2 : pria itu lagi

241 31 2
                                    

"Garet ku sayang" teriak Ilona

"Kok baju mu kotor begini"

"Tadi ada sedikit kecelakaan"

"Siapa orangnya, berani sekali dia berbuat begini, apa kauterluka?"

"Tidak, aku baik-baik saja. Aku juga tidak tahu siapa dia,  yang jelas orang kaya yang sombong"

"Sabar ya, Yasudah ganti baju mu dengan baju ku saja"

"Kau ada baju?"

"Tentu saja, aku selalu meninggalkan satu di loker"

"Kau memang terbaik" aku memeluk Ilona.

"Hey jangan peluk aku, baju mu kotor"

"Hehee, maaf"

Setelah berganti pakaian

"Garet kau cantik dengan gaun selutut ini" kagum Ilona begitu aku keluar dari toilet.

"Tapi aku merasa tidak nyaman, kau tidak ada jaket atau apa untuk menutup belakang ku"

"Aduh kau ini, namanya gaun memang seperti ini"

"Tapi----"

"Sudah jangan tapi tapi, ayo masuk kelas dosen kita hari ini kan galak"

"Garet, Ona" suara pria yang tidak asing dari arah belakang kami.

"Pasti Lio" kata Ilona dan aku tersenyum kecil melihat wajah lesuh Ilona setiap kali menyebut nama itu.

"Garet ini lu kan?"

"Ya tentu saja ini Margaretha, kau ini buta ya"

"Hey aku bicara dengan Garet bukan kau"

"Memang kenapa kalau aku yang menjawab lagipula aku ini temannya"

"Sudah sudah kalian selalu saja berdebat ketika bertemu"

"Yah memang, aku dan dia itu air dan minyak tau" ucap Ilona lagi.

"Iya, kau minyaknya"

"Enak saja, kau yang minyak"

"Sudah diam kau, aku mau bicara dengan Garet. Garet kau tumben sekali memakai gaun"

"Ini gaun milik Ilona, tadi pakaian ku kotor karena ada kecelakaan kecil"

"Kau kecelakaan? Apa kau terluka?" ia memutar tubuhku untuk mengecek apa ada luka.

"Tidak ada, aku baik-baik saja. Kalian ini terlalu bereaksi berlebihan"

"Kami itu khawatir tau" kata Lio dan Ilona bersamaan.

"Haha, kalian kompak juga" lirih ku.

"Ish males kompak sama orang ini"

"Siapa juga mau kompak dengan mu, dasar gemblong"

"Apa kau bilang?"

"G.E.M.B.L.O.N.G" Lio meledek Ilona dan berlari

"LIO, AWAS KAU YA" Ilona mengejar Emillio yang mulai menjauh.

"Mereka seperti tikus dan kucing saja"

Bruk!

Sepertinya aku baru saja menabrak punggung seseorang yang jauh lebih tinggi dariku.

"Maaf, maafkan saya" menundukkan kepala dengan perasaan bersalah.

"Minggir" suara dingin terdengar

Perlahan aku angkat kepa dan melihat siapa orang yang ku tabrak itu

"Kau!"

"Kau lagi dan lagi lagi aku sial" lirih ku pelan.

"Minggir saya mau lewat" pria berjas hitam itu melewati ku begitu saja.

"Dasar pria tua yang tidak sopan" celoteh ku lalu pergi.

Tes ... 1... 2... 3...

Suara dari mikrofon pengumuman yang terpasang di beberapa sudut gedung artistik terdengar.

"Selamat pagi untuk semua mahasiswa dan mahasiswi semester satu sampai tiga yang namanya tercantum dipapan pengumuman untuk berkumpul di aula utama, sekarang"

"Aula utama? Ada acara apa?" Pikirku sendiri.

"Garet, Garet" datang Ilona dengan nafas ngos-ngosan.

"Kenapa?"

"Nama lu ada di papan pengumuman, sana ke aula"

"Ini ada acara apa?"

"Katanya ada tamu penting makanya hanya beberapa orang yang terpilih, dan kau beruntung"

"Siapa tamunya?"

"Entahlah aku pun juga tidak tahu, cepet pergi karena acaranya sudah mau mulai"

"Baiklah terima kasih, aku pergi dulu"

Di aula semua mahasiswa/mahasiswi sudah berkumpul dan hanya tersisa kursi dibarisan depan, lebih tepatnya dekat dengan para dosen dan juga tamu yang dimaksud.

"Pagi anak-anak sekalian"

"Pagi pak"

"Hari ini kalian diminta berkumpul disini, karena kita kedatangan tamu istimewa yang secara langsung datang dan meminta pertolongan pada kita"

"Kalian semua pasti tahu direktur utama yang mengurus semua hal mengenai universitas ini, kali ini yang datang adalah cucu dari direktur utama"

"Mari kita sambut Tuan William Ailles Thata"

Pria bertubuh tinggi dengan jas hitam yang elegan masuk bersama dengan dua orang dibelakang yang mengikuti langkahnya.

"Silahkan waktu dan tempat dipersilahkan"

"Astaga pria itu ternyata cucu direktur utama" aku menepuk kening tanpa sadar karena telah melakukan kebodohan.

Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya seminar dengan tamu penting selesai.

Astaga pinggang ini sangat ngilu karena terlalu lama duduk, rasanya ingin copot saja lalu ku tinggalkan.

Srek!

Pakaian yang mu pakai sepertinya robek

"Mati aku, ini baju Ilona pasti mahal"

Benar saja, gaun Ilona robek panjang dibagikan belakang akibat paku pada bangku yang timbul.

"Aduh bodoh banget sih aku" menepuk kening berkali-kali

Sebuah tangan mengalun di pinggang dengan jas hitam yang diikatkan disana, aku menoleh sedikit hingga terlihat siapa pemilik jas juga tangan yang berada dibelakang ku.

"Terima kasih"

Pria itu berlalu begitu saja setelah selesai mengikatkan jasnya pada ku

"Hey"

"Ah maksud saya Tuan Ailles, bagaimana saya bisa mengembalikan jas ini" aku mengejar langkah pria itu.

"Anda bisa buang, saya tidak menggunakan barang yang telah dipakai orang lain" ucapnya

"Permisi" ucap orang dibelakang yang sepertinya itu sekertaris pria itu.

"Orang kaya apa selalu begitu, ah tentu saja tidak. Buktinya Ilona orang kaya yang baik, astaga bagaimana menjelaskan ini padanya" kembali memikirkan gaun robek.






Next >>

Yok vote yok

Hehe

Vote dong, please 🥺

Sebagai bentuk suka kalian dan apresiasi ya

💐 Thanks  💐

My Beloved DEVIL • JiHo (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang