30 : Menuju altar

107 12 1
                                    

Hari ini adalah hari dimana semua akan berubah entah akan menjadi mudah atau sulit, tapi aku berharap semua baik-baik saja hingga akhir.

Aku dan dia akan menjadi sepasang suami istri secara kontrak, yah sesuai perjanjian yang kami buat berdua.

Aku berjalan menuju altar ditemani Lio di samping ku dan Ilona yang berada dibelakang ku membantu gaun putih ku agar tetap cantik jika aku berjalan.

Didepan altar ada Ailles dengan jas putih berpadu dengan warna silver yang mengkilap, serta kakek yang berdiri disampingnya dengan tongkat yang menjadi ciri khas dirinya itu.

Aku berjalan dengan senyuman serta tangisan dihati, membayangkan jika ada nenek di samping ku pasti aku lebih bahagia.

"Aku titip sahabat ku" Lio menyerahkan tangan ku kepada Ailles begitu kami di altar.

Lio memang sudah seperti kakak bagi ku, ia selalu menjaga aku dan Ilona sejak kami berteman, walaupun sifatnya sedikit kekanak-kanakan tapi dia tetap dewasa disaat yang tepat.

"Tentu" mengambil tangan ku dan menggandeng ku hingga ke depan altar.

Acara pernikahan ini berlangsung cukup damai dan yang pasti banyak tamu hadir, tamu tersebut rata-rata adalah rekan bisnis kakek dan Ailles.

Sedangkan tamu ku hanya Ilona dan Lio saja, karena aku pikir ini hanya pernikahan kontrak jadi aku tidak perlu berlebihan, lagipula nantinya kontrak ini akan selesai juga.

"Kita pergi menyapa rekan ku" katanya lembut.

"Iya"

Kami berjalan bergandengan layaknya pengantin, menyapa semua orang yang hadir serta memberi kami selamat atas pernikahan ini.

"Selamat ya Ailles, akhirnya kau menikah juga"

"Ternyata pintar juga kau mencari istri"

"Semoga kalian bahagia ya"

"Jangan lupa milikilah anak yang banyak agar rumah mu ramai"

Ucap mereka pada kami, sedangkan Ailles hanya menanggapi dengan senyum kecilnya.

"Terima kasih kalian sudah hadir, kalau begitu kami permisi" katanya lalu membawa ku pergi.

"Mereka teman sekolah mu ya?" Tanya ku.

"Iya, teman universitas tapi tidak dekat"

"Aku tahu"

"Dari?"

"Terlihat jelas kau tidak dekat. Karena kau canggung pada mereka, begitupun mereka"

"Kau benar, apa kau lelah?"

"Lumayan, tapi untuk menyapa beberapa lagi kurasa aku mampu"

"Baiklah, setelah itu kita istirahat"

"Oke, setuju. Tolong lakukan dengan cepat" ucapku dengan senyuman.

Terkadang pria ini bisa saja sangat lembut, tapi dalam sekejap dia akan menjadi pria dingin dan egois.

Apakah ini wujud manusia dengan sisi Malaikat dan Iblis yang menjadi satu raga, kalau benar pasti dia adalah manusia itu, bahkan aku sempat berpikir apa dia seseorang dengan kepribadian ganda.

"Marry tolong ambilkan minum" mintanya begitu duduk.

"Ini tuan" tidak lama Marry datang dengan dua gelas minum.

"Minumlah"

"Terima kasih" aku meminum minuman yang ia berikan hingga habis tidak tersisa.

"Margaretha kemarilah" panggil kakek dari arah sana dengan semua temannya.

"Iya kek" ketika aku baru saja bangun dari duduk, ia menahan aku agar tidak berdiri.

"Kenapa?"

"Tidak perlu kesana"

"Tapi kakek memanggil ku"

"Kau lelah kan, biar aku saja" ia pergi kearah sana seolah menjadi pengganti diriku.

"Kenapa kau yang datang, aku memanggil cucu menantu ku" ucap kakek ketika Ailles berdiri disampingnya.

"Margaret lelah, biarkan dia beristirahat"

"Astaga Thata, cucu mu benar-benar pria sejati"

"Memang sebuah pernikahan akan mengubah seseorang ya"

"Sepertinya kau akan segera memiliki cicit"

Ucap beberapa teman kakek, kakek terlihat senang dengan perkataan mereka dan tampak tidak merasa canggung.

"Terima kasih kalian sudah menyempatkan hadir, mohon doanya" ucap Ailles sopan dengan menundukkan kepalanya.

"Tentu saja, doa terbaik untuk mu"

"Bahagia lah nak dengan Isti mu"

"Jangan sakiti istri cantik mu itu"

Balas mereka, setelah itu kakek menyuruhnya pergi.

"Bagaimana?" Tanya ku begitu ia duduk.

"Apanya?"

"Kakek tidak kecewa bukan?"

"Tidak, aku beritahunya bila kau lelah"

"Syukurlah"

"Garet, ayo berfoto" datang Ilona bersama Lio dengan kamera ditangannya.

"A---"

"Tidak" Selak Ailles ketika aku mau menjawab.

"Kenapa?" Tanya Ilona.

"Dia lelah, ber fotolah disini agar dia tetap duduk" katanya.

"Oke oke. Lio ayo foto kami"

"Baiklah nona Ilona" ejek Lio.

"Satu... Dua... Tiga" aba-aba nya.

"Maaf tuan, ada Pak Jho datang" bisik Hary.

"Pergilah" ucapku yang mendengar itu.

"Baiklah" Ailles pergi dengan Hary menyapa rekan bisnisnya.

"Hey Garet, dia terlihat berbeda" ucap Ilona yang duduk di kursi Ailles.

"Aku juga berpikir seperti itu"

"Mungkin dia benar-benar jatuh hati padamu" ucap asal Lio.

"Mustahil" satu kata itu yang terlintas dalam benakku, entah aku berharap atau tidak tapi jika itu benar aku juga akan belajar mencintainya.

Skip>>

Acara berlangsung hingga larut malam, setelah selesai acara Ailles membawaku pergi ke rumahnya yang kini akan menjadi rumah ku juga.

"Selamat atas pernikahan kalian, dan selamat istirahat" ucap Marry memberi hormat dengan membungkukkan badannya.

"Selamat nona dan tuan, selamat istirahat" disusul Hary.

"Kalian bisa pulang, kita akan bertemu dikantor dua hari ke depan"

"Baik tuan, kami permisi" Marry dan Hary pergi, lalu kami.masuk kedalam rumah.

"Dua hari ke depan? Memang kau mau kemana?" Tanya ku ketika mendengar ucapannya tadi.

"Bulan madu"

"Apa? Bulan madu?"

"Iya, istirahatlah besok pagi-pagi kita harus berangkat"








Next>>>





Asik bulan madu nih, yuk vote
Minggu kita update lagi yak

Jangan sampe lupa vote😁🌟

Thanks gais

My Beloved DEVIL • JiHo (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang