T

812 121 30
                                        

Hari ini merupakan acara pernikahan Bella dan Matteo dilaksanakan secara tertutup bahkan hanya orangtua Matteo juga Ayla dan Harvey yang hadir untuk menjadi saksi pernikahan mereka, hanya bermodalkan sebuah cincin. Dean mengatur semuanya agar Bella dan Matteo dapat menikah secara hukum dan agama meskipun tidak ada wali yang sah dari Bella.

Bella bahkan tidak menggunakan wedding dress, hanya blouse putih yang dipadukan dengan celana panjang hitam, begitu juga dengan Matteo. Tidak ada yang akan tau jika mereka berdua baru saja melangsungkan pernikahan.

Bella berulang kali memainkan cincin pernikahan mereka yang sangat simple tanpa intan, permata, motif, atau apapun, hanya cincin biasa yang berada dijari manisnya, ia tidak percaya ia sudah menikah dengan pria yang ia sukai dulu, ralat dari dulu sampai sekarang, hanya saja bukan dengan acara pernikahn yang ia impikan, dan juga bukan karna cinta melainkan tanggungjawab atas janin yang ada didalam perutnya. Tanpa Bella sadari ia mengelus lembut perutnya yang masih sangat datar itu, ia tidak percaya bahwa ada seonggok daging yang bernyawa didalam sana, yang tumbuh karna perbuatan yang tidak diinginkan siapapun.

"Bell." Panggil Dean yang melihat menantunya hanya duduk diam tanpa menyentuh makanan didepannya, mereka berenam sedang berada di sebuah restoran mewah yang terkenal di Jakarta. Tenang saja mereka sedang berada di ruangan VIP yang sudah Dean booking.

"Ya dad?" Jawab Bella sambil memandang ke arah ayah mertuanya.

"Kenap tidak dimakan? Kau tak suka makanannya? Mau dad pesankan yang lain?" Tanya Dean penuh perhatian yang membuat Matteo dan Liana hanya memandang Bella dengan tatapan tak suka, sedangkan Ayla dan Harvey mereka memandang Bella dengan tatapan khawatir.

"Ah tidak dad, aku suka, tadi hanya sedang melamun, maafkan aku dad." Jawab Bella dengan jujur lalu ia mulai mengambil beberapa makanan yang menggugah selera makannya namun hanya dalam porsi kecil karna memang semenjak hamil Bella hanya makan dalam porsi kecil, bukan tidak mau hanya tidak bisa, janinnya sedikit pemilih.

"Makanlah dengan baik, jika ingin sesuatu katakaj eoh." Ujar Dean lagi.

Selanjutnya mereka makan dalam diam hanya dentingan suara sendok, garpu dan pisau yang terdengar.

"Jadi kalian benar-benar akan pindah hari ini?" Tanya Dean setelah mereka selesai makan hanya Bella yang masih menikmati buah-buahan di atas piringnya.

"Ya, aku akan membawanya ke apartment." Jawab Matteo dengan mantap, nya disini maksud Matteo adalah Bella, sebelumnya ia memang sudah berbicara dengan sang ayah bahwa ia ingin tinggal di apartmentnya sendiri bersama Bella, untuk meminimalisir pertemuan antara Bella juga ibunya, Matteo tidak bodoh, ia juga masih bisa merasakan bagaimana tidak nyamannya sang ibu dengan Bella, meskipun Bella tidak melakukan apapun tapi ibunya itu tetap merasa tak suka, sama sepertinya, karna memang dari pernikahan ini hanya dirinya dan sang ibu yang tidak terima.

Dean hanya mengangguki kepalanya sebagai respon karna memang beberapa hari yang lalu ia melihat maids dirumahnya pada pergi ke apartment Matteo untuk membersihkan dan membereskan barang-barang Matteo dan Bella. Dean hanya berharap Matteo bisa memperlakukan Bella dengan baik, mereka sudah sah menikah secara hukum dan agama terlebih wanita itu sedang hamil.

"Kalian akan langsung pulang ke apartment?" Tanya Dean lagi.

"Ya dad kami akan langsung kembali ke apartment." Semenjak Dean memaksa Matteo untuk menikah dengan Bella atas pertanggungjawaban hubungan ayah dan anak itu semakin renggang, jika dulu mereka renggang karna kesibukan masing-masing maka kali ini berbeda, tapi Dean tidak peduli toh dia melakukan sesuatu yang benar, begitu juga hubungan antara Dean dan Liana, mereka berada dikubu yang berbeda tapi Liana tidak bisa membantah, makanya sedari tadi ia hanya diam.

Bellathea (Vrene lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang