Pukul 10 acara resepsi baru selesai dan dilanjutkan dengan acara after party yang hanya dihadiri oleh orang-orang yang masih mau tinggal untuk menikmati alunan musik yang diputar dj, menari, getting drunk and etc.
Bella tentu saja tidak mau melewatkan hal seperti itu meskipun ia tidak bisa minum tapi setidaknya ia bisa menari bersama Ayla nanti, tapi sebelum itu Bella pergi ke toilet terlebih dahulu karna semenjak hamil memang Bella lebih sering ke toilet, wajarkan.
Saat keluar dari bilik toilet Bella di hadang oleh seorang wanita tinggi yang Bella baru tau bahwa Anastasha ada diacara ini.
"Kau tampak bahagia dengan keluarga barumu." Ujar Anastasha sambil memandang Bella seperti mengejek.
"Yah, apa sungguh sangat terlihat?" Bella merespon dengan tenang.
"Kau taukan bahwa kau pernah dibuang oleh mereka?" Anastasha sengaja bertanya seperti itu untuk menyakiti Bella.
"Hanya karna orangtuamu menemukanku bukan berarti aku dibuang oleh keluargaku, bisakah kau minggir sekarang? Masih ada yang harus aku nikmati selain menanggapimu." Jawab Bella dengan santai.
"Wah, sekarang kau sudah melupakan embel-embel kakak yah, ingatlah aku masih 5 tahun di atasmu."
"Ok kak, bisa minggir kak?"
"Kau tau, Matteo dan aku memang sudah putus tapi takkan ku biarkan kau mendapatkannya meskipun kau sedang mengandung anak haram yang kau bilang anak Matteo."
Jika dulu Bella akan diam saja tapi sekarang tidak, tidak afa yang boleh menyakiti baby-nya, tidak seorang pun.
"Aku menunggumu untuk meminta maaf atas apa yang kau lakukan padaku, tapi sepertinya kau lupa cara meminta maaf, aku ingin tau apa yang akan terjadi pada CH Group saat mengetahui betapa bejatnya CEO mereka. Bukankah kau lebih tua dariku? Seharusnya kau tau cara meminta maaf dengan benar. Kau lupa bahwa aku sekarang adalah bagian dari Tanuwijaya, dalam sekejap aku bisa membuatmu dan keluargamu bertekuk lutut memohon padaku, mau mencobanya?" Bella berucap dengan tenang tapi sungguh terdengar menakutkan bagi Anastasha.
"Kau, kau wanita jalang, kau harus ingat bahwa keluargaku yang merawatmu."
"Maksudmu menyiksaku?"
"Brengsek." Anastasha hendak melayangkan tangannya untuk menampar Bella, bukannya menghindar tapi Bella dengan santai Bella masih berdiri disana.
Plak!
Pipi kiri Bella sudah berjejak 5 jari dan Bella merasa kebas dan panas pada pipinya."Rasakan! Kau benar-benar wanita jalang, kau brengsek, kau menjebak Matteo karna kau iri padaku." Anastasha mengebu-gebu tanpa ampun sedangkan Bella hanya berdiri dihadapan wanita yang sedang emosi itu.
Anastasha langsung berhenti saat ponselnya berdering menandakan ada pesan yang masuk, ia pun lantas membuka ponsel pintarnya dan terkejut melihat apa yang ada dalam ponselnya. Sedangkan Bella tersenyum miring dan puas menatap wajah Anastasha yang terkejut, ketakutan dan tak percaya bahwa seorang Bella bisa melakukan sesuatu yang seperti ini.
"Kau..." Anastasha melayangkan tangannya hendak menampar Bella sebelum sebuah tangan kekar menahannya.
"Touch her and I'll kill you." Suara baritone seseorang yang mereka kenali masuk ke telinga masing-masing.
"Teo..." Anastasha langsung berucap lirih melakukan playing victim padahal jelas-jelas Matteo tau bahwa Anastasha hendak menampar Bella.
Matteo mendorong Anastasha dan melepaskan tangan wanita yang pernah ia cintai dulu dengan rasa jijik. Bukannya menjawab panggilan Anastasha tadi, Matteo malah berbalik badan menghadap Bella, belum sempat bertanya pada wanita hamil itu matanya sudah menangkap jejak tangan di pipi kanan Bella yang langsung membuat darah Matteo mendidih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bellathea (Vrene lokal) - END
FanfictionBella, model dan selebgram muda yang harus berjuang untuk dunianya. Third story