Bella kembali ke apartment dengan selamat meskipun sedikit terlambat karna ia masih shock dan terpaksa mengendarai mobilnya dengan pelan, ia tetap pergi membeli nasi padang karna bagaimana pun ia tetap harus makan.
"Mbak makan aja sendiri, Bella mau istirahat sebentar." Ujar Bella dengan pelan sambil berlalu menuju kamarnya, Susi hanya memandang majikannya dalam diam.
Bella yang sudah berada dikamar lantas langsung berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai tiba-tiba saja ia merasa gerah. Setelah selesai berganti pakaian ia lantas langsung menaiki kasur dan berbaring. Otaknya menyuruhnya untuk mengecek sosial media tapi ia sendiri takut jika membuka sosial media maka hanya akan membuatnya semakin terluka.
Berperang dengan pikirannya selama hampir setengah jam membuat Bella pada akhirnya mengecek sosial media yang telah lama ia tinggalkan, Bella bahkan harus membuka note didalam ponselnya untuk melihat ID dan password untuk akun sosial medianya.
Baru saja ia membuka kedua matanya sudah melihat foto kejadian tadi siang dimana dalam caption itu tertulis bahwa pria yang melindunginya tadi adalah pria yang ia rebut dari kakaknya, dari sana Bella menarik kesimpulan bahwa belum banyak yang tau jika pria yang dimaksud adalah Matteo juga kakaknya adalah Ana, Bella memang sangat tertutup untuk urusan background keluarganya.
Dengan jari yang ragu-ragu Bella menekan profil akunnya dan melihat posting-an gambar terakhir miliknya lalu melihat kolom komentar yang dipenuhi lebih dari 200ribu komentar padahal posting-an itu sudah lebih dari 4 bulan lamanya, tidak perlu Bella cek karna pasti berisikan komentar-komentar jelek.
Bella tidak kenal dengan pria yang tadi bernama Kendrick, tapi entah kenapa ia merasa terikat dengan pria itu, merasa bahwa pria itu bisa menjadi sandarannya, Bella lantas menggelengkan kepala "Sadar Bel, dia sudah bertunangan, tidak mungkin kau menyukainya, kau tidak pantas." Ucap Bella pada dirinya sendiri.
Lantas jari-jari Bella mencari akun kakaknya, ia hanya ingin memastikan jika orang tuanya dulu baik-baik saja, meskipun mereka tidak pernah menganggap Bella ada, tapi tetap saja Bella tidak bisa mengabaikan jika ia memang tumbuh di keluarga Halim, merekalah yang membesarkan Bella meskipun hanya dengan materi, Bella tidak bisa membayangkan jika seandainya dulu ibunya tidak menemukannya, bisa-bisa ia sudah meninggalkan dunia ini.
Bella sedikit menyesal telah mem-stalk akun kakaknya, karna disana terpampang sebuah foto hasil USG yang baru di posting beberapa saat yang lalu, bahkan sang kakak men-tag akun Matteo, luruh sudah air mata Bella.
Apa benar sudah tidak ada kebahagiaan untuk Bella? Jika sang kakak tidak hamil saja Matteo tetap memilih sang kakak apalagi sekarang sang kakak sedang hamil, anak Matteo pula. Pupus sudah kehidupan rumah tangganya yang ia kira akan indah, pupus sudah keluarga lengkap untuk anaknya, memang sepertinya ia harus menjadi ibu sekaligus ayah untuk anaknya kelak.
Bella kemudian mematikan ponselnya dan kembali berbaring sambil mengelus perutnya, air matanya masih mengalir tapi Bella sama sekali tidak terisak, ia menangis dalam diam. Bella memejamkan matanya berharap bahwa air matanya bisa berhenti namun malah mengalir begitu deras.
BELLATHEA
"Kau menghamilinya?" Tanya Dean sambil duduk di kursi kebesarannya memandang ketiga orang yang berada di ruangannya, Matteo, Liana, dan Anastasha.
"Benar dad, itu anakku." sahut Matteo tanpa ragu.
"Kau menghamili perempuan lain saat istrimu sedang hamil?" Aura yang Dean keluarkan sangat dingin bahkan sampai Liana sang istri pun hanya bisa duduk disamping Anastasha sambil memegang tangan wanita hamil tersebut.
"Dad, jika kehamilan Ana, aku yakin itu anakku, sedangkan pada Bella aku tak yakin." Jawab Matteo dengan yakin.
"Sudah berapa minggu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellathea (Vrene lokal) - END
FanfictionBella, model dan selebgram muda yang harus berjuang untuk dunianya. Third story