Part 18

5.8K 465 21
                                    

Seminggu sudah Bright dirumah tanpa melakukan kegiatan apa-apa, dia hanya terbaring lemas dikasur rumah keluarganya. Win senantiasa selalu disisinya membantu suaminya itu untuk sembuh.

Tapi usaha Win dalam seminggu ini selalu sia-sia, setiap dia ingin mendekatkan dirinya pada suaminya itu, Bright pasti selalu menolaknya. Win jengah dengan sikap suaminya itu, dan alibi yang dikatakan selalu sama. "Win menjauh Win, bau kamu gak enak, nyengat sekali." Ucap Bright membuat Win cemberut.

Win menghampiri ibu mertuanya Taeyong yang sedang asik menonton sinetron kesukaannya. Win mendudukkan dirinya kemudian menghela nafasnya kasar.

"Mommy kak Bright kenapa sih?" Tanyanya pada Taeyong.

"Gak tau juga sih sayang, tapi dari sikapnya yang begitu mommy kira dia morning sickness deh." Ucap Taeyong, Win juga berpikiran sama dengan ibu mertuanya itu, bahkan mamanya Baekhyun juga mengatakan hal yang sama.

"Masa kak Bright hamil mom." Ucap Win sedikit takut.

Taeyong yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak, dia tidak bisa membayangkan anaknya yang seorang dominan harus hamil, membayangkannya saja membuatnya merinding, bagaimana kalau terjadi beneran? Ah sudahlah lupakan saja.

"Lebih baik kamu cek saja, nanti mommy antarkan kamu ke dokter kandungan." Ucap Taeyong.

"Gak usah deh mom, takut merepotkan mommy." Balas Win sedikit memelas.

"Tidak, tidak, kalau kamu gak mau mommy menemanimu, nanti mommy suruh Mark untuk menemanimu."

"Tapi mom--."

"Gak ada bantahan Win, mommy hanya ingin kamu baik-baik saja oke." Win menghela nafasnya, kemudian mengangguk setuju.

Disisi lain, Bright merasakan seluruh badannya sungguh lemas, setelah mengeluarkan cairan bening dari tenggorokannya. Dia berjalan keluar kamar dan merebahkan dirinya dikasur empuk berukuran king size.

Seminggu ini dia tidak begitu nafsu makan, dia juga kangen dengan istrinya itu, tapi entah kenapa setiap Win mendekatkan dirinya, Bright selalu mencium aroma yang begitu tidak mengenakan. Padahal Bright ingin mencium, memeluk istrinya itu dengan sayang, tapi penyakitnya itu yang menghalangi dirinya.

Setelahnya dia kembali tertidur membuat tubuhnya istirahat, di dalam benaknya semoga penyakit yang timbul di tubuhnya cepat menghilang.

Sorenya Win benar-benar pergi untuk memeriksa keadaannya di rumah sakit tentu saja ditemani Mark dan Haechan yang turut hadir bersamanya. Haechan membiarkan kekasihnya itu mengemudi dan dirinya duduk disebelah calon kakak iparnya itu. "Kak Win, kak Bright masih suka mual kalau dekat kakak?" Tanya Haechan. Perihal Bright suka mual-mual dengan Win itu Haechan sudah tahu, ya gimana gak tau, setiap hari Haechan selalu bermain kerumah Mark.

"Masih Chan, kakak juga bingung dia kenapa." Haechan hanya mangut-mangut saja, sedangkan Mark yang mengemudi masih memasang wajah kesalnya, dirinya dijadikan sopir kakak iparnya itu.

Sesampainya di rumah sakit yang menjadi tujuan mereka. Mark mematikan mesin mobilnya kemudian, mereka bertiga keluar untuk mendaftar di tempat registrasi.

"Ada yang bisa saya bantu." Ucap perawat yang menjaga.

"Saya ingin bertemu dengan dokter kandungan mbak."

"Baik kak, nama kakak siapa?"

"Win Metawin."

"Oke, kak Win ini nomor antriannya, Kakak bisa langsung keruangan pak Ohm Thitiwat."

"Baik, makasih yah mbak." Setelah mendaftar Win langsung saja pergi ke tempat dimana ruangan dokter itu berada. Saat sampai, Win bisa melihat banyak wanita muda dan tua yang menunggu di depan ruangan dokter tersebut.

My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang