L

774 126 43
                                    

Bella terus memandang ke arah Matteo dan Ana, memandang pemandangan yang membuat hatinya sakit, matanya sudah memerah dan berkaca-kaca menahan air matanya, Bella jelas tau apa yang di tunjukkan Ana pada Matteo, hasil ultrasound, berarti pikiran jelek Bella benar, Ana hamil, lalu bagaimana dengan dia dan anaknya?

Bella sendiri masih terus menatap Matteo bahkan saat pria itu menatap kearahnya Bella tidak membuang muka, ia tetap menatap pria itu sampai ia sadar bahwa Matteo sedikit terkejut dengan keberadaannya lalu pria itu yang memutuskan tatapan mata mereka, Bella masih terus melihat kearah Matteo dan Ana yang berjalan keluar menuju parkiran, semua itu tidak luput dari pandangan Bella.

Bella menghela napas sebelum akhirnya ia kembali menikmati muffin chocolate yang sudah tidak enak di lidahnya, ia sudah tidak berniat untuk makan tapi tetap harus menghabiskannya, mengingat ia sudah puasa lebih dari 12 jam, dan jika ia memakan hanya sedikit takutnya ia muntah. Ada alasan kenapa ia memilih makanan yang manis, karna perutnya sudah kosong, biasanya memang orang yang berpuasa cenderung mengonsumsi makanan manis terlebih dahulu. Bella juga harus menyetir nanti, tidak mungkinkan ia menyetir dalam keadaan tidak sehat.

"Bel, kamu baik-baik saja?" Tanya Susi yang sejak tadi memperhatikan Bella.

"Baik Mbak cuma karna udah puasa lama sekalinya makan malah jadi kenyang padahal baru kemakan dikit." Bohong Bella, ya tidak mungkin Bella mengatakan bahwa ia tidak mood makan karna tadi melihat Matteo bersama Ana, terlebih Ana sedang hamil.

"Makan pelan-pelan aja Bel, kita nggak buru-buru kok, Mbak tetap tungguin."

"Makasih Mbak, habis ini kita baru nyari lunch ya Mbak, tapi buat take away aja." Bella sejujurnya sudah ingin makan di mobil sedari tadi tapi ia takut saat berjalan ia jadi pingsan, bayangin saja sedang puasa lebih dari 12 jam, terus darah diambil sebanyak 7 tabung kecil dan dia takut darah, huh kombinasi yang pas. Bella juga sadar beberapa pengunjung kantin rumah sakit juga sudah melihat kearahnya berulang kali, Bella hanya diam karna ia tidak mendengar apapun yang mereka ucapkan, entah itu ucapan baik atau buruk.

Bella kembali memasukkan muffin chocolate kedalam mulutnya sampai habis yang berujung ia menjadi mual tapi ia tahan, ia duduk sebentar sambil meminum teh manis hangat sebelum akhirnya ia mengajak Mbak Susi untuk segera keluar dari kantin rumah sakit.

Sesampainya di dalam mobil Bella langsung merogoh obat morning sickness-nya dan langsung mengonsumsinya, takut-takut jika ia muntah dimobil, sangat tidak etis. Setelah itu Bella menarik napas dalam-dalam lalu mengambil bantal kecil dan meletakkannya diatas perutnya seperti tadi saat ia berangkat.

"Mbak pengen makan sesuatu nggak?" Tanya Bella sambil memandang Mbak Susi yang duduk manis disampingnya.

"Nggak sih Bel, Bella aja pengen makan apa?"

"Bella lagi nggak kepikiran mau makan apa, mungkin Mbak ada yang pengen dimakan jadi Bella bisa ikutan."

"Makan nasi padang mau nggak Bel?" tanya Susi hati-hati yang langsung membuat Bella tersenyum manis.

"Boleh Mbak, Bella udah lama nggak makan nasi padang, Mbak tau nggak nasi padang yang enak dimana?" Tanya Bella dengan semangat.

"Saya tau dimana tempatnya Bel, nanti saya arahin."

"Siap Mbak." Bella pun segera menginjak gas mengikuti arahan Mbak Susi menuju rumah makan nasi padang usulan Mbak Susi.

Tanpa Bella sadari sedari tadi ada sebuah mobil Agya yang mengikutinya, Bella hanya terus mengendarai mobilnya dengan tenang sambil bersenandu untuk meningkatkan mood-nya yang tadi sedikit hancur.

Mobil yang mengikuti Bella tadi menyalip mobil Bella dan secara tiba-tiba ia berhenti di depan Bella secara sengaja hingga membuat Bella yang tidak siap menginjak rem langsung menghantam bagian belakang mobil Agya itu dengan mobil depannya.

Bellathea (Vrene lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang