14 : ikut serta

108 18 0
                                    

Memasuki pertengahan tahun, universitas tempat Margaretha menuntut ilmu selalu mengadakan bazar tahunan.

Dimana beberapa siswa membuka stan untuk tujuan masing-masing atau sebagai penikmat saja.

"Lio, Garet. Kita harus bukan stan tahun ini" ucap Ilona tegas sambil megebrak meja.

"Tidak" tolak Lio cepat.

"Ayolah, masa dua tahun kita kuliah tidak ikut membuka stan seperti yang lain"

"Lagipula itu tidak wajib kan?"

"Yah memang tidak, tapi setidaknya kita bisa coba. Kau setuju kan Garet?"

"Aku rasa yang dikatakan Ilona patut dicoba"

"Sudah ku duga, kau memang yang terbaik " memeluk sahabatnya karena senang.

"Baiklah aku ikut, mana mungkin 2 lawan 1 suara"

"Akhirnya, jadi kita buka stan apa?" Tanya Ilona dengan mata berbinar.

"Cafe?" Usul Lio.

"Sudah banyak yang mengambil ide itu, yang lain?"

"Permainan? Ramalan? Permainan pasangan? Mencari pasangan? Menyatakan perasaan?"

"Semua ide mu terlalu membosankan tahu"

"Bagimana photo booth, jadi kita buat properti yang bisa dipake pas foto terus kita cetak langsung fotonya"
Ide Margaretha.

"Boleh juga, belum ada kan stan photo booth?"

"Setuju, aku yang akan mengambil gambar" dibalas anggukan oleh Ilona dan Margaretha.

Memang bakat mengambil gambar Lio tidak salah lagi, dia adalah pengambil gambar yang baik bahkan bisa setara dengan photograper ternama.

"Gimana tema Photo booth kita disamain sama tema bazar, tujuan biar yang datang ke bazar ada kenangannya"

"Garet Garet, kau memang brilian. Aku mencintaimu" mencium pipi Maragretha.

"Aku tidak?" Lio mendekatkan pipinya.

"Kau siapa? Ha?" Mendorong wajah Lio.

"Halo semuanya, lagi apa?" Datang senior Kyler.

"Kami sedang menyiapkan stan kami"

"Kalian buka stan?"

"Tentu, karena kami dapat ide bagus dari Garet"

"Stan apa?"

"Photo booth yang akan disesuaikan temanya dengan tema bazar, gimana?"

"Bagus, jika butuh bantuan beri tahu aku ya"

"Tentu, terima kasih senior"

"Kerja bagus" menghelus lembut kepala Maragretha, lalu pergi.

"Barusan, aku tidak salah lihat kan" ucap Ilona heboh.

"Kau ini berisik sekali" cetus Lio.

"Garet, kau baru saja dipuji senior. Sungguh momen langkah"

"Benarkah?" Kata Margaretha tidak percaya dan tersipu malu.

"Ya, rasanya begitu cepat terjadi seperti mimpi. Astaga pipi mu merah"

Margaretha memegang pipi lalu menutup wajahnya dengan telapak tangan karena Malu.

"Kalian ini benar-benar aneh" ucap Lio bingung.

Skip>>

"Tuan, ada undangan untuk anda" kata Hary memberikan sebuah undangan dari universitas.

"Apa ini?"

"Universitas mengadakan bazar tahunan seperti tahun sebelumnya, anda diminta untuk peresmian dan pembukaan bazar tahunan yang akan berlangsung seminggu"

"Saya akan hadir"

"Apa tuan? Anda ingin hadir"

"Kau dengar tidak apa yang ku bilang"

"Dengar tuan, baik saya akan konfirmasi"

"Silahkan pergi"

"Permisi tuan" Hary keluar ruangan, setelah diluar ia membuang nafas yang ditahannya sejak tadi.

"Ada apa Hary?" Tanya Marry yang heran melihat wajah Hary.

"Marry, ada yang aneh dengan tuan"

"Ada apa dengan tuan?"

"Tuan akan hadir diacara bazar tahunan universitas"

"Apa? Dia akan hadir?"

"Iya, aku rasanya tidak percaya. Padahal sudah bertahun-tahun ia menolak, tapi kali ini dia menerimanya"

"Mungkin tuan hanya ingin melihat-lihat saja"

"Apa karena tuan menyukai nona Margaretha?"

"Sudah lebih baik kau konfirmasi ke pihak universitas, kalau tuan mendengar ini kau bisa terancam"

"Kau benar, aku pergi dulu" Hary pergi ke meja kerjanya.

Kembali kepada tiga orang yang tengah sibuk menyiapkan properti, namun salah satu dari mereka asik melamun.

"Hey kau, bukan membantu malah diam saja"

"Aku ini tidak diam tapi sedang berpikir tahu"

"Oo ya, tapi kau tidak terlihat seperti berfikir"

"Garet, aku ada ide bagus"

"Apa memangnya?"

"Bagaimana jika senior Kyler menjadi model untuk contoh photo booth kita"

"Model?"

"Iya, lagipula senior Kyler kan sangat populer pasti akan banyak yang datang untuk berfoto. Oh atau senior bisa juga menjadi teman berfoto dengan bayaran dua kali lipat"

"Memang otak uang"

"Apa kau bilang?" Menyipitkan mata ke Lio dengan wajah menahan amarah.

"Tidak tidak"

"Aku rasa itu terlalu sulit, lagipula aku kan tidak bisa berbicara lancar jika didepan senior"

"Benar juga, bagaimana aku dan kau?"

"Bagus juga"

"Ajak aku juga dong" rengek Lio.

"Iya iya kau juga ikut"

"Pasti stan kita yang akan sukses besar diantara stan lain"

"Kau ini terlalu percaya diri"

"Percaya diri itu bagus tahu"

"Iya bagus, tapi jika berlebihan bukan percaya diri lagi tapi sombong"

"Ish kau ya"

"Sudah sudah, kalian ini ya tidak ada habisnya" lerai Margaretha ditengah-tengah mereka.

Mereka bertiga pergi mencari senior untuk membicarakan masalah yang tadi mereka bahas, berharap senior akan membantu mereka dalam mensukseskan stan bazar.

"Itu senior, ayo cepat" menarik lengan Margaretha.

"Senior" sapa Ilona menghampiri.

"Oh kalian, ada apa?"

"Senior, kami membutuhkan bantuan mu"

"Bantuan apa? Bilang saja"

"Bagaimana jika kita berbicara di kantin akan lebih baik jika sambil minum dan duduk"

"Ide bagus, kebetulan kelas ku sudah selesai"

"Waktu yang tepat, benar bukan Garet?" Menyenggol siku Margaretha yang sejak tadi diam dengan mata terus menatap senior.

"Ah iya benar"

"Dia lucu" batin senior.




Next>>

My Beloved DEVIL • JiHo (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang