B

3.2K 170 0
                                    

Bellathea, atau biasa di panggil Bella, Bells, atau Bell masih tertidur lelap di atas kasur Queen size-nya seperti kepompong. Ini masih pukul 5 pagi yang berarti terlalu pagi baginya untuk bangun namun entah mengapa gadis itu mengerjabkan matanya beberapa saat sebelum akhirnya ia bangun dari kasur dan langsung berjalan dengan terburu-buru menuju kamar mandi. Ia berlutut di depan kloset dan berusaha mengeluarkan segala sesuatu dalam perutnya, namun seberapa besar pun usahanya untuk muntah yang keluar hanyalah cairan bening berwarna kuning, ini sudah terjadi sejak semalaman, ia bahkan sudah memuntahkan segala sesuatu yang telah ia makan atau minum. Terlihat matanya berkaca-kaca, bukan karna ia menangis namun karna usahanya untuk muntah, badannya terasa sangat lemas namun ia tetap berusaha untuk bangun dan membersihkan mulut dan wajahnya. Setelahnya ia mengambil pregnancy test yang sudah ia beli semalam dan langsung melakukan test-nya.

Ia duduk di atas toilet closet sambil berharap cemas pada test yang ia pegang, ia bahkan sudah mengigit bibir bawahnya karna terlalu cemas, baru kali ini ia menunggu selama 1 menit namun berasa sangat lama. Monitor digital dalam pregnancy test itu terus berkedip sampai pada akhirnya mengeluarkan hasil yang membuat Bella menahan napasnya. "Pregnant" itulah hasil yang di keluarkan dari pregnancy test-nya.

"Oh no." itulah kata yang diucapkannya setelah diam beberapa saat, semua hal yang terjadi padanya selama seminggu ini menjadi masuk akal dengan hasil test-nya, pusing, mudah lelah, mual, ngantuk, sensitif, perut kembung.

Dengan langkah pelan ia kembali ke kasurnya dan mulai mengambil ponselnya, ia menghubungi pihak rumah sakit tempat ia bisa melakukan medical check-up, Tanuwijaya Medical Centre. Meskipun ini baru hampir pukul 6 pagi tapi ia sudah melakukan appointment dengan salah satu Sp. OG di rumah sakit itu. Setelah itu ia menghubungi manager-nya Ayla.

"Halo...." Suara serak seorang gadis di sebrang sana, sangat khas bahwa sepertinya Bella telah mengganggu tidurnya.

"Ay.." ujar Bella pelan.

"Bell? Kenapa?" mendengar suara Bella membuat Ayla langsung terduduk di atas kasur dan sadar, ia yakin terjadi sesuatu pada Bella, ia sudah mengenal Bella sejak SMP, tentu saja ia tau bagaimana gelagat sahabat yang sudah ia anggap menjadi saudaranya itu.

"Nanti jam 9 temani aku ke RS yah."

"RS? Lu sakit Bell? Aku ke sana sekarang yah." Menjadi manager seorang Bella membuat Ayla semakin berada di dekat Bella dan selalu siap kapanpun gadis itu membutuhkannya.

"Gak apa kalo lu datang sini? ini masih pagi banget loh Ay." Bella memang sangat tidak suka merepotkan orang lain, tapi untuk kali ini ia butuh.

"Nggak apa, 10 menit lagi aku nyampe, numpang mandi tapinya." Bella dapat mendengar Ayla di sebrang sana yang sepertinya sedang bersiap untuk datang.

"Hati-hati Ay."

"Ok. Aku tutup yah. Eh lu mau nitip apa nggak buat sarapan?"

"Nggak apa, entar sarapan barengan aja di luar."

"Ok." selanjutnya panggilan tersebut terputus karna Ayla sudah mematikan panggilan mereka.

Setelah panggilan tersebut Bella hanya bisa menunggu Ayla yang sedang berjalan menuju ke loft-nya. Tak perlu menunggu waktu lama intercom di loft-nya sudah berdering, dengan tergesa-gesa ia turun ke bawah untuk menjawab panggilan intercom tersebut, dengan menekan tombol kunci pintu lobby di apartment-nya pun langsung terbuka dan ia bisa melihat Ayla berjalan masuk, padahal Bella sudah memberikan Ayla kartu akses untuk masuk ke dalam loft-nya namun tetap saja gadis itu tak pernah menggunakannya kecuali keadaan mendesak.

Bella pun langsung membukakan pintu menunggu Ayla untuk naik ke lantai loft-nya, tak perlu waktu lama sudah terlihat Ayla dengan pakaian santainya keluar dari lift dan langsung berjalan menuju ke arahnya.

Bellathea (Vrene lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang