Bella hanya mampu diam saat sang nenek menamparnya dengan keras.
Semua kalimat serapah di keluarkan oleh Megan pada Bella, bahkan ia sudah menarik Bella untuk berdiri dari duduknya, dengan cepat ia menjambak, menarik, dan memukul-mukul rambut dan kepala Bella dengan emosi, tentu saja semua orang kaget namun tidak ada yang menghentikannya.
"Hentikan." ucap Dean dengan tegas dan sudah melepaskan tangan wanita tua itu dari kepala Bella, penampilannya sekarang sudah sangat kacau, namun ia masih tetap menunduk dan tak berani mengangkat kepalanya.
"Lepaskan aku, aku belum puas memukul gadis pelacur itu." ucap Megan dengan penuh kemarahan.
"Hentikan! Jika nyonya lupa, di dalam perutnya ada cucuku, dan aku tak segan-segan untuk melakukan apapun untuk melindungi cucuku." ujar Dean dengan tegas dan tajam, tatapan matanya benar-benar menakutkan, bahkan Megan yang sudah tua pun takut dengan tatapan yang diberikan Dean.
Dean melepaskan Megan dan langsung merapikan penampilan Bella sampai sebuah suara menghentikannya.
"Kau yakin itu anak Matteo?" Stella yang bertanya, ia masih shock dan pastinya tidak terima dengan pernyataan yang di sampaikan tadi.
"Aku memang mengandung anak Matteo." ujar Bella pada akhirnya dan mengangkat kepalanya menatap mereka satu persatu.
"Kau tidak punya buktinya, sayang jangan gegabah, dia seorang model, bahkan Matteo sendiri tidak percaya itu anaknya, bagaimana mungkin kau lebih percaya model itu daripada anak kita?" kali ini Liana yang bersuara setelah sekian lama diam.
"Justru karna aku tau anakku maka nya aku percaya bahwa dia benar mengandung cucuku." ucap Dean dengan sarkas. Bukannya apa, tapi tadi ia sudah melihat cctv di gedung apartment anaknya, di sana ia melihat bagaimana Bella membawa Matteo yang sedang mabuk di bantu dengan security, dan tepat ketika Bella sudah berada di luar unit apartment Matteo, pria itu menarik Bella ke dalam apartmentnya, ia bisa melihat dari cctv itu bagaimana Bella berusaha untuk lepas dari tarikan anaknya, sebelum akhirnya mereka berdua hilang di balik pintu. Dan baru Bella keluar pukul 5 pagi dengan pakaian Matteo dan penampilan yang kacau, ia juga melihat bagaimana Matteo mengusir Bella dari apartmentnya.
Karna itu juga Dean sangat percaya bahwa anak yang dikandung Bella adalah anak Matteo. Tidak perduli tentang asumsi orang lain mengenai Bella yang bekerja sebagai model ia tetap percaya bahwa Bella adalah gadis baik-baik yang di rusak masa depannya oleh Matteo, anak kandungnya.
"Maafkan aku." ujar Bella lagi, ia bahkan sudah berlutut di depan semua orang, tentunya mereka semua kaget, terlebih Dean, dengan cepat ia menarik Bella berdiri. Ayolah ini bukan kesalahan Bella semua, Matteo yang patut di salahkan disini.
"Maafkan aku, aku benar-benar bersalah tapi aku mohon, anak ku butuh seorang ayah." ujar Bella dengan lirih namun ia tidak menangis sama sekali, lebih tepatnya menahan tangisannya.
"Ayah, ibu, nenek, aku tau kalian tidak menyukaiku dan kehamilan ini membuat kalian semakin membenciku tapi aku mohon, anakku memerlukan ayahnya." Bella bahkan sudah menyatukan kedua tangannya seperti meminta ampun pada mereka semua.
Hidup dengan keluarga yang lengkap membuat Bella mempunyai mind set hidup dengan keluarga utuh saja membuatnya menderita apalagi jika harus hidup dengan keluarga yang tak utuh. Untuk itulah ia memaksa untuk menikah dengan Matteo, ia ingin anaknya kelak tumbuh dengan keluarga yang utuh.
"Mulai hari ini jangan pernah kembali ke rumah ini, kau bukan anakku. Sampai aku mati pun aku tak pernah merestui pernikahan kalian." tegas Andreas.
"Ayah." saat itulah tangisan Bella keluar.
"Jangan panggil aku ayah, aku bukan ayahmu. Tidak tau diri sekali dirimu."
"Ayah maafkan aku. Aku mohon." Bella menghampiri ayahnya dan hendak memegang tangan ayahnya namun segera di hempas oleh Andreas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellathea (Vrene lokal) - END
FanfictionBella, model dan selebgram muda yang harus berjuang untuk dunianya. Third story