13 : cerita nenek

110 18 0
                                    

Clek....

Pintu terbuka, masuklah seorang pria bertubuh tinggi dengan jas rapih berwarna senada

"Apa anda baik-baik saja?" Tanyanya dan mendekat pada wanita yang tengah terbaring.

"Aku baik-baik saja, terima kasih sudah menolong"

"Sama-sama"

"Kau sih bocah gemuk berkacamata bukan?" Ucap wanita itu tiba-tiba, membuat pria ini menoleh.

"Kau orang pertama yang dibawa cucu ku kerumah saat itu, tapi sepertinya Garet lupa dengan kau"

"Saya senang jika anda mengingat saya, walau Maragretha tidak ingat tapi tolong rahasiakan ini. Saya ingin dia sendiri yang menyadarinya"

"Tentu. Kau tumbuh dengan baik, aku senang bisa bertemu dengan mu lagi setelah sekian lama"

"Saya juga"

"Panggil saja aku nenek, kau juga boleh menganggap ku nenek mu"

"Tentu, nenek"

"Boleh ku minta pertolongan mu"

"Tentu, apa yang kau butuhkan?"

"Jaga cucu ku ketika nanti aku pergi, aku hanya ingin seseorang yang pantas ada disampingnya, jangan membuat dia menangis atau aku akan sangat menyesal telah mempercayai mu untuk menemani cucuku"

"Tentu nek"

"Terima kasih ya"

"Nek, aku ingin menikahi Margaret"

"Kau bilang apa? Menikah?"

"Iya, apa nenek merestuinya?"

"Tentu saja, tapi jika kalian saling mencintai. Aku akan merestuinya"

Setelah beberapa percakapan diantara keduanya Ailles keluar kamar untuk mengangkat telepon.

Ailles berdiri didepan lift dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku celana.

Saat pintu lift terbuka tampak gadis dengan sweater birunya dan celana jeans serta Tote bag.

"Sedang apa kau?" Kata gadis itu.

"Melihat calon nenek mertua"

"Nenek mertua apanya, aku belum bilang iya pada kontrak itu"

"Tapi aku sudah bilang nenek mu"

"Apa? Kau ini ya" berlari ke kamar nenek.

"Kenapa dia kejam sekali sih, memang benar-benar seorang iblis" batin kesal Margaretha.

Masuklah ia kekamar dimana neneknya dirawat

"nenek"

"Garet, kenapa kau kesini?"

"Nenek tidak senang ya cucu mu datang"

"Tentu aku senang, kau ini kan cucu ku satu-satunya" memeluk cucunya yang duduk disamping tempat tidur.

"Nek, sekarang bagaimana keadaan mu?"

"Nenek baik, kau tenang saja. Cucu menantu nenek itu sangat memperhatikan nenek"

"Cucu menantu? Siapa?"

"Dia" menunjuk Ailles yang terlihat dari selah pintu yang terbuka.

"Nenek, dia bukan cucu menantu mu"

"Kenapa? Nenek suka dia, lagipula kau ini kenapa tidak bilang kalau kalian berpacaran dan akan menikah"

"Apa pacaran? Menikah? Tidak tidak, nenek salah paham"

"Kalau salah paham soal ini, nenek seneng bukan kecewa"

"Nek, aku dan pria itu tidak berpacaran. Lagipula usia ku masih muda banyak yang harus ku lakukan sebelum aku menikah"

"Sayang ku, banyak yang menikah diusia muda dan tetap melakukan apapun yang ingin dilakukan"

"Tapi aku tidak mau terkait dengan status, apalagi dengan pria seperti dia"

"Ada masanya kau akan menikah"..

"Aku tahu itu, tapi tidak dengannya. Lagipula dia seperti iblis, lihatlah bahkan tersenyum saja tidak"

"Kau tahu tidak"

"Apa"

"Dulu kakekmu sama sepertinya, tidak pernah tersenyum atau bersikap manis"

"Benarkah? Nenek tidak pernah bercerita soal itu"

"Karena semuanya masa lalu, dan nenek hanya mengenangnya saja"

"Lalu kakek masih seperti itu sampai ibu menikah"

"Ya kakek mu tidak berubah, dia tetap menjadi pria dingin"

"Lalu, nek"

"Nenek pernah bertanya padanya, kenapa dia bersikap dingin pada nenek kalau memang dia mencintai nenek. Kau tahu jawabannya apa?"

"Tidak, beritahu aku"jawabnya dengan semangat.

"Katanya, aku tidak tahu cara menunjukkan cintaku pada mu lagipula apapun yang kuberikan sampai saat ini bukannya cukup. Itu katanya, dan ada satu kata manis yang membuat nenek semakin mencintai kakekmu"

"Kata manis apa, nek?"

"Dia bilang, nenek satu-satunya wanita yang membuatnya merasakan banyak rasa setelah ia kehilangan semua rasa kehidupan dalam hidupnya. Rasa bahagia, rasa sedih, rasa kecewa, dan cinta" nenek menitihkan air matanya, Margaretha  melihat itu menyekanya lalu memeluk erat neneknya.

"Andai kakek mu masih hidup" katanya disela pelukan

"Aku tahu nenek merindukannya, aku juga walau belum pernah melihatnya"

"Garet, jika nanti kau menikahi seseorang kau harus bisa memenuhi tanggung jawab mu sebagai seorang istri dan cintai suami mu apapun keadaannya dan bagaimanapun dia. Kau mengerti?"

"Tentu nek, aku akan jadi istri terbaik diseluruh dunia. Hahaha"

"Hahaha, dasar kau ini"

Tok.... Tokk....

Suara pintu terketuk, nampak setengah tubuh Marry diantara sisi dalam pintu.

"Permisi, maaf mengganggu. Nona Maragretha tuan Ailles ingin berbicara dengan anda"

"Dia ini benar-benar ya, kan bisa bilang sendiri kenapa harus diwakili" keluh Margaretha.

"Cepat temui dia"

"Iya nek, aku tinggal sebentar ya"

"Biar saya temani anda disini" ucap Marry.

"Terima kasih Bu Marry"

Diluar ruangan, pria itu duduk bersender dikursi tunggu dengan mata terpejam.

"Memanggil ku tapi dia sendiri tidur" celoteh Margaretha lalu duduk disampingnya.

"Dia kelihat lucu ketika tidur" menatap wajahnya intens.

"Matanya tajam seperti singa, wajahnya tampan juga, rambutnya juga keren" tanpa sadar ia memuji pria yang tengah terlelap.

"Kau sedang apa?" ucapnya dengan mata masih terpejam.

Margaretha yang terkejut langsung salah tingkah, pasti pria ini semakin sombong apalagi jika mendengar apa yang baru dikatakan.

"Bodoh kau Margaret" gerutunya dalam hati.











Next>>




Jangan lupa vote gais

Beri aku satu bintang, maka akan ku update part selanjutnya

Terima kasih

🤗🥰

My Beloved DEVIL • JiHo (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang