijangkau. Saat ini Win ingin memakan gula kapas, Bright langsung saja menyuruh Jeno membelikan gula kapas untuk Win.

Jeno mendengus kesal, padahal dirinya sedang asik berpeluk mesra bersama Jaemin. "Udah sih, cemberut aja mukanya, buat kakak ipar kamu juga. Kamu gak kasihan sama ponakan kamu nanti, ngeliat ponakannya ngeces baru tau.

Jaemin mengelus lembut bahu Jeno. "Udah, kita pergi saja mencari gula kapan buat kakak ipar yang cantik." Ucap Jaemin lucu.

Jeno menghela nafasnya. "Okelah, kita pergi dulu bang." Ucap Jeno. Kedua sejoli tadi pergi untuk membelikan makanan dari sang kakak ipar.

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang