Sudah seminggu sejak kejadian Bella pendarahan dan Bella sekarang sudah berada di mansion Tanuwijaya, belum ada satu pun yang membahas mengenai Liana, Ana, Matteo, Susi dan Anton, semuanya hanya berfokus pada Bella yang harus bedrest.
Jika sebelumnya Bella bahagia karna dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya dan selalu dimanjakan sekarang malah ia merasa bosan karna ia benar-benar tidak boleh melakukan apapun, semuanya dilakukan oleh mereka maupun maids di mansion, Bella hanya tinggal mengatakan apapun yang ia inginkan dan ia akan mendapatkannya.
Bahkan ketika Bella bilang ia ingin jalan-jalan ke taman belakang mansion, Marcus malah mengendongnya dan mendudukkannya di kursi roda sebelum mendorongnya menuju taman belakang, benar-benar berlebihan bagi Bella yah meskipun ia tau ini yang terbaik.
"Pa, kapan aku bisa melakukan aktivitas seperti biasa?" Tanya Bella dengan wajah memelas pada Marcus.
"Kau bosan?" Tanya Marcus sambil mengelus puncak kepala putrinya.
"Tentu saja, aku juga ingin jalan kemana pun yang aku mau dimansion ini tanpa menggunakan kursi roda atau aku bisa belajar baking masak atau apapun." Sahut Bella sambil mengerucutkan bibirnya.
Marcus bahkan terkekeh kecil melihat putrinya yang sudah mau menjadi ibu ini malah masih sangat manja pada mereka, tapi ia tetap bersyukur untuk itu, malah ia lebih suka Bella yang manja seperti ini. Sebenarnya Marcus tau jika Bella bukan bosan namun ia tidak ingin dianggap lemah oleh yang lainnya, bagaimana mungkin Bella bisa bosan padahal selama ini juga wanita hamil ini selalu didalam rumah dan Bella adalah seorang introvert, bahkan mereka bergantian mengambil off day hanya untuk menemani Bella, semalam juga Ayla dan Harvey baru saja berkunjung untuk menemani Bella juga untuk memberikan mereka undangan pernikahan mereka yang akan dilakukan 2 bulan lagi.
Ayla dan Harvey sempat berpikir untuk menjadikan Bella sebagai bridesmaids tapi batal karna menjadi bridesmaid sangat melelahkan karna harus selalu siap bersama dengan pengantinnya, mereka takut Bella kelelakan karna Bella sedang hamil, dan jika dihitung 2 bulan lagi mungkin kehamilan Bella sudah memasuki 22 minggu atau bahkan lebih, terlebih dengan drop-nya Bella sekarang membuat mereka semakin urung untuk menjadikan Bella sebagai bridesmaids.
"Nanti begitu mama pulang kita tanya mama kapan kau boleh beraktivitas seperti biasa." Ujar Marcus dengan lembut dan penuh kasih.
Selanjutnya percakapan mereka mengalir begitu saja, meskipun Bella dan keluarganya baru saja kembali bersama tapi mereka sangat kompak baik dalam pembahasan maupun yang lainnya, bahkan pada Valerie dan Christian juga, Bella bisa sangat akrab pada kedua calon adik iparnya itu.
BELLATHEA
Malamnya di kediaman Tanuwijaya sedang ramai, mereka sedang berkumpul bersama, ada Valerie, Christian, Alya, Harvey dan bahkan Dean juga, memang setelah kejadian minggu lalu Dean semakin sering berkunjung untuk menemani Bella atau juga untuk menebus rasa bersalahnya kepada keluarga Tanuwijaya meskipun itu bukan kesalahannya.
Keluarga Tanuwijaya sendiri juga tidak ada yang menyalahkan Dean atas kejadfian itu, mereka bahkan sebenarnya bersyukur karna Dean selalu membela dan memberikan kasih sayang serta perhatiannya pada Bella disaat Bella belum bertemu mereka, lagipula bagi mereka Liana dan Matteo sudah cukup dewasa untuk mengetahui mana yang salah dan yang benar, jika mereka melakukan kesalahan bukan karna mereka khilaf atau mereka tidak sadar, mereka sadar tapi mereka memang memilih untuk melakukan kesalahan.
"Ma." Panggil Bella dengan suara memelasnya yang langsung menarik perhatian semua orang.
"Kenapa? ada yang sakit?" Tanya Michelle dengan khawatir.
"Kau butuh sesuatu?"
"Minum?"
"Kau tak suka makanannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellathea (Vrene lokal) - END
FanfictionBella, model dan selebgram muda yang harus berjuang untuk dunianya. Third story