"siapa dia?" Kata Thata yang melihat calon cucu menantu nya dipeluk pria lain.
Dia adalah Kyler, bukan Ailles seseorang yang diharapkan hadir. Sebenarnya Margaretha cukup kecewa atas ketidakhadiran Ailles disaat ia sedih.
Namun Kyler yang datang dan membuatnya tenang, kemana pria itu? Ah pasti sibuk bekerja hanya hal itu yang ada dalam benaknya.
"Halo pak" sapa Kyler setelah menyadari ada orang lain di sana.
"Kek, ini Kyler. Senior ku"
"Senior mu?"
"Benar Kek, ayo Kek duduk anda pasti lelah" Margaretha menuntut Thata menuju kursi dengan Aero disampingnya.
"Tunggu sebentar Kek, biar aku ambilkan minum" kata Margaretha pergi mengambil minuman.
"Aero, dimana Ailles?"
"Tuan muda dalam perjalan kesini Tuan"
"Kenapa saya memiliki cucu yang bodoh seperti dia, lihatlah laki-laki lain yang datang lebih dulu dan menenangkan calon istrinya"
"Tuan tenangkan diri anda, jangan terlalu emosi"
"Akan saya bunuh anak itu jika dia tidak datang" ucap Thata lalu menarik nafas panjang.
"Tuan, tuan Ailles sudah datang" kata Aero yang melihat Ailles dari pintu.
Ailles yang baru tiba langsung melihat Margaretha yang tengah mengambil dua cangkir minuman dengan wajah pucat dan bengkak.
"Kau, kenapa tidak memberitahu?"
"Maaf aku lupa"
"Lupa? Hal seperti ini harus saya yang ada di samping mu" mengeram lengan Margaretha.
"Aah... Sakit, kau ini bisa tidak jangan membuat aku emosi"
Ailles melepaskan tangannya dari lengan Margaretha, ia tampak merasa bodoh melalukan hal itu. Semuanya karena dia panik dan kecewa kenapa bukan dia bukan orang pertama yang tahu.
"Kalau kau sibuk kau bisa pergi. Ada kau ataupun tidak, aku tidak masalah" ucap Maragretha lalu pergi begitu saja.
Thata yang mendapat laporan dari Aero langsung menghampiri cucunya itu.
Ttokk...
Thata memukul kepala cucunya dengan tongkat yang biasanya ia gunakan untuk berjalan."Kau ini, calon istri mu sedang berduka dan kau membentaknya seperti itu?"
"Dasar pria bodoh" katanya lagi lalu pergi.
Thata menoleh kebelakang.melihat Ailles yang masih diam saja menatap Margaretha yang sibuk menyambut tamu yang datang ke pemakaman sang nenek.
"Aero"
"Iya tuan?"
"Cepat lakukan sesuatu dan beritahu anak bodoh itu, benar-benar pria bodoh dia"
"Baik tuan" Aero sempat terkekeh melihat tuan nya tampak geram dengan cucunya sendiri.
Aero berjalan menghampiri Ailles, menepuk pundak pria itu.
"Saya harus melakukan itu?" Tanyanya setelah Aero selesai membisikkan sesuatu.
"Tentu tuan"
"Apa itu akan berguna?"
"Tentu saja tuan, percaya saja"
"Baiklah" Ailles pergi mendatangi Margaretha.
Ailles langsung menarik tangan Margaretha dan membawa gadis itu keluar dari ruangan.
"Apa?" Katanya dingin.
"Kau baik-baik saja?"
"Kau masih bertanya? Kau bisa lihat aku kan? Bisa lihat kan kita dimana? Dan siapa yang berada didalam peti itu" entah kenapa emosi Margaretha meledak di serta tangis.
"Maaf saya terlambat"
"Kau selalu begitu kan? Sibuk dengan dirimu sendiri, lagipula aku harusnya tidak berharap lebih"
Ketika Margaretha ingin pergi, dengan cepat Ailles menarik tangannya dan memeluk gadis itu hingga membentur dada bidangnya.
Tangan Ailles perlahan mengelus lembut rambut Margaret, tangan satunya mengusap punggung gadis itu.
Dan gadis dalam pelukannya mulai menangis, terasa jelas air matanya menetes membasahi jas yang dikenakan pria bertubuh tinggi tersebut.
"Kau akan baik-baik saja, saya akan menjadi pengganti nenek untuk mu. Maaf sekali lagi" lirihnya yang terdengar lembut ditelinga.
Skip>
Sudah tiga hari berlalu sejak kepergian sang nenek, Margaretha masih murung di apartemen. Ia bahkan tidak sedikit pun meninggalkan apartemen sejak kepergian neneknya itu.
"Nek, kenapa semuanya harus pergi? Apa aku memang ditakdirkan sendirian?" Menekuk lututnya lalu menenggelamkan kepalanya.
"Sekarang Garet harus apa nek? Nenek kenapa tiba-tiba pergi? Apa nenek tidak mau datang ke pernikahan ku?"
Sesaat ia memenangkan dirinya sambil melamun didalam kamar sang nenek, begitu melihat kolong ranjang nenek ia melihat sebuah kotak berukuran sedang.
"Kotak apa ini? Apa ini yang dimaksud nenek?"
Membuka isi kotak tersebut yang berisi sebuah surat serta ada foto didalamnya, ada juga sebuah buku rekening dengan saldo yang cukup banyak.
"Untuk apa nenek menyimpan semua ini?"
•
•
•Garet ku sayang, bagaimana hari-hari mu? Apa kau makan dengan baik cucu ku sayang? Nenek harap kau tetap menjalani hidup mu seperti biasa baik itu ada nenek ataupun tidak.
Garet, kau lihat nenek menabung banyak uang untuk kau menikah nanti. Nenek sengaja menyimpan semua uang itu kelak ketika nanti kau akan menikah, nenek ingin memberi sesuatu yang berharga saat nenek melepas mu
Garet sayang ku, maaf nenek harus meninggalkan mu sendiri lagi. Tapi nenek yakin bahwa kau anak yang kuat dan mampu menghadapi semua rintangan sama seperti dulu ketika ibu mu pergi.
Ah nenek lelah menulis kata sebanyak ini, maaf jika tulisan nenek berantakan dan kau pasti kesulitan membacanya.
Sayang ku, bahagia lah dengan Ailles nanti. Nenek percayakan Ailles untuk menjagamu untuk menggantikan nenek. Nenek tahu semua soal pernikahan palsu itu dan nenek yakin itu hanya salah satu cara agar Ailles bisa mendekati dirimu. Karena nenek melihat ketulusan darinya.
Ooh iya, kau lihat foto itu bukan. Dia adalah ayah dan ibu mu dulu ketika menikah. Mereka cantik dan tampan bukan? Oh ya garet, kau sebenarnya memiliki saudara.
Garet sayang, coba carilah ayahmu dan saudaramu Aku yakin dia rindu pada putri manisnya ini. Temui dia dan sampaikan surat nenek di amplop lainnya, bisakah kau melakukannya untuk nenek terakhir kalinya?
Jika kau sudah bertemu dengan ayah dan saudara mu, hiduplah bahagia dengan nya juga suami mu kelak. Bagaimana pun keadaan nya terima dia ya sayang ku
Salam cinta, dari nenek
Next>>
Jangan lupa vote ya
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved DEVIL • JiHo (COMPLETED)
RomanceSeorang mahasiswi bernama Margaretha (Kim Jisoo) yang terpaksa melakukan kontrak pernikahan dengan tuan kaya raya bernama Walliam Ailles Thata (Kim Jun-Myeon/Suho). Akankah Margaretha (Kim Jisoo) mampu bertahan menjalani kehidupan palsu ini? Atau ia...