8 : kehebohan

126 19 0
                                    

Besok paginya, aku terbangun karena silau matahari yang masuk menebus jendela kaca besar dengan gorden terbuka lebar.

"Kau sudah bangun" kataku ketika melihat pria itu duduk dengan mengangkat satu kakinya di atas kaki lainnya.

"Ya, apa kau tidur nyenyak?"

"Tentu, tempat ini sangat nyaman" kataku.

"Baguslah" ia kembali fokus pada buku yang dibacanya.

"Hhm... Maaf tuan, kira-kira biaya rumah sakit ini berapa ya? Pasti mahal bukan?"

"Iya mahal"

"Akan saya pastikan mengganti semua biayanya, tapi saya mungkin akan menyicil"

"Tidak perlu"

"Ah? Tidak perlu? Ta-----pi"

"Kau akan membayar ku dengan cara lain" Selak Ailles.

"Cara lain, apa maksud mu tuan?"

"Nanti saya beritahu"

"Permisi, selamat pagi. Ini sarapan Anda nona" datang seorang suster membawakan makanan.

"Terima kasih"

"Sama-sama nona, selamat makan. Saya permisi tuan" pria ini hanya menggaguk kecil.

"GARET, KAU YA" pintu terbuka lebar dan keras.

"KAU YA, ASTAGA KENAPA BISA SAMPAI BEGINI SIH" ucap Ilona yang datang bersama dengan Lio.

"Ilo kecilkan suara mu, kita dirumah sakit"

"Kau ini membuat malu saja, bisa-bisa kita diusir nanti" sambung Lio

"Maaf, aku hanya terlalu panik"

"Aku baik-baik saja"

"Kau, kenapa disini?" Tanya Lio pada pria berjas yang duduk di sofa.

"Ah iya, kenapa dia disini?" Kata Ilona.

"Tuan Ailles yang menolongku, dia juga menjaga ku semalaman"

"Benarkah?"

"Dia? Dia menemani mu semalaman? Sungguh?" Kata Lio terkejut.

"Iya, memang kenapa?"

"Kalian sudah melakukan apa semalam" bisik Ilona.

"Ilona, aku tidak melakukan apapun dengan pria itu"

"Kalian jangan berfikir aneh-aneh, saya dan dia tidak melakukan apa-apa" pria itu membuka suaranya.

"Benar itu"

"Garet, jika kau butuh teman aku akan menemani mu disini" kata Lio menggenggam tanganku.

"Tidak perlu, ada saya yang akan menjaganya dan menemaninya" Selak Ailles.

"Permisi, maaf mengganggu" datang asisten wanita pria ini

"Seperti pekerjaan memanggil anda tuan Ailles" ucap Margaretha.

"Tuan klien kita sudah tiba di bandara"

"Baik, ayo pergi" pria itu berjalan keluar tanpa pamit.

"Hey tunggu" Margaretha memberhentikan langkah asisten wanita itu.

"Iya nona, apa ada yang kau perlukan?"

"Ah tidak, aku hanya ingin tahu nama mu"

"Nama saya Marry, saya permisi dulu nona"

"Sampai jumpa Bu Marry, hati-hati"

"Baik nona"

Setelah pria dan asistennya keluar dari ruangan, Lio dan Ilona duduk didekat tempat tidur.

"Kau ada hubungan apa dengan pria itu"

"Tidak ada"

"Jauhi dia, dia pria aneh"

"Hey Lio, dia itu pria terhormat bukan pria aneh"

"Tapi dia itu bersikap aneh tahu"

"Itu bukan aneh tapi berwibawa"

"Kau tahu apa soal berwibawa"

"Aku tahu kok, kau saja yang tidak paham"

"Dasar para gadis tidak mau kalah"

"Biarkan, wlee..."

"Kalian ini selalu berdebat" Margaretha terkekeh melihat kedua teman dekatnya saling berdebat.

"Garet sudah ku bilang jangan menerima tawaran itu"

"Tawaran apa? Kalian merahasiakan dari ku ya"

"Maaf Lio aku kira itu tidak terlalu penting jadi aku hanya memberitahu Ilona"

"Semua penting kalau itu menyangkut mu"

"Lagi dan lagi" ucap Ilona yang tampak malas mendengar kata-kata manis Lio.

"Aku pikir itu akan menyenangkan, tapi tiba-tiba aku merasa tidak sehat jadi aku pingsan. Saat itu tuan Ailles datang menangkap tubuh ku"

"Seperti dongeng"

"Dongeng apanya" ucap jengkel Lio.

"Kau itu tidak tahu tindakan romantis ya"

"Memang apa pentingnya itu"

"Penting tahu, bagaimana nanti kau akan memperlakukan kekasihmu. Pantas saja kau tidak memiliki kekasih"

"Bagaimana aku bisa memiliki kekasih, jika kay terus saja menganggu kencan ku"

"Aku tidak menggangu tapi memang gadis pilihan mu itu buruk"

"Kau ini ya"

"Hey teman-teman sudahlah" melerai sebelum semuanya semakin panjang.

Ditempat lain

"Saya senang bisa bekerja sama dengan anda tuan Ailles pasti ayah mu bangga"

"Terima kasih pak Dores, saya akan mengerjakan proyek ini semaksimal mungkin"

"Tentu, jangan buat saya kecewa"

"Silahkan pak biar saya antar anda"

"Saya permisi"

"Baik"

"Hary apa saya masih ada jadwal?"

"Tidak ada tuan"

"Kalau begitu kita kerumah sakit sekarang"

Tring... Tring...

"Tuan, tuan besar menelepon"

"Kakek?"

"Iya tuan"

"Biar saya yang angkat"






Next>>


Huuaa senang banget nona, terima kasih ya atas apresiasi kalian terhadap cerita ini 🥺❤️

Jujur senang banget hehe, enggak sia-sia ide alur cerita ini juga editan foto yang nona edit sendiri

Semuanya jadi terbayarkan

Jadi terus baca, vote dan tunggu terus part selanjutnya

Thanks gais 😚

My Beloved DEVIL • JiHo (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang