"New aku pulang sama kamu ya." Ucap Win, dan New hanya mengangguk saja.
Tapi saat sampai di parkiran mobil New, Win melihat kebelakang karena dirinya dipanggil seseorang. Saat melihat itu abangnya Sehun. "New kayaknya aku sama bang Sehun aja deh, makasih ya sebelumnya." New mengangguk kembali, dia melihat abangnya Win, begitu tampan pikirnya.
Win memeluk abangnya kemudian mencium pipi sang Abang. "Tumben bang Sehun mau jemput aku?" Tanya Win.
"Disuruh suami kamu tadi, katanya dia ada acara makan-makan sama kru-nya."
"Iya bang, gapapa sih, ngerayain keberhasilan itu sangat bagus kan." Sehun mengangguk membenarkan ucapan sang adik.
"Yuk kita pulang, Abang antar kamu ke rumah suamimu." Win mengangguk kemudian mencium pipi Sehun kembali.
Tu memoto kegiatan antara Sehun dengan Win, dia tersenyum bangga karena telah berhasil mengambil bukti yang seharusnya itu bukanlah hal aneh, seorang adik yang sayang pada abangnya.
"Lihat aja nanti, besok lu akan mampus Win." Ucap Tu seraya menampilkan seringainya.
Di dalam mobil Win senang sekali karena mendapatkan berita lamaran sang Abang yang diterima baik oleh kekasihnya Jongin. "Terus aku kok baru tahu sih bang?" Ucap Win merengek.
"Maaf Win, Abang juga baru lamar Jongin kemarin, papa sama Mama juga turut hadir, dan syukurnya Jongin nerima Abang." Win tersenyum melihat abangnya begitu senang karena berhasil melamar sang pujaan.
"Terus kapan Abang nikahnya?" Tanya Win kembali.
"Tunggu kakek sama nenek kesini." Mendengar kata kakek neneknya, Win begitu antusias.
"Kapan mereka kesini bang? Win kangen banget sama mereka, mereka jahat gak datang pas pernikahan Win kemarin." Ucap Win kesal, kakek neneknya jauh di Korea, dia sangat rindu dengan keduanya.
"Nanti mereka datang kok kamu tenang saja, mau es krim?"
"Mauu!!" Seru Win.
Sesampainya di pekarangan mansion Bright Win langsung saja keluar dari mobil Sehun, sebelum itu tidak lupa dia memberikan ciuman di pipi abangnya itu.
Setelah itu Win masuk ke rumah besar itu dengan perasaan yang bahagia.
"Winnie pulang!" Teriak Win.
Win berjalan menuju ruang tengah dan menyalakan televisi untuk menonton acara kesukaannya. Saat asik menonton tanpa dia sadari ada seseorang yang memerhatikan dirinya.
"Eh Na itu siapa? Maling ya?" Tanya Jeno.
"Maling? Ngapain maling nonton TV, aneh-aneh saja kamu."
"Tapi itu siapa? Aku belum pernah ngelihat dia, apa jangan-jangan itu selingkuhan Daddy?" Ucap Jeno, dia terkejut setelah mengatakan yang tidak benar itu.
Jaemin memukul mulut sang kekasih dan mencubit pipinya dengan keras. "Mulutnya suka gak di filter, masa orang itu mau sama modelan angkutan umum gitu, udah tua juga, tapi ya memang masih ganteng sih Daddy kamu, kalau disuruh milih antara kamu sama Daddy, aku milih Daddy aja deh hehehe." Sekarang Jeno memukul mulut Jaemin dengan pelan.
"Mulutmu nanti kucium sampai mampus mau?" Jaemin cuman bisa cengengesan.
"Udah mending kita tanya aja langsung ke orangnya." Ajak Jaemin, kemudian keduanya langsung saja pergi menuju Win.
Keduanya langsung berdiri tepat di hadapan Win. Jeno yang sedang bersedekap dada seraya menatap tajam ke arah Win dan Jaemin memasang senyum manisnya. "Kakak siapa? Kok bisa masuk kerumah ini?" Tanya Jaemin.
Win menatap ke arah Jeno dengan lekat-lekat, dirinya seperti mengenal Jeno. "Kamu Jeno ya?" Tunjuk Win ke arah Jeno.
"Kok kakak tahu nama dia? Kakak siapa?" Tanya Jaemin kembali, Win memasang smirknya.
Win memberikan tangannya pada Jaemin. "Oh kenalin, saya Win Metawin kekasih dari ayah Jeno." Jeno dan Jaemin terkejut mendengar hal itu, berarti yang dia bicarakan tadi benar.
"Kan Na apa yang kubilang benar, dia selingkuhan Daddy." Bisik Jeno.
"Tolong dong bawain saya jus apel dan beberapa cemilan." Ucap Win.
Muka Jeno kesal, wajahnya sedikit memerah karena menahan amarahnya. "Kenapa masih disini, cepat pergi, atau saya kasih tahu ayah kalian, kalau anak-anaknya nakal dan suka jahati saya." Ancam Win, di dalam hati Win, dia menertawakan kedua anak Adam yang berada di depannya, mengerjai adiknya Bright tidak salahkan?
Jaemin dan Jeno mengikuti apa yang diinginkan Win tadi walaupun di dalam hati Jeno tidak suka, Jaemin hanya bisa menenangkan sang kekasih.
"Mommy pulang." Taeyong pulang dan mendapatkan Win sedang duduk manis menonton tv.
"Aduh menantu mommy sudah pulang, gak sama Bright kamu Win?"
Win langsung melihat ke arah Taeyong dengan wajah cerianya. "Tadi kak Bright bilang lagi acara makan-makan sama kru-nya, merayakan selesainya syuting film kak Bri." Taeyong hanya mengangguk.
"Ya udah mommy ke dapur dulu ya, mau letakkan belanjaan." Win hanya mengangguk kecil.
Saat di dapur Taeyong melihat Jeno sedang membuat jus untuk Win sedangkan Jaemin sedang memotong buah semangka. "Loh Jaemin kenapa motongin semangka Mark?" Tanya Taeyong.
Jeno menatap sini sang ibu, kok ibunya baik-baik saja sih, apa dia tidak melihat pelakor di ruang tengah tadi.
"Buat pelakor Daddy." Ucap Jeno ketus.
Taeyong mengernyit bingung, apa suaminya bermain belakang lagi.
Pikiran Taeyong kembali dimana saat suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya, apa suaminya itu bermain api kembali?
Jeno mengelus punggung ibunya. "Ayah gak pernah jera ya mom, masih aja ngelakuin perbuatan keji itu lagi." Ucap Jeno.
Taeyong mengenyahkan pikiran buruk tentang suaminya, lebih baik jika dia bertanya lebih langsung itu jauh lebih baik.
Jeno dan Jaemin mengantarkan apa yang Win pesan tadi, Jeno memasang wajah tidak suka pada Win, wajahnya sangat datar, tatapannya seperti ingin membunuh seseorang yang berada didepannya sekarang, sedangkan Jaemin masih sama memasang senyum manisnya.
"Bagus, kalian berdua lebih baik pergi sana, ganggu orang nonton saja." Ucap Win.
Jeno mengepalkan tangannya, dirinya benar-benar kesal pada pria manis di depannya itu. Jaemin yang melihat raut wajah Jeno hanya bisa mengelus punggung tangannya.
Setelah kepergian keduanya, Win terkikik geli karena berhasil mengerjai adik iparnya itu, sepertinya drama sebentar tidak masalah.
Jeno merasa kesal karena pria manis yang menyuruhnya tadi. "Ayah sialan, setelah pulang dari kantor lihat saja, tinggal nama mungkin." Ucap Jeno menggebu-gebu.
"Jangan gitu Jen, kasian mommy, biarkan urusan itu mereka yang selesaikan, kita sebagai anak hanya bisa kasih dukungan yang terbaik." Jeno menatap Jaemin tidak percaya.
"Na, daddy selingkuh lagi, masa iya aku harus dia Na?" Jaemin tahu akan hal itu, tahu sekali, bagaimana keluarga dari kekasihnya dulu.
"Aku tahu No, untuk sekarang kita harus bermain aman oke." Ucap Jaemin dengan begitu lembutnya, dia benar-benar tidak ingin melihat Jeno memukul ayahnya, walaupun dia tahu ayah Jeno salah, tapi dengan kekerasan itu tidak menyelesaikan semuanya.
Loha apa kabar semuanya?
Masih sehat kan? Semoga masih
Maaf baru bisa update :(
Maaf sekali lagi
Semoga chap ini kalian suka ya
See you papai
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol Is My Husband {BrightWin} (END)
Randomkisah seorang Win Metawin yang mengangumi seorang idol, sampai-sampai dia berhayal menjadi istri dari seorang idol tersebut, apakah dia bisa? Sampul By: BabyAldi MPreg BXB homophobic silahkan menyingkir hus hus hus hus Bahasa Baku-Non Baku Slow Upda...