45 : berbicara empat mata

106 20 3
                                    

"ayo bicara" katanya lagi.

Ailles turun menghampiri gadis itu, dan kini keduanya sudah ada diruang baca Ailles.

Ruangan yang cukup tertutup untuk keduanya berbicara serius.

"Apa yang mau kau bicarakan?" Tanyanya yang menduduki diri sembari tangannya sibuk membuka kancing jas.

"Aku setuju"

Kepala Ailles sedikit miring kesamping karena bingung dengan persetujuan Margaretha yang tiba-tiba tanpa penjelasan.

"Aku setuju, soal kembali memulai semuanya"

"Benarkah? Apa kau berbohong?"

"Tidak, aku sungguh-sungguh"

"Lalu kenapa kau mengabaikannya hampir sebulan ini"

"Karena saat itu aku belum yakin"

"Belum yakin?"

"Iya, karena aku dikira kau hanya sedang bercanda atau mengerjai  ku saja"

"Baiklah, karena kau sudah sepakat mari kita bangun kembali keluarga kita dari awal"

"Ta-----pi"

"Tapi apa?"

"Kita mulai bertahap, maksudnya perlahan"

"Tentu saja. Bagaimana kita mulai dengan tidur satu kamar, satu ranjang dan mandi bersama" goda Ailles yang ingin menjahili gadisnya.

"Tidak, tidak mau" berlari keluar ruangan karena merasa geli mendengar perkataan tersebut.

Ailles melihat itu hanya tersenyum ketika gadis itu kegelian sendiri, padahal dirinya juga merasa geli kenapa dirinya bisa berkata hal seperti itu.

"Dia semakin hari semakin aneh saja" ucap Margaretha yang sudah dikamarnya.

"Tapi tidak salah juga, kan kami ini sepasang suami istri sah dimata hukum walau diatas kertas hitam dan putih"

Tok...Tok...

Ketukan kamar membuat Margaretha terkejut, bagaimana tidak dirinya yang sedang melamun dengan berbagai pikiran dikejutkan ketukan

"Malam nona, maaf mengganggu anda" terlihat seorang pelayan didepan kamarnya.

"Ya, ada apa?"

"Tuan memanggil anda"

"Dimana dia?"

"Kamarnya Nona"

"Baiklah, terima kasih"

"Tentu nona, saya permisi"

Margaretha menghampiri pria itu yang berada dikamar, sejenak ia berhenti dan berpikir kenapa ia patuh saja ketika pria itu memintanya datang.

Margaretha langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu, begitu masuk pria itu sedang telanjang dada setengah badan dan itu membuat bulu kuduk Margaretha merinding.

"Aaahkkk... Kau kenapa tidak pakai baju" menutup wajahnya terutama matanya.

"Aku baru selesai mandi, lagipula kenapa tidak ketuk pintu"

"Ah iya, aku lupa. Maaf, biar aku keluar"

Menarik tangan gadis itu agar tidak pergi dan alhasil tubuh Margaretha bertubrukan dengan dada bidang pria itu

Margaretha bisa merasakan kulitnya menyentuh kulit pria itu dan tubuhnya yang sedikit basah karena air tetesan usainya mandi yang belum dikeringkan.

"Mau kemana?"

"Tentu saja keluar, setelah kau berpakaian aku akan kembali"

"Tidak perlu, kita ini kan suami istri"

"Tetap saja aku tidak mau"

My Beloved DEVIL • JiHo (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang